NovelToon NovelToon
Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nervayana

Aku tidak pernah menyangka bahwa hati ini telah jatuh dan memilihmu. Bahkan aku tidak punya rencana sedikit pun bahwa aku akan jatuh cinta padamu.

Pandangan pertama ini seolah mampu menghipnotis ku. Entah datang nya dari mana rasa ini, seolah ia tumbuh tanpa ku minta.

Aku sempat meragukan diriku untuk bisa mendapatkan hatimu. Sehingga rasa yang kumiliki tanpa ku sangka kau juga memiliki nya.

Hingga terjalin kasih antara kita, mengukir hari dengan penuh makna atas hadirmu karena penyemangat ku.

Kita pernah bermimpi bahwa kita kelak akan menjadi keluarga yang bahagia. Kita juga pernah membayangkan kita akan memiliki buah hati berapa. Sejauh itu bukan impian kita.

Tapi kenyataanya apa?

Aku meraung, menangis, dan meratapi nasibku. Seolah tidak ada perempuan lagi di dunia ini selain dirimu. Kita terbiasa bersama bukan, terbiasa dengan bertukar kesedihan, canda dan tawa. Tapi sekarang rasanya memang kosong tak ada dirimu, rasanya berbeda semenjak dirimu memutuskan pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Margaretha kembali

Kali ini ia benar-benar geram, ia membayangkan bagaimana nasib Ariana jika itu semua sampai terjadi. Maka tidak ada ampun juga bagi orang yang ingin menyakiti keluarga nya.

''Siap bos, nanti akan kita pulang kan anaknya dalam keadaan seperti yang akan mereka buat dengan nona Ariana.''

''Bagus, ya udah buruan balik. Gue mau masuk,'' usir Abimana pada assisten andalan nya.

Abimana pun segera masuk ke kamar dengan membawa piring, sendok, dan juga air mineral.

''Dek, ini nasi gorengnya.''

Melangkah ke arah istrinya yang tengah membaca novel. Entah kenapa Revita biasanya tidak pernah memiliki keinginan untuk makan apapun, sekalipun ingin biasanya masih bisa ia tahan. Namun kali ini sekali ingin, seperti ingin sekali makan. Padahal kalau di pikir ini sudah bukan jam makan apapun.

''Makasih mas,'' ucapnya bahagia setelah apa yang ia inginkan di dapat kannya.

Abimana nampak tersenyum dan mengangguk, ia merasa heran terhadap istrinya. Padahal Revita adalah orang yang selalu menjaga makannya, jika sudah lewat malam ia tidak akan memakan apapun. Tapi kali ini ia makan nasi goreng di tengah malam.

''Mas, ini bukan nasi goreng Solaria. Rasanya beda, coba rasa.''

Revita menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut Abimana. Abimana yang tak pernah suka makanan atau masakan luar pun hanya mengangguk. Karena ia tidak pernah tau rasa nasi goreng Solaria.

''Coba mas telpon Fian dulu, tadi dia yang belikan.''

Ucap Abimana yang beranjak dari duduknya, ia nampak murka sama Fian. Pesanan yang ia pesan tidak sesuai.

''Mas, udah nggak usah. Revita sudah tidak ingin juga,'' ucapnya mencegah suaminya.

Abimana nampak mengangguk namun ia tetap akan menelpon Fian untuk memberi peringatan.

Sedangkan Fian yang sedang duduk menikmati rokok di balkon kamarnya nampak gusar mendapatkan panggilan dari Abimana.

''Kenapa bos,'' ucapnya dengan Abimana yang menelpon nya.

''Kau beli nasi goreng di mana?'' ucap Abimana nampak garang.

''Hehe ... Di tempat lain bos, Solaria tutup,'' ucapnya sambil menggaruk kepalanya.

''Lain kali apa yang minta jangan lain yang di beli,'' ucapnya pelan namun penuh penekanan.

Abimana langsung mematikan telpon nya, dan merapikan nasi gorengnya untuk di bawa kembali turun.

''Maaf ya kalau tidak sesuai, kalau Revita mau biar mas belikan lagi,'' ucap Abimana yang merapikan nasi gorengnya sambil melirik ke arah istrinya.

''Sudah mas, kita tidur saja. Revita juga sudah ngantuk.''

''Mas bawa ini dulu ke bawah.''

''Sini Revita bantu.''

''Jangan, tidurlah istirahat. Biar mas yang bawa.''

Ucapan Abimana dan perhatian Abimana hari ini terasa hangat bagi Revita. Ia juga melihat ada perubahan pada suaminya, bahkan malam ini Abimana tidak pergi kemanapun.

Padahal tadi pagi sempat terjadi salah paham. Apa karena kehamilan nya ini membuatnya perhatian pada dirinya. Revita pun naik ke tempat tidur dan merebahkan dirinya, tidak mau memikirkan hal-hal yang nanti akan membuat kandungan nya Kenapa-kenapa.

Saat kembali ke dalam kamar ia sudah mendapati istrinya tidur. Abimana pun membersihkan dirinya dan segera menyusul istrinya untuk tidur.

Ia masuk kedalam selimut dan memeluk istrinya yang tengah tertidur. Abimana juga mencium kening dan mengelus pipinya sambil memejam kan mata.

