Bukan Aku Pelakor Nya

Malam hari mama dora duduk di ruang tamu menunggu kepulangan para anak anak nya, Santi masih sibuk di dalam kamar. Entah apa yang sedang ia kerjakan sejak mahgrif tadi.

Aliska yang pertama pertama kali datang dengan wajah lesu, Rasa nya hari ini liska sangat lelah dan kepansanan.

"Assalamualaikum ma." Liska menyalami tangan mama dora.

"Walaikum salam, Tumben malam banget pulang nya lis?" Tegur mama dora.

"Tadi jalan dulu sama teman teman, Enggak enak nolak terus." Sahut liska.

Sedang mereka berbincang, Mobil kim masuk kehalaman parkir. Wajah nya sudah tidak bersahabat sama sekali, Bisa di bilang kim tidak pernah tersenyum jik berada di rumah.

"Aku masuk kamar dulu ma." Pamit liska cepat menghindari pertengkaran.

Mama dora mengangguk karena sibuk memperhatikan kim, Sementara kim berjalan gontai memasuki rumah nya.

"Tumben agak sore pulang nya kim?" Sapa mama dora basa basi.

"Iya."

Hanya satu jawaban yang keluar dari mulut kim, Selebih nya ia hanya diam menuju kulkas mengambil air mineral dingin.

"Duduk sama mama dulu nak, Kita sekarang jarang ngobrol." Ajak mama dora.

"Aku lelah ma, Lagi pula tidak ada yang perlu di obrol kan." Tolak kim.

"Ada banyak nak, Ayo lah sebentar saja." Paksa mama dora.

Sebenar nya kim sangat malas dengan obrolan ini, Karena topik nya hanya santi dan santi saja. Otak kim seakan mau meledak, Tapi kasihan juga melihat mama nya yang memelas.

"Mama tahu kamu marah kim, Tapi mama berbuat demikian untuk kebaikan kamu." Ucap mama dora.

"Tolong lah ma, Aku malas membahas nya." Kim berkata pelan.

"Kita harus membahas nya sampai tuntas malam ini kim, Mama tidak mau kesalah pahaman antara kita terus berlanjut." Kekeh mama dora.

Kim diam sambil menghembus kan asap rokok nya keudara, Sebenar nya kim tidak merokok jika sedang senang. Ia menjadikan rokok sebagai pelampiasan nya saja saat hati gundah.

"Ini kan sudah hampir sebulan kamu menikah dengan santi, Tapi kamu sama sekali tidak pernah memberi nya uang belanja atau pun nafkah batin. Kamu berdosa kim." Ujar mama dora.

"Itu mama! Mama yang berdosa karena sudah mencebur kan aku kedalam jurang nestapa ini." Sahut kim.

"Mama berbuat ini demi kebaikan kita semua kim." Seru mama dora.

"Kebaikan santi tepat nya, Untuk ku sama sekali tidak ada kebaikan nya! Aku dan lea adalah korban kalian berdua." Cetus kim.

"Belum tentu lea itu mau mengurus mama yang penyakitan ini kim." Mama dora mencari alasan.

"Itu hanya alasan untuk menutupi kesalahan mama, Toh ada juga perawat yang akan merawat mama jika lea tidak mau! Sekarang itu hanya tinggal manusia nya saja ma." Sergah kim.

Terdiam mama dora karena tidak bisa membantah ucapan putra nya, Santi yang keluar dari kamar langsung membuat kopi untuk suami nya.

"Ini kopi nya mas." Santi meletak kan cangkir di meja.

Kim cepat memegang tangan santi, Pertama kali nya santi mendapat sentuhan selembut ini dari suami nya. Karena selama ini kim terus memberontak jika akan di sentuh.

"Tampak nya kau memang sangat bebal ingin jadi istriku." Seringai kim.

"Cinta ku padamu tulus mas, Hanya saja aku penuh kekurangan." Jawab santi merendah.

Mama dora pura pura tidak melihat karena malu, Dalam hati nya bersorak senang melihat perubahan kim pada istri nya.

Byuurrr.

"Aarrkkh panas!" Jerit sakit.

Kopi yang baru saja ia suguh kan malah di tuang kan oleh kim ketangan santi, Tentu saja menjadi melepuh dan kulit santi berubah kemerahan.

"Apa yang kau lakukan kim?!" Teriak mama dora.

"Mama sudah melihat apa yang ku lakukan." Jawab kim santi.

"Huhuhu, Kamu tega sekali padaku mas." Santi menangis.

"Kalian yang tega padaku, Kebahagian ku lenyap karena ulah kalian bangsaat." Teriak kim.

"Abang!"

Aliska keluar dari kamar ketika mendengar kegaduhan, Ia berusaha menenang kan kim yang tampak sangat marah.

"Istirahat saja di kamar bang, Ayo liska antar." Ajak aliska menarik abang nya.

"Kau diam saja di situ sialan." Bentak liska ketika santi bangkit ingin ikut masuk.

"Tapi aku perlu kekamar mengobati tangan ku liska." Ujar santi.

"Abang kekamar ku saja, Nanti aku tidur sama kak al." Ujar liska.

Kim menurut masuk kedalam kamar liska saja, Jika ia masuk kekamar nya. Maka masih akan terus emosi, Karena santi yang terus membuntuti nya.

...****************...

Kalea menatap barang barang yang kim belikan untuk nya, Banyak kenangan yang sudah tersimpan dengan pria itu. Pria yang selalu baik dan sigap melindungi nya.

Hari ini lea pulang kemansion untuk membuang beban yang menghimpit dada nya, Tapi masih saja terasa sesak. Apa pun yang ia pegang selalu mengingat kan tentang kim.

"Jangan menyiksa ku begini wahai hati, Lepas kan lah jika memang tidak bisa aku menampung kesedihan ini." Lirih lea menatap foto kim yang terpajang.

Terasa rumit karena hati dan otak tidak bisa di ajak kerja sama atau selaras, Hati lea hanya ingin bersama kim saja.

"Kakak."

Gadis berumur dua puluh tahun masuk kedalam kamar kalea, Dia adalah zahra anak nya gion dan gina. Lea tersenyum ketika melihat adik sepupu nya datang.

"Apa kakak masih saja galau?" Tanya zahra memberikan sekaleng bir.

"Kau ini selalu minum." Ujar lea mengambil bir nya.

"Aku tau kakak sedang muram, Minum ini agar plong." Tukas zahra.

Zahra mengamati foto foto yang tersusun rapi di dalam album, Selalu ada saja kim yang bersama lea. Seperti nya tiga tahun ini lea dan kim sudah melewati banyak hal.

"Aku jadi takut jatuh cinta jika begini, Rasa nya cinta selalu mencekik orang." Keluh zahra.

"Di balik rasa sakit pasti ada keindahan nya juga, Tapi seperti nya aku sekarang hanya tinggal menikmati rasa sakit." Ujar lea.

"Parah nya kau malah menikmati rasa sakit itu." Timpal zahra.

"Andai saja aku di lahir kan tanpa rasa cinta, Mungkin aku tidak akan tersiksa begini." Lea berandai andai.

Tertawa zahra mendengar ucapan kakak nya, Niat hati datang kemari untuk menghibur. Malah diri nya yang di hibur kalea.

"Nge grils yuk kak." Ajak zahra.

"Kakak enggak selera makan ra." Tolak kalea.

"Oh aku tau tempat makan yang sangat enak, Di sana juga banyak pria tampan nya." Zahra mencari kan lokasi.

"Lain kali saja lah." Lea enggan.

"Sekarang saja, Aka laper banget kak." Paksa zahra.

"Makan di rumah saja, Tuh banyak makanan." Lea menunjuk meja di kamar nya.

Zahra menggeleng kan kepala, Ia menarik paksa agar lea mau pergi mencari makanan. Sial nya zahra malah memilih naik motor beat nya.