Aku adalah anak piatu dengan 2 orang adik. Nama panggilanku tata. hidup yang penuh penderitaan dan hinaan. usiaku saat ini barulah 15 tahun, masa remaja yang harusnya manis tapi tidak bagiku, kelas IX Tepatnya.
plak
suara tamparan dari ayahnya tata dapatkan kini.
"Dasar anak malas" ucapnya dengan badan mau alkohol dan sudah sempoyongan berjalan.
plak
sekali lagi didapat tata tamparan ayahnya. "LAPAR ayah!" perintahnya. Tanpa tau perasaan anaknya itu selalu saja yang dilakukan kekerasan fisik.
"sudah berani melawan sekarang hah kamu" marah ayahnya itu saat tata membawa botol kosong yang sudah ia pecahkan. Tidak ada kata yg di ucap, hanya marah dirasa tata.
"belum puaskah ayah menyakitiku selama ini" tangisnya saat malam tiba. Bagaimana dengan kalian jika tanpa aku adikku semua yang ku sayang.
Bagaimanakah nasib Tata dengan adiknya yang tinggal ayah sering menyiksanya dan jadi korban bullyling disekolahnya.
Akankah tata bisa melewatinya, atau justru menyerah?
semoga suka 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 Tahun kemudian
Waktu liburan mereka telah usai, dan perjalanan liburan di Bali hanya mereka lakukan selama 4 hari. Dan di habiskan liburan kembali dengan keluarga Lana. Tujuan Singapura di sana selama seminggu penuh, sesuai ke inginan kedua adiknya yang ingin berlibur di tempat itu. Di manjakan dengan berbelanja, hidangan yang membuat perut rasanya ingin di santapnya langsung, tempat rekreasi yang menjadi favorit kedua adiknya itu.
Hotel yang mewah dan segudang fasilitas diberikan, kini saatnya kembali kesekolah.
*
Waktu berjalan dengan cepat, bahagia Tata dan adik adiknya dalam keluarga Gunawan. Kasih sayang, pendidikan, fasilitas mewah, bahkan hidup nyaman. 8 tahun telah berlalu.
Tata berusia 25 tahun, dan sudah membangun butiknya sendiri. Yang baru satu tahun berdiri.
Dwi yang masih kuliah di luar negeri dengan jurusan bisnis management, di kampus yang sama dengan Lana dulunya.
Tiwi yang sudah kelas 3SMA dengan jurusan IPA, bercita cita sebagai dokter.
Lana sudah menggantikan posisi Daddy Karan di perusahaannya, CEO muda dan berpengaruh. Banyak tender yang sudah di dapatnya, para pesaingnya harus mengakui kehebatan anak dari pengusaha itu.
Hubungan Lana dan Tata berjalan tidak mulus selalu saja ada perdebatan dan pertengakaran, Lana yang pecemburu, sedangkan Tata yang cuek. Bahkan saat kedua di pisahkan jarak antara Paris dan Amerika, LDR membuatnya berpisah, memberikan waktu masing masing.
Tetap saja Lana yang mengalah dan kerap tiba tiba datang di kosan Tata, hanya sekedar melepas rindu dan mengakhiri pertengkaran diatara mereka.
Hingga akhirnya mereka kembali semuanya di mansion Gunawan.
Pada saat yang sama kebebasan ayah Bagus dari jeruji besi. Belum ada kabarnya hingga satu tahun setelah keluar dari sana.
"Assalamualaikum," salam Tata.
"Waalaikumsalam,"jawab Mommy Khansa.
"Cape, Sayang," ucap Mommy Khansa.
"Iya, Mom. Di galery akan ada fasion show yang akan di ada kan bulan, mau tidak mau butik sangat sibuk," ucap Tata sambil memeluk Mommynya.
"Apa perlu bantuan, Mommy?" Tanya kembali Mommy Khansa.
"Tidak, Mom. Aku masih bisa," jawab Tata.
"Sini, diam dulu," pinta Mommynya.
Mommy Khansa memijat punggung Tata yang tampak lelah, dan juga kepalanya. Sangat enak pijatannya itu, hingga matanya di pejamkannya sesaat menikmati sentuhan.
"Sudah pulang, Ta," ucap Lana yang baru menghampiri mereka.
Tata langsung membuka matanya dan menganggukkan kepalanya saja. Sayang untuk di lewatkan pijatan lembut dan bisa menghilangkan rasa lelahnya.
"Bagian kakimu biar aku yang lakukan," ucap Lana yang duduk dan langsung mengangkat kaki Tata.
"Tidak usah, Lan," jawab Tata.
"Tidak ada penolakan," ucap Lana.
Begitulah Tata sangat di manja oleh mereka. Walau Tata sudah menolak tapi tetap saja Lana akan melakukannya.
"Kapan kalian akan menikah? Mommy juga pengen liat kalian bersama terus pengen juga punya cucu," Tanya Mommy Khansa dan langsung Tata membalikkan badannya.