Revita merasakan saat Abimana memeluknya, ia pun hanya diam pura-pura tertidur tanpa membuka mata.

Saat bangun di pagi hari Revita sudah mendapati suaminya siap untuk berangkat kerja. Ia melihat Abimana tengah duduk memainkan ponselnya, ia tak sadar kalau istrinya sudah bangun.

''Mas, maaf Revita telat bangun,'' ucapnya sambil mendudukkan dirinya.

Abimana hanya membalasnya dengan senyumnya, ia menyimpan ponselnya dan melangkah ke arah istrinya.

''Ini masih pagi sayang, mas mau ketemu sama klien karena Ariana belum bisa masuk. Jadi mas pagi-pagi sekali harus berangkat,'' tutur Abimana yang sudah duduk di depan sang istri.

''Jadi kamu nggak telat bangun kok, perjalanan 2 jam ke tempat tujuan, belum lagi nanti macet, makanya mas sudah siap-siap, '' tutur Abimana kembali menjelaskan.

''Jaga anak kita baik-baik ya, walau kamu tak pernah mencintai papanya,'' ucapnya lirih sambil mengelus perut istrinya yang masih rata.

''Mas, jangan bicara seperti itu terus, hargai perasaan Revita yang ingin juga menjadikan pernikahan bahagia selamanya. Kita sudah menikah mas, tolong jangan pernah bicarakan lagi masa lalu Revita.''

''Baiklah, mas berangkat dulu,'' ucap Abimana datar.

Abimana pun mencium kening Revita dan berlalu pergi meninggalkan istrinya. Pikiran Abimana masih berkecamuk perihal cinta istrinya pada dirinya.

''Kenapa gue harus mikirin hal itu,'' batin Abimana yang kembali sadar kalau ia ternyata sudah terang-terangan mencintai Revita.

Walau sebenarnya ia, namun Abimana masih gengsi mengakui.

Saat Abimana mau menancapkan gas mobilnya ponsel yang ada di dalam sakunya berdering.

''Kak Marga,'' gumam Abimana.

''Iya Hallo kak,'' ucap Abimana.

''Bi, kakak di bandara nih. Jemput ya,'' ucap Margaretha di sebrang telpon sana.

''Hah, kakak sudah di indo? Kenapa nggak bilang-bilang kalau pulang sih kak,'' gerutu Abimana.

''Udah buruan jemput kakak, nggak usah banyak tanya.''

''Tapi kak, Abimana ada meeting sama klien penting pagi ini.''

''Tumben kamu sendiri berangkat, mana Ariana?'' sungut Margaretha yang tidak mempercayai apa yang di katakan oleh adiknya.

''Ariana sakit kak, kakak naik taksi aja lah.''

''Oke baiklah,'' Margaretha pun menutup telponnya dan ia buru-buru memesan taksi online.

***

Setelah kepergian Abimana, Revita masih belum beranjak dari kamarnya.

Ia teringat kembali pada masa lalunya yang kini masih selalu membayangi nya. Dalam mimpi maupun sadar, ada kerinduan yang begitu menyakitkan.

POV Revita

Tuhan ...

Saya ucapkan terimakasih karena telah menitipkan cinta yang luar biasa pada seseorang. Sehingga saya bisa merasakan cintanya yang begitu tulus pada saya.

Dia yang selalu menerima segala kesalahan ku, dia yang selalu meminta maaf atas kesalahanku, dia selalu bicara lembut padaku.

Dia yang memiliki segala maaf dan sabar yang tiada habisnya.

Dia yang mengajarkan saya titik tertinggi mencintai adalah sebuah keikhlasan.

Dia orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya namun menjadi orang yang paling berati dalam hidup saya.

Kehilangan nya menjadi bagian hal terburuk dalam hidup saya.

Melawan rindu, dan belajar tanpanya sangat berat dan hampir membuat hidup saya ingin menyerah dan pasrah atas segala takdir yang bergelayut pada diri ini saat ini.

Takdir yang tidak pernah membawa kami akan bersatu, maka bantulah saya untuk rela.

Sebab ...

Melupakannya adalah sebuah keterpaksaan yang nyaris membuat saya membenci takdir yang saya jalani sekarang.

Tolong buat rasa ini sedikit mengikis, agar aku bisa menjalani hidup ini tanpa harus bayang-bayang dirinya.

Biarkanlah dia menemukan seseorang yang bisa mencintainya melebihi cinta saya bahagia.

Biarkan dia bahagia tuhan, dia tidak pantas untuk selalu di rundung kesedihan.

1
Juli Ana
lanjut
Nervayana: siap, masih sibuk di dunia nyata 🙏😁
total 1 replies
Juli Ana
aduhhh sapa ITU.. jangan bilang ITU mangan si abi
Juli Ana
ehhh.. kemarin bukannya Ariana uda dikantor Pas abimana pergi ke Kantor
Nervayana: Ariana baru ngantor setelah Anggar dari rumahnya 😊
total 1 replies
Juli Ana
please Sama Sama move on setelah ini y... kasihan pasangan masing masing.
tapi bener Rasa Yang tersisa, butuh waktu proses untuk semua ITU.
Juli Ana
up...please
Nervayana: siap kak 😊
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga di karya aku (Suamiku Preman)😅
Nervayana: siap kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!