NovelToon NovelToon
Bosku Playboy Bucin

Bosku Playboy Bucin

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Playboy / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:313.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Moza merasakan hari pertama magang seperti sebuah bencana karena harus berurusan dengan atasannya. Tugas yang dia terima terkadang tidak masuk akal dan logika membuatnya emosi jiwa. Sadewa, produser Go TV. Dikenal sebagai playboy karena pesonanya membuat banyak wanita berada di sekitar hidupnya.

===

“Jangan suka mengumpat di belakangku, mana tahu besok malah jatuh cinta.” Sadewa Putra Yasa.

=====
Kelanjutan dari Bosku Duda Arogan dan Bosku Perawan Tua.
Follow IG : dtyas-dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 ~ Bertemu Camer (1)

Dua hari tidak bertemu meskipun komunikasi lewat pesan dan panggilan telepon jalan terus, tetap membuat Dewa merindu. Sore ini dia sudah duduk ganteng di ruang tamu rumah Arya. Berbincang dengan Sarah menjelaskan persoalan kemarin.

“Om Arya kemana Tan?”

“Keluar kota, tau sendiri usaha properti ‘kan bukan hanya di Jakarta saja.”

“Owh iya, ya. Saya mau ada bicara serius dengan Om Arya dan tante Sarah, mungkin tunggu beliau pulang.”

“Tentang apa nih? Kalau masalah saya jadi investor ‘kan sudah jelas ya.” Sarah penasaran dengan rencana pria di hadapannya.

“Bukan tante, bukan masalah bisnis. Masalah masa depan dan penting banget ini. Malah bagi saya ini seperti urusan hidup dan mati,” ungkap Dewa dan membuat Sarah semakin bingung.

“Hidup dan mati? Seram banget sih.”

Obrolan Dewa dan calon mertua harapannya itu terjeda karena kehadiran Moza. Mengenakan setelan rumahan membuat gadis itu terlihat bersahaja, tapi tetap cantik.

“Sayang, duduk sini,” ajak Sarah menepuk sofa di sampingnya.

Dewa hanya tersenyum padahal ingin sekali menepuk pangkuannya untuk Moza duduk, dijamin ini adalah terakhir kali dia datang ke rumah itu.

“Dewa bilang masalah Mahalina sudah beres, tinggal tunggu keputusan wanita itu ingin minta maaf atau tidak. Mama tidak suka anak-anak mama direndahkan, kalau kamu dan Mada tidak bisa mengurus hal ini biar mama turun tangan.”

“Biar aku saja Mah, masalah kecil kok. Aku hanya minta dia minta maaf saja.”

“Oke, Mama masuk dulu. Nak Dewa, nanti makan malam sekalian ya.”

“Baik tante,” sahut Dewa.

Disuruh nginap juga saya siap kok. Apalagi kalau jagain neng Moza, batin Dewa.

“Apa sih Pak Dewa senyam senyum nggak jelas.”

“Jelas dong, orang aku senyum ke kamu. Kecuali aku senyam senyum di pinggir jalan, kayak ODGJ. Gimana nggak senyum kalau kesayangan aku ada di sini.”

“Gombal,” ejek Moza dan Dewa malah tergelak.

“Pindah sini dong, jauh-jauhan kayak lagi social distancing jaman pandemi.”

Moza hanya bisa menghela lalu mengerucutkan bibir karena apapun bisa dijadikan lelucon oleh pria di hadapannya. Pria yang sudah membuat jantungnya jedag jedug bahkan kadang qosidahan. Tak jarang pula wajahnya merona, mengingat ulah pria itu menggodanya.

Apalagi usaha Dewa membuktikan cinta dan mendepak uget-uget sampai ulet keket pun sudah terbukti. Tidak ada alasan bagi Moza untuk menolak pria itu, karena dia pun … sayang.

Duduknya pun sudah berpindah di samping Dewa.

“Ti-ati ada setan lewat,” ucap Mada yang baru saja pulang dan sudah tahu keberadaan Dewa dari mobil yang terparkir di carport.

Elo dong setannya, baru aja lewat.

“Baru pulang?” tanya Dewa basa-basi.

“Hm. Lanjut deh, tapi ingat ada kamera disitu,” ujar Mada menunjuk CCTV yang ada di ruangan. “Kalau nyerah lambaian tangan aja, nanti gue panggil security.”

Dewa terkekeh, hampir saja dia mau nyosor. Untung diingatkan oleh Mada, entah apa jadinya kalau ulah dia terekam cctv dan ditonton oleh Arya -- calon mertuanya.

“Jadi gimana?” tanya Dewa menyandarkan tubuhnya dan merentangkan kedua tangan di sandaran sofa, berharap Moza menjadikan tangannya sebagai tempat bersandar.

“Apanya yang gimana?”

“Ya kamu sayang, udah siap belum?” 

Moza mengernyitkan dahi berusaha mengingat apa yang sudah dilewati sampai tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Dewa. Masih buntu dia pun menoleh berharap ada clue untuk jawabannya.