"Aku sih, Mom. Bisa kapan saja, hanya Tata yang bisa memutuskan hal itu bisa terwujud dengan cepat," ucao Lana.
"Jangan sampai Lana di ambil orang lain dulu loh, Ta," ucap Daddy Karan yang ikut bergabung disana.
"Bukan begitu, Mom, Dad. Tapi-"ucap Tata terputus.
"Apa?"Tantang Lana.
Tata tersenyum dan tidak bisa menjawab lagi.
Tata yang di tarik Lana yang di tidak malu untuk memeluk sang pemilik hatinya itu.
"Ayolah, Sayang," ucap Lana yang membisikkan ke telinga Tata.
"Tunggu apa lagi? Bagaimana jika setelah acaramu selesai kita adakan pertunangan kalian dan tiga bulan kemudian menikah?" ide Daddy Karan.
"Tidak, Dad, langsung saja menikah, setelah acara Tata. Mommy sudah menuruti semuanya. Jangan sampai di tunda lagi," tolak Mommy Khansa.
"Aku ikut Mommy, lebih cepat lebih baik," ucap Lana.
"Itu sih mau mu,"ledek Tata.
"Tapi senang juga kan," ucap Lana.
"Ok begitu saja, sesuai dengan yang di ucapkan Mommy." putusan dari Daddy Karan.
"Untuk semuanya biar Mommy dan Daddy yang atur, kalian lakukan seperti biasa saja," pinta Mommy.
"Tapi aku belum jawab loh, Mom. Mau atau ga nya?" protes Tata.
"Udah mau aja, dari pada panjang omelan Mommy," bisik Lana.
"Protes, Ta?" Tanya Daddy.
"Ga jadi, Dad. Baiklah Tata ikut saja," ucap Tata akhirnya menyetujui langkah untuk ke pelaminan.
"Aku masuk dulu, mau bersih bersih," ucap Tata yang sudah akan berjalan ke kamarnya.
Setelah badannya sudah wangi dan berganti dengan baju tidur. Kaos polos yang over size dan celana pendek.
Tok!
Tok!
"Mommy," ucap Tata.
Saat membuka pintu ternyata Mommy Khansa ada di depan pintu kamarnya.
"Masuk, Mom,"pinta Tata.
"Duduk, Mom. Ada apa?" Tanya Tata. Setelah pintu di tutup dan duduk di sofa kamar berdua.
"Apa yang membuatmu selalu mengulur waktu? Katakan pada Mommy, Mommy tau jika ini tidak sederhana di lihat," Tanya Mommy Khansa. Batin seorang ibu tidaklah bisa di sangkal, walau tidak yang melahirkannya tapi sudah 10 tahun bersama. Hafal yang menjadi sifat dan karakternya.
Tata yang masih enggan awalnya untuk menceritakan, tapi melihat sosok Mommy di depannya sangat perhatian dan penuh kasih sayang seperti Ibu Kinar, ibu yang melahirkannya kedunia ini.
"Mom, aku takut pernikahan, bukan tidak percaya pada Lana. Tapi," terhenti ucapan Tata.
Mommy Khansa yang masih setia mendengarkan dan menunggu semuanya dari Tata.
"Tapi aku takut gagal seperti ayah lakukan pada kami, memang terdengar konyol. Itu tidak bisa aku lepaskan begitu saja, Mom," ucap Tata yang memegang tangan Mommynya dengan wajah Tata tergambar jelas trauma nya.
"Sini, Mommy peluk," ucap Mommynya.
Dalam pelukannya itu yang hangat, Mommy memberikan sebuah kata yang akan menyakinkan Tata ke jenjang pernikahan.
"Bila traumamu membuat hidupmu tidak nyaman bahkan menghancurkan hubunganmu dengan Lana , itu harus di obati, Sayang. Karena hal itu ada padamu yang akan menjalani hidup rumah tangga berdua kelak. Andai saja bukan dengan anak Mommy, Lana, Mommy pun akan mengatakan hal yang sama. Maukah ke psikiater?" Ucap Mommy.
"Apa aku benar benar sakit itu, Mom?" Tanya Tata yang masih dalam pelukannya.
"Kepastiannya bukan pada Mommy tapi pada ahlinya? Apa salahnya kita kesana," ajak Mommy Khansa.
"Baiklah, Mom," jawab Tata.
"Mommy ingin yang terbaik untukmu, Sayang. Walau kalian bukan lahir dari rahimku. Tapi rasanya kalian anak kandungku, Sayang," ucap Mommy.
"Kami sangat beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga ini, Mom. Apa jadinya kami dulu tanpa bantuan dari keluarga ini. Terima kasih, Mom." ucap Tata.
Keduanya saling menitikkan air mata, air mata bahagia. Saling mengisi satu sama lain, menjadi pelengkap keluarga ini.
...****************...
Hi semuanya.
Sudah masuk Bab Tata yang dewasa ya.
Simak kisahnya yang akan lebih banyak masalah yang terjadi.
Bantu like ya.
