NovelToon NovelToon
Bukan Karena Tak Cinta

Bukan Karena Tak Cinta

Status: tamat
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Tamat
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Novia Anwar adalah seorang guru honorer di sebuah SMA negeri di kota kecil. Gajinya tak seberapa dan selalu menjadi bahan gunjingan mertuanya yang julid. Novia berusaha bersabar dengan semua derita hidup yang ia lalui sampai akhirnya ia pun tahu bahwa suaminya, Januar Hadi sudah menikah lagi dengan seorang wanita! Hati Novia hancur dan ia pun menggugat cerai Januar, saat patah hati, ia bertemu seorang pria yang usianya lebih muda darinya, Kenzi Aryawinata seorang pebisnis sukses. Bagaimana akhir kisah Novia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gengsi Dan Permohonan Bantuan

Pagi itu, suasana di kantor Kenzi terasa berbeda dari biasanya. Setelah insiden penjemputan paksa Diana, Kenzi tahu akan ada pihak lain yang datang menemuinya. Tak lama kemudian, sekretarisnya mengabarkan bahwa Pak Marzuki, Kepala Sekolah SMA tempat dulu Novia mengajar, ingin bertemu dengannya. Kenzi mempersilakan.

Pak Marzuki masuk ke ruangan Kenzi dengan wajah tegang dan sedikit memucat. Ia duduk di kursi yang ditunjukkan Kenzi, terlihat jelas sekali kalau ia dalam tekanan.

"Selamat pagi, Bapak Kenzi," sapa Pak Marzuki, mencoba terdengar tenang.

"Pagi, Pak Marzuki," balas Kenzi, nadanya ramah namun tegas. Ia tahu tujuan kedatangan Pak Marzuki.

Pak Marzuki menghela napas panjang. "Bapak Kenzi, saya datang ke sini terkait masalah istri saya, Bu Desi." Ia menatap Kenzi dengan tatapan memohon. "Saya... saya ingin meminta Bapak Kenzi untuk mencabut laporan pada istri saya."

Kenzi menatap Pak Marzuki lekat-lekat. "Pak Marzuki, Anda tahu betul apa yang sudah dilakukan istri Anda. Dia sudah berkali-kali membuat keributan di lingkungan sekolah, menghina guru saya."

"Saya tahu, Bapak Kenzi. Saya sangat menyesal atas perilakunya," kata Pak Marzuki, suaranya dipenuhi penyesalan. "Dia memang keras kepala dan suka emosi. Tapi, saya mohon, Bapak. Jangan sampai ini berlanjut ke jalur hukum. Kasihan dia, Bapak."

Kenzi menggelengkan kepala. "Pak Marzuki, saya sudah memberikan kesempatan berkali-kali. Saya sudah mengirimkan somasi. Saya bahkan sudah memberikan kesempatan mediasi di kantor polisi. Tapi, Bu Desi ngotot dan sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Dia malah semakin menjadi-jadi, menghina Novia di depan umum."

Kenzi mengatakan bahwa ia sudah memberikan kesempatan mediasi kepada Bu Desi, namun istri pak Marzuki itu malah memanfaatkan kesempatan itu untuk semakin memperkeruh suasana. "Saya tidak bisa terus-menerus membiarkan hal ini. Ini bukan hanya tentang Novia, tapi juga tentang reputasi yayasan dan lingkungan sekolah. Jika saya membiarkan ini, maka semua orang akan merasa bisa seenaknya melanggar hukum dan membuat onar."

Pak Marzuki menunduk. Ia tahu Kenzi benar. Ia sendiri sudah kewalahan menghadapi tingkah laku istrinya. "Tapi, Bapak Kenzi... kalau ini berlanjut, istri saya bisa ditahan. Bagaimana dengan anak-anak kami? Bagaimana dengan nama baik keluarga kami?"

Kenzi menatap Pak Marzuki dengan sorot mata yang tak tergoyahkan. "Itu adalah konsekuensi dari perbuatannya, Pak Marzuki. Saya sudah memberikan peringatan, bahkan sudah ada intervensi dari Bu Mariam. Tapi Bu Desi tidak pernah mau mendengar."

