NovelToon NovelToon
Ceo Cantik Terjebak Cinta Pria Desa

Ceo Cantik Terjebak Cinta Pria Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Beda Usia
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Helliosi Saja

Sebuah insiden kecil memaksa Teresia, CEO cantik umur 27 tahun, menikah dengan Arga, pemuda desa tampan umur 20 tahun, demi menutup aib. Pernikahan tanpa cinta ini penuh gengsi, luka, dan pengkhianatan. Saat Teresia kehilangan, barulah ia menyadari... cintanya telah pergi terlalu jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Helliosi Saja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2- menikah

Hujan deras membasahi bumi malam itu. Di rumah Pak Lurah, suasana tegang menyelimuti ruangan yang diterangi lampu petromaks. Teresia duduk menunduk, menahan isak tangisnya. Rambutnya yang basah menempel di pipi, dan bajunya sudah kusut bercampur lumpur. Arga duduk di sampingnya, wajahnya pucat, matanya tak sanggup memandang warga yang berkumpul di dalam rumah itu.

Pak Lurah menarik napas panjang, menatap kedua anak muda itu dengan mata penuh pertimbangan.

“Kita semua tahu aturan di desa ini. Kalian berdua ketahuan berduaan di tempat gelap, di bawah hujan pula. Tidak ada jalan lain. Malam ini juga kalian harus menikah.”

“Pak, kami nggak ngapa-ngapain! Saya cuma nolongin Mbak ini yang jatuh di sawah!” suara Arga bergetar, berusaha meyakinkan semua orang.

Teresia menatap penuh harap.

“Iya, Pak. Saya terjatuh, dan Arga menolong. Tolong percaya pada kami...”

Namun warga sudah terlanjur menaruh curiga. Bisik-bisik terus terdengar di sudut ruangan.

“Jangan-jangan memang ada apa-apa...”

“Nama baik desa ini harus dijaga...”

Pak Lurah memutuskan.

“Cukup. Warga sudah berkumpul. Tidak ada waktu menunggu pagi. Kita undang Pak Kiai sekarang. Malam ini kalian menikah, biar besok tak ada fitnah.”

Air mata Teresia jatuh makin deras, bercampur dengan air hujan yang menetes dari ujung rambutnya. Arga memejamkan mata, pasrah dengan keadaan yang menimpa dirinya dan gadis asing itu.

Pak Kiai datang tak lama kemudian, membawa kitab dan sorban. Beberapa warga menjadi saksi. Di ruang tamu rumah Pak Lurah, di antara bau tanah basah dan suara hujan, prosesi ijab kabul digelar.

Dengan tangan gemetar, Arga mengucapkan kalimat sakral:

“Saya terima nikahnya Teresia binti adrian dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.”

Hening sejenak, lalu suara saksi dan warga serempak menjawab:

“Sah! Sah! Sah!”

Teresia menangis makin keras, hatinya remuk. Pernikahan impiannya bukan begini yang dia bayangkan. Sementara itu, Arga hanya bisa menatap lantai, menyembunyikan rasa bersalah dan bingung di dadanya.

Setelah akad selesai, warga perlahan membubarkan diri. Pak Lurah menepuk pundak Arga.

“Arga, ini ujian. Jaga istrimu baik-baik. Jangan biarkan fitnah menyebar lebih jauh.”

Arga hanya mengangguk pelan. Ia menatap Teresia, lalu berkata lirih, “Ayo kita pulang.”

Mereka berjalan pulang di bawah rintik hujan yang mulai reda. Rumah Arga yang sederhana menyambut mereka. Dinding kayu yang lapuk, atap seng yang meneteskan sisa hujan, dan suasana sepi menemani langkah mereka masuk ke dalam.

Di dalam rumah, suasana makin canggung. Arga mencoba berbicara, suaranya pelan.

“Mbak... bajumu basah, mandi dulu aja. Nanti pakai baju aku ya. Aku ada kaos oblong sama celana santai. Maaf kalau nggak layak…”

Teresia mengangguk tanpa kata. Arga mengambil baju bersihnya, lalu memberikannya pada Teresia.

“Ini... maaf seadanya.”

Setelah Teresia masuk ke kamar mandi, Arga duduk di kursi kayunya, menunduk memikirkan nasib. Tak lama, Teresia keluar dari kamar mandi. Kaos oblong kebesaran itu menutupi tubuhnya, dan celana santai Arga yang kedodoran membuat wajahnya semakin polos dan lugu. Arga terpaku sejenak — betapa cantiknya perempuan itu, meski hanya dengan baju lusuh.

Arga menunduk lagi, tak berani menatap lama-lama.

“Aku... aku tidur di luar aja. Kamu di kamar.”

Teresia hanya mengangguk. Suaranya masih tercekat. Malam itu mereka tidur di ruang terpisah. Arga menggigil di atas tikar ruang depan, sementara Teresia memandangi langit-langit rumah kayu itu, matanya basah menahan sedih.

Di luar, hujan telah berhenti. Tapi badai di hati mereka baru saja dimulai.

 

1
nuraeinieni
aduh arga serasa aq mau benturkan ke tembok kepalamu spy kamu mengingat tere dan pernikahanmu dgn tere.
nuraeinieni
tdk apa2 tere,perjuangan mu tdk akan sia sia,pasti membuahkan hasil yg manis
nuraeinieni
aduh kenapa pake perjodohan,semoga arga cepