Raisha (Istri Kedua Tuan Arvan)

Mendengar jawaban itu Raisha mematung pikiran nya blank dia bahkan tidak sadar saat Boy mulai menjalankan mobil nya pikiran nya menerawang entah kemana namun lamunan nya buyar saat Boy mengajaknya bicara

"gimana elo percaya kan sama gue" tanya Boy dan Raisha hanya mengangguk jujur saja bibir nya terasa kelu untuk sekedar berbicara

"tinggalin laki laki itu sha dia udah punya istri mending kamu cari lelaki lain yang masih single" ucap Boy lagi dan Raisha langsung mendengus

"gak usah elo perintah juga pasti gue tinggalin" celetuk Raisha, mendengar jawaban itu Boy pun langsung menarik sudut bibir nya. Yess ada kesempatan. Batin Boy girang.

"gue cuman gak nyangka aja ternyata di balik semua perlakuan manis nya selama ini dia menyimpan racun yang sangat pahit Boy, kenapa di dunia ini gak ada lelaki yang baik sih" ucap Raisha sambil menangis

"bukan gak ada sha, tapi kamu emang bertemu dengan lelaki baik itu" ucap Boy, melihat gadis yang ia cintai menangis membuat ia tak tega kemudian ia menghentikan mobil nya dan meraih gadis itu dalam pelukan nya dia berusaha menenangkan gadis nya ini

"udah sha gak usah nangis lelaki kaya dia tuh gak pantas buat lo tangisin" ucap Boy

"siapa juga yang nangisin dia, aku tuh lagi nangisin diri sendiri karna aku tuh selalu sial dapet lelaki yang brengsek terus kaya kamu dan lagi ini ngapain main peluk aja" jawab Raisha sambil melepaskan diri dari pelukan mantan nya ini dan Boy hanya melongo mendengar jawaban gadis itu

"ya ampun jangan sama kan aku sama dia lah aku kan waktu itu khilaf sedangkan dia kan sengaja buat mainin kamu" kilah Boy

"sama aja inti nya sama selingkuh dan aku gak suka, udah cepet jalanin mobil nya gue mau pulang" perintah nya dengan galak dan membuat Boy pun pasrah karna menjadi pelampiasan emosi gadis ini

"iya pulang tapi marah nya jangan sama aku donk, aku kan udah bantuin kamu" ujar Boy dengan lesu

"iya makasih" jawab Raisha dengan ketus dan Boy hanya menghela nafasnya pasrah

.

.

Setelah sampai di rumahnya Raisha langsung masuk dan mengunci kamarnya dia tidak bisa berkata kata lagi sungguh hatinya sakit sekali bestie.

Mulai saat ini dia akan menjauhi laki laki itu dan fokus pada skripsi nya dan setelah itu ia akan mulai magang atau apalah dia bingung memikirkan nya.

Saat dia sedang melamun tiba tiba ponsel nya berdering dan nomor Aditya tertera disana, ada apa lelaki itu menghubunginya. Pikirnya.

"ada apa dit" tanya Raisha to the point

"tadi siang aku lihat kamu jalan sama Boy, emang kamu udah balikan sama dia" cecar Aditya

"ogah balikan sama dia emang gak ada cowok lain, tadi aku ada urusan sama dia lo kan tau sendiri papa gue kerja di perusahaan nya bokap nya dia jadi ya gitu" ucap Raisha dia mencoba menutupi masalah yang terjadi tadi siang mendengar jawaban itu Aditya langsung menghela nafas lega

"aku cuma khawatir sama kamu Sha, aku takut kamu akan disakiti dia lagi" papar Aditya

"iya lho tenang aja gue bisa jaga hati kok kalo sama dia lagian kan gue gak bakal baper sama dia okey" jawab Raisha yakin

" ya udah kalo gitu gue tutup telpon nya elo istirahat ya" ucap Aditya dengan lembut

"ya udah bye " jawab Raisha singkat kemudian ia memilih membuka laptop nya dan mengerjakan tugas nya namun selang beberapa menit ponsel nya kembali berdering tanpa melihat nomor yang menghubungi ia langsung mengangkat nya

"kenapa lagi si dit, gue ngerjain tugas ini ganggu mulu" jawab Raisha

"Arvan Sha, ini Arvan bukan Adit" jawab lelaki itu dengan dingin dan Raisha menghembuskan nafas nya kasar sejujurnya ia sedang males berdebat karna dia terlalu capek hatinya setelah kejadian tadi sore

"maaf mas" hanya kata itu yang terucap dari mulut Raisha dan Arvan diseberang sana menjadi geram

"temui aku di depan rumah kamu, sekarang juga" perintah Arvan dengan nada dingin kek kulkas 2 pintu

"baiklah" akhirnya ia pun hanya manut saja dan ia bergegas turun ke lantai bawah untuk membuka kan pintu rumah nya

"mau apa malem malem kesini" tanya Raisha dengan datar dan tanpa disuruh lelaki itu langsung memasuki rumah nya dan Raisha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian ia mengikuti langkah sang kekasih dan duduk bersebelahan di sofa

"apa ini sambutan ketika ada tamu yang datang" tanya pria tampan yang ada disebelah Raisha

"aku tak menyuruh mu datang" jawab nya dengan tenang

kemudian Arvan menoleh pada gadis nya ia perhatikan wajah sang kekasih dengan seksama dan ia perhatikan mata gadis itu yang menatap nya kosong tidak ada binar cinta seperti gadis itu memandangnya kemarin dan saat itu juga ia sadar bahwa ada sesuatu dengan kekasih nya

"ada apa sayang, kenapa kau bersikap seperti ini pada mas" tanya Arvan dengan nada bicara yang berubah menjadi lembut

"aku gak papa mas cuman capek aja" kilah nya pada lelaki itu

"jangan bohong sayang atau mas akan marah sama kamu, cerita sama mas apa ada yang kamu pikirkan" tanya nya lagi ia ingin jawaban yang jujur dari sang kekasih

"aku cuma gak enak badan ditambah tugas skripsi yang menumpuk membuat ku jadi kepikiran" mendengar jawaban kurang memuaskan itu membuat ia geram kemudian ia beranjak dari duduk nya dan melangkah menuju lantai atas dimana kamar sang kekasih berada Raisha tidak berniat mencegah ia hanya ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu kemudian ia melihat sang kekasih memasuki kamarnya dan meraih laptop nya kemudian ia membukanya dan ia terlihat sedang mengetik sesuatu

"apa yang kamu lakukan mas" tanya Raisha dengan malas

"aku akan membantumu mengerjakan tugas skripsi" jawab nya kemudian ia menepuk sofa di sebelah nya dan Raisha yang paham pun langsung duduk di sebelah nya

kemudian ia melihat sang kekasih begitu serius mengerjakan tugasnya sampai ia tak sadar bahwa dia tertidur di bahu sang kekasih dan Arvan pun sadar namun ia membiarkan nya hingga dua jam berlalu Arvan sudah menyelesaikan tugas Raisha kemudian ia menutup laptop dan meletakan nya di meja, kemudian ia menoleh pada sang kekasih yang tertidur di bahunya dengan sangat lelap.

Arvan membopong kekasih nya dan menidurkan diatas tempat tidur ia mengecup kening nya dan kemudian turun ke bibir nya dia kecup bibir manis itu dengan lama dan penuh kelembutan tanpa ia sadari ada seseorang yang melihat adegan tersebut dengan geram

"apa yang kamu lakukan disini"