“Siap untuk ….”

“Untuk jadi nyonya Sadewa, aku sih udah siap banget. Sumpah Za, dekat kamu nggak tahan. Rasanya mau meledak terus.”

“Dasar mesum,” ucap Moza sambil memukulkan bantal sofa ke pangkuan Dewa.

***

“Lo hutang cerita sama gue,” bisik Ema ketika mengantri lift.

Moza hanya mengedikkan bahu. Saat ini dia masih menjadi perhatian di Go Tv, setelah insiden dengan Mahalina. Apalagi artis karbitan itu belum juga memilih opsi yang disampaikan. Meskipun batas waktu yang diberikan adalah hari ini.

“Gue sih nggak percaya kalau lo menggoda Pak Dewa, mana mau dia digoda sama lo.”

“Rese,” jawab Moza lirih.

“Jadi bener lo sama Pak Dewa ….”

“Pagi sayang,” sapa Dewa lirih dan sudah berdiri di belakang Moza.

“Pagi Pak Dewa,” jawab Moza. Dewa tersenyum pada pegawai lain yang menyapa nya.

“Oh My God, kalian … ada hubungan?” tanya Ema lagi sambil berisik.

“Udah ah, nanti aja bahas masalah itu. Nggak enak didengar yang lain.”

Mahalina pun memilih opsi permohonan maaf dari pada menantang maut. Sebagian pegawai akhirnya tahu identitas Moza juga hubungannya dengan Sadewa. Tidak peduli akan respon suka atau tidak suka, baginya saat ini ia hanya sedang melaksanakan magang dan tidak peduli dengan sikap atau penilaian dari para seniornya.

Dewa semakin gencar membuat Moza semakin jatuh bangun dengan cintanya. Perhatian kecil dan pesan berisi gombalan receh berhasil membuat sang pujaan hati kadang merona dan terkekeh. Namun, masih ada ganjalan dari usaha keras Sadewa Putra Yasa. Arya dan Mada BImantara. Dua portal yang harus dilalui untuk bisa segera menghalalkan kekasih hatinya.

“Mama bilang malam ini  Pak Dewa mau bertemu Papa?”

“Hm,” jawab Dewa disela mengunyah makan siangnya.

“Ada masalah apa sih?” Moza khawatir kalau Dewa tiba-tiba memberikan kejutan yang membuatnya sakit jantung.

“Tidak ada masalah sayang. Hanya saja diusia aku yang sudah dewasa ini, kadang si Imin ingin dimanja sama kamu.”

“Si imin itu siapa? Anaknya Pak Dewa? Kok nggak pernah cerita kalau sudah punya anak.”

Dewa mendadak kenyang mendengar cecaran pertanyaan Moza, bagaimana mungkin gadis itu malah menduga ia sudah memiliki anak. Sedangkan proses pembuatan anak saja belum pernah dilakukan.

“Ya ampun Moza, aku belum punya anak, tapi si Imin ini bisa bikin kita punya anak. Mau kenalan sekarang?” tanya Dewa sambil mengerlingkan mata dan menunjuk ke arah tubuh bawahnya.

“Dasar omes!”

 

 

 

1
melting_harmony
Luar biasa
Vita Liana
lanjut lanjut
Vita Liana
pedes banget mlutnya
Vita Liana
wkwkwkwk
Ririn Nursisminingsih
semua karyamu udah a baca semua thor
Susilo Wati
wkwkwkwk 😆😆😆
Lies Atikah
si dewa pacaran nya suka celap celup jadi geuleuh kesan nya berengsek pantesan mada ga suka jadi kesel thor
fian widy
👍🏻
£rvina
belum tau kalian sapa Moza, tinggal telp... kelar karir kalian.. /Hammer/
Mei Mei
Luar biasa
Diana Budhiarti
alhamdulillah kelar, selamat thorrr, cerita dan alur ceritanya enak di baca dan ga berat jalan ceritanya... semangat terusss sukses ya
Sintia Dewi
pamannya moza yg ketemu brng opanya malah dikira sugar daddynya moza sama sadewa
Sintia Dewi
wkwkwk..gw suka nyesel tau klok gibah2an nimbrung nyesel gk nimbrung makin nyesel...takut2 omongan kita disampaikan makin panjang urusanya..mending jd pendengar yg baik/Proud/
Sintia Dewi
katanya gk mau yg kyk moza karna bosen msk sumur hidup liat yg mirip moza mulu lah krang standarnya kembaran masing2 aneh kalian ini/Facepalm/
Sintia Dewi
klok suka jngan gt dewa nantik moza bnetan keluar dr magang km klimpungan
Sintia Dewi
untung mahalina bukan mahalin* males bgt/Proud/
Emoy Yuon
Luar biasa
Titien Komariyah
bagus
Titien Komariyah
Buruk
Melda Herawaty
seruuu👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!