NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Doa Untuk Ramlan

Ketika adzan maghrib berkumandang dan orang-orang sudah menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, para jamaah masjid yang diberitahu oleh Rojali bahwa di rumahnya akan mengadakan tahlilan. Mereka terlihat berbondong-bondong untuk ikut berbela sungkawa dengan mendoakan almarhum menantunya yang sudah wafat.

Suasana khidmat dan penuh kesedihan menyelimuti acara itu, Shakila terlihat menangis kembali menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam di hadapan para jamaah. banyak para ibu-ibu yang ikut menghadiri mereka menenangkan dan memberikan motivasi agar Shakila bisa Tegar menghadapi masalah yang sedang menimpanya. padahal dalam hatinya wanita itu hanya mengulum senyum Tak sabar ingin menikmati kebahagiaan bersama pria pujaannya.

Ketika adzan isya berkumandang, acara tahlilan pun selesai orang-orang yang Ikut mendoakan Mereka pun berpamitan dan berjanji akan terus mendoakan agar Ramlan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Sepeninggal para jamaah tahlil keluarga Rojali duduk di ruang tamu sambil menikmati cemilan-cemilan yang tadi disuguhkan kepada para jamaah, mengistirahatkan rasa lelah setelah seharian beraktivitas mengurus jenazah Ramlan.

"Kamu harus kuat tidak boleh bersedih lagia! Ibu yakin semua ini pasti akan ada hikmahnya." ujar Safa membuka pembicaraan memecah suasana Hening setelah keramaian menghilang. dia tidak bosan mengingatkan agar Shakila bisa kuat menahan cobaan yang menimpa.

"Ya Bu Shakila akan berusaha menjadi wanita kuat. ternyata masih banyak orang yang peduli dengan Shakila, buktinya para warga sini mereka datang berbondong-bondong untuk mendoakan dan menyemangati."

"Bagus kalau kamu memiliki pemikiran yang tegar. Bapak khawatir takut terjadi sesuatu yang buruk yang menimpamu, seperti tadi sore yang mengurung diri. untuk kedepannya kejadian yang seperti itu bapak harap tidak akan terjadi lagi, karena Bapak sangat khawatir takut kehilangan anak satu-satunya."

"Iya daripada membuat kita khawatir, mendingan kamu tinggal di sini saja. biarkan rumah peninggalan suamimu untuk dijadikan aset tambahan penghasilan, Siapa tahu saja ke depannya bisa disewakan."

"Maksudnya bu?" tanya Shakila menatap ke arah ibunya.

"Iya daripada kamu tinggal sendirian, mendingan kamu tinggal di rumah bareng Bapak dan Ibu, menemani masa tua kita berdua. karena ibu dan bapak hanya dikaruniai satu anak, ya itu kamu sendiri. jadi kalau kamu tinggal di sini maka kami tidak akan kesepian."

Mendengar tawaran dari ibunya, Shakila pun terdiam karena bukan itulah yang dia cita-cita yang memenuhi dada, tidak ingin diganggu oleh kehadiran orang tua. meski suaminya sudah meninggal Shakila ingin tetap tinggal di rumahnya sendiri, ingin fokus mengurus restoran Pram in the country yang menjadi angan-angan sejak lama.

"Maaf Ibu, Bukannya aku tidak mau membalas kebaikan kalian, tapi untuk sekarang aku lebih nyaman tinggal di rumahku sendiri. meski tidak ada suami tapi aku ingin mencoba Mandiri, tidak mau ada ketergantungan meski dengan kedua orang tua yang sangat menyayangi. jadi izinkanlah aku untuk tetap tinggal di rumahku.

"Kamu jangan memiliki pikiran seperti itu, karena ibu dan bapak selalu menyayangimu setulus hati. kami menyuruhmu tinggal di sini supaya kami tidak kepikiran dengan keselamatanmu."

"Aku bukan orang bodoh yang bisa berbuat Di Luar Batas kewajaran. aku masih ingin hidup karena masih banyak cita-cita yang belum tergapai."

"Meski begitu Kami tetap khawatir Kalau kamu tidak ada di bawah pantauan kami."

"Tenang saja ibu, bapak. Shakila akan mengunjungi kalian seminggu sekali. apalagi sekarang kehidupanku akan bebas tidak ada yang mengatur, Jadi kapan saja aku bisa datang menemui kalian. dan supaya bapak ibu tidak khawatir Shakila Tadi telat membuka pintu Shakila ketiduran, Shakila tidak sedang berbuat macam-macam." ujar wanita yang baru saja ditinggalkan oleh suaminya menangkan kedua orang yang sangat mengkhawatirkan akan keselamatannya. karena tidak menutup kemungkinan Ketika seseorang dihadapkan dengan masalah yang begitu berat, mereka bisa saja berbuat nekat dengan mengakhiri hidupnya.

Mendengar jawaban dari anaknya, Rojali dan Safa terlihat saling menatap seolah tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh anaknya. namun setelah terdiam agak lama mereka sadar bahwa Shakila bukan anak kecil yang harus diatur-atur kehidupannya, Shakila sudah bisa bebas menentukan pilihan tanpa intervensi dari siapapun.

"Jadi kamu tidak mau tinggal di rumah ibu?" tanya Safa dengan menatap lekat ke arah anaknya seperti ingin menembus isi dalam hatinya.

"Shakila bukan tidak mau tinggal di rumah ibu, tapi Shakila sekarang sudah dewasa. Shakila ingin hidup Mandiri karena ada banyak peninggalan Ramlan yang harus diurus. mulai dari restoran rumah dan yang lain-lainnya, yang jaraknya Lebih Dekat dari rumah yang aku tinggali sekarang."

"Benar kamu harus bertanggung jawab dengan peninggalan suamimu. tadinya Kami menawarkan kamu tinggal di rumah kembali Supaya kamu tidak kesepian dan memiliki teman untuk mengobrol. tapi kalau pilihanmu seperti itu orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik buat anaknya." Jawab Safa yang akhirnya luluh.

"Terima kasih atas pengertian kalian, besok Shakila akan kembali pulang ke rumah. Meski banyak kenangan yang tertinggal, Shakila tidak mau terlarut dalam kesedihan. Shakila harus secepatnya bangkit dan melanjutkan perjuangan Ramlan. banyak orang yang menggantungkan hidup dengannya, kalau tidak diurus nanti mereka akan terbengkalai.

"Kalau bisa jangan pulang besok nanti saja setelah selesai mengadakan acara tahlilan, karena tidak enak rasanya orang-orang yang tidak memiliki hubungan keluarga mereka datang untuk mendoakan. sedangkan keluarganya sendiri tidak ada."

"Masalah itu jangan khawatir besok Shakila akan datang untuk mengikuti acara tahlilan, aku tidak mau dicap sebagai istri yang tidak mengurus suaminya."

"Baiklah kalau begitu kami akan mendukung semua keinginanmu." jawab Safa sambil memeluk kembali anaknya mendaratkan kecupan lembut di rambut panjang yang tergerai.

Mereka bertiga terus mengobrol membahas kebaikan-kebaikan Ramlan yang sudah meninggal dunia akibat ditabrak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, untuk menghibur kesedihan yang memenuhi dada. setelah agak malam Shakila pun berpamitan untuk mengistirahatkan tubuh yang terasa adalah setelah seharian sibuk mengurus jenazah suaminya.

Sesampainya di kamar, Shakila membaringkan tubuh di atas kasur matanya menatap ke arah langit-langit, khayalannya mulai terbang menembus antariksa membayangkan bagaimana semakin cantik dirinya ketika mengurus sebuah restoran yang sangat mewah. para pengunjung akan berdecak kagum ketika mengetahui bahwa pemilik restoran adalah wanita yang sangat cantik dan penuh kharismatik.

"Aku sudah tidak sabar ingin mengurus restoran mewah itu karena sudah sejak lama aku menginginkannya. Baru kali ini setelah suamiku meninggal aku bisa leluasa menguasainya. Aku akan merubah semua interior-interior yang sangat kuno dengan interior yang megah dan menawan, supaya orang-orang yang berkunjung merasakan pengalaman yang luar biasa ketika makan di restoranku." gumam Shakila yang lebih memilih memikirkan tata cara mengelola restoran dibandingkan memikirkan Siapa pembunuh suaminya.

Wajah wanita itu yang semula bersedih ketika bertemu dengan orang lain, ketika sendirian wajahnya dipenuhi dengan senyum puas penuh kemenangan. kematian suaminya tidak sedikitpun membuatnya merasa bersedih, yang ada sangat bersyukur karena tidak akan ada lagi orang yang akan menyakitinya.

"Akhirnya aku bisa terlepas dari cengkraman orang yang sangat kasar dan sangat kejam, beruntung kamu sudah mati sehingga aku bisa menguasai seluruh hartamu." yang entah sadar ataupun tidak Shakila bergumam seperti itu.

Kring, kring, kring.

Sedang asyik mengantar lamunan tiba-tiba teleponnya berbunyi, Shakila yang merasa malas dia membangkitkan tubuhnya kemudian melihat Siapa yang menelpon malam-malam.

"Iya Sayang, selamat malam." jawab Shakila dengan suara yang sangat manja seperti merasa bahagia mendapat telepon darinya.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!