"Saya mohon sekali lagi, Bapak Kenzi," desak Pak Marzuki, matanya memancarkan keputusasaan.

Maaf, Pak Marzuki. Saya tidak bisa," jawab Kenzi tegas. "Keputusan saya sudah bulat. Saya tidak akan mencabut laporan ini. Ini juga demi kebaikan Bu Desi, agar dia belajar dari kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya lagi."

Kenzi tahu ia harus bersikap tegas. Ini bukan hanya tentang melindungi Novia, tapi juga tentang menegakkan keadilan dan memberikan pelajaran pada orang-orang yang merasa bisa berbuat semena-mena. Pak Marzuki hanya bisa menghela napas pasrah. Ia tahu, usahanya untuk membela istrinya sudah menemui jalan buntu.

****

Suasana di ruang interogasi kantor polisi terasa begitu tegang. Diana duduk di kursi pesakitan, wajahnya merah padam menahan amarah dan rasa tidak terima. Ia sudah beberapa jam di sana, namun tak sedikit pun menunjukkan tanda-tanda penyesalan. Di depannya, seorang penyidik polisi mencoba bertanya dengan sabar.

"Ibu Diana, mari kita selesaikan ini baik-baik," kata penyidik, suaranya tenang. "Kami punya bukti dan keterangan saksi yang kuat bahwa Ibu yang menabrak motor Saudari Novia."

Diana masih menolak disangka sudah menabrak Novia. Ia menggebrak meja dengan keras, membuat pulpen di atasnya terpental. Ia berteriak histeris, suaranya melengking tinggi, membuat heboh ruang interogasi. "Saya tidak menabrak siapa-siapa! Kalian semua memfitnah saya! Itu semua pasti ulah wanita sialan itu, Novia! Dia itu biang keroknya!"

Penyidik mencoba tetap tenang. "Kami sudah melakukan olah TKP, Bu. Ada saksi mata yang melihat Ibu melarikan diri setelah kejadian."

"Saksi mata?! Saksi mata palsu semua!" teriak Diana. "Wanita itu memang pantas ditabrak! Dia itu wanita sialan! Dia sudah menghancurkan hidup anak saya! Dia itu pelakor! Mandul! Jangan-jangan kalian semua juga sudah disuap olehnya, ya?!"

Diana terus meluapkan amarahnya, bahkan mengumpat dan menghina penyidik. Ia tidak peduli lagi dengan etika atau aturan. Semua emosi yang selama ini terpendam, rasa malu karena dipermalukan di arisan, kekesalan pada Januar, dan kebencian pada Novia, tumpah ruah di ruang sempit itu.

"Ambil saja! Saya tidak takut!" tantang Diana, matanya melotot. "Saya tidak akan mengakui sesuatu yang tidak saya lakukan! Novia itu pantas menerima semua ini! Dia itu Wanita tidak berguna!"

Diana tidak berhenti. Ia terus berteriak dan memaki, bahkan menggebrak meja lagi. "Novia itu penyebab semua masalah! Dia itu pembawa sial! Dia tidak pantas hidup bahagia! Dia harus menderita!"

Penyidik menghela napas panjang. Ia sudah sering menghadapi tersangka yang tidak kooperatif, namun Diana ini adalah kasus yang berbeda. Tingkat emosi dan penolakannya begitu ekstrem.

"Ibu Diana, jika Ibu tidak mau mengakui perbuatan Ibu, maka kami akan melanjutkan proses hukum ini," kata penyidik, nadanya kini lebih tegas. "Ibu akan resmi kami tahan dan berkas perkara akan segera kami limpahkan ke kejaksaan."

Mendengar kata 'tahan', Diana terkejut sesaat. Namun, itu tidak berlangsung lama. "Tahan saja! Saya tidak peduli! Saya akan memanggil pengacara terbaik! Saya akan pastikan kalian semua menyesal! Dan wanita sialan itu, Novia, dia juga tidak akan bisa tenang!"

****

Setelah kabar penjemputan paksa Diana sampai di telinganya, Januar langsung panik. Ia segera bergegas menuju kantor polisi. Wajahnya terlihat kusut, menambah daftar masalah yang harus ia hadapi. Ia menemui penyidik yang menangani kasus ibunya.

"Selamat pagi, Pak," sapa Januar, mencoba bersikap sopan. "Saya Januar, putra dari Ibu Diana yang tadi dijemput."

Penyidik mengangguk. "Ya, silakan duduk, Bapak Januar."

Januar langsung ke inti. Ia berusaha untuk menjamin bahwa ibunya tak perlu ditahan. "Pak, saya mohon. Ibu saya tidak bermaksud buruk. Dia hanya sedang emosi. Saya jamin dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Biarkan dia pulang, Pak. Saya siap menjadi penjaminnya."

Penyidik menghela napas. "Maaf, Bapak Januar. Kasus Ibu Anda bukan lagi delik aduan biasa. Ini sudah masuk ranah pidana, ada dugaan tabrak lari dan pencemaran nama baik yang serius. Terlebih lagi, Ibu Anda tidak kooperatif selama interogasi."

"Tapi, Pak..." Januar mencoba membantah.

"Kami sudah memiliki cukup bukti dan keterangan saksi," potong penyidik. "Dan Ibu Anda juga sudah mengabaikan dua kali panggilan. Jadi, sesuai prosedur, polisi tetap akan menahan Ibu Anda untuk proses penyelidikan lebih lanjut."

Mendengar itu, bahu Januar merosot. Ia tahu, dengan kondisi ibunya yang keras kepala, tidak ada jalan lain. Ia sudah mencoba segala cara, namun selalu gagal. Diana akan ditahan.

****

Januar keluar dari kantor polisi dengan langkah gontai. Pikirannya buntu. Ia tahu ada satu-satunya orang yang bisa membantu ibunya, meskipun itu adalah orang yang paling tidak ingin ia temui.

Dengan berat hati, Januar kemudian terpaksa mendatangi Novia. Ia tahu di mana Novia bekerja. Setelah jam sekolah usai, Januar menunggu di dekat gerbang SMA Harapan Bangsa. Begitu melihat Novia keluar, ia langsung menghampirinya.

"Novia," panggil Januar, suaranya sedikit ragu.

Novia menoleh, terkejut melihat Januar di sana. Wajahnya langsung berubah dingin. "Ada apa?" tanyanya tanpa ekspresi.

Januar menelan ludah. Rasa gengsi dan malu bercampur jadi satu. "Novia, saya... saya mohon bantuanmu."

Novia mengerutkan kening. "Bantuan apa?"

"Ibu... Ibu ditahan polisi," kata Januar, suaranya pelan. "Tadi pagi dijemput paksa. Ini karena laporanmu dan Kenzi."

Novia terdiam, terkejut mendengar kabar itu.

"Saya mohon, Novia," kata Januar, menatap mata Novia. "Bisakah kamu... bisakah kamu bicara pada polisi dan membebaskan Ibu? Ibu sudah tua, dia tidak akan sanggup di dalam sana."

Januar yang selama ini sombong, kini memohon dengan putus asa. Novia menatapnya. Ia tidak menyangka Januar akan datang memohon seperti ini. Hatinya merasa tercabik antara kemarahan atas perlakuan Diana selama ini, dan rasa kasihan melihat Januar yang begitu terpuruk.

1
Grenny
🔥👍🏻
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
Indah Rindayani
masa gak hbs2 masalh n cercaannya buat novo, bikin yg baca gedek sm yg buat cerita terlalu d dramatisir tao gak?!
Serena Muna: NGGAK TAHU!
total 1 replies
Dewi Dama
malas baca nya lagi novel nya beratam dan taurann terus....
Serena Muna: Terserah
total 1 replies
Dewi Dama
GK.enak
...baca nya cerita nya penuh dgn caci maki
Muhammad Rafli321
Thor Thor klo buat cerita jgn jg pemeran utamanya trllu goblok ga ada pembelaan diri,pantesan ga ada yg bc crtanya garing LG jengkelin
Serena Muna: kalo begitu terima kasih banyak ya😊
Muhammad Rafli321: lahhh gue cm mampir doang,dr judulnya bagus ternyata crtanya ampunn byk kata2 yg diulang2,byk umpatan tp koq heran crta beginian bs lolos review..mau d KSH rate bintang 1 tp gue msh pny rasa kasihan krg baik apa coba
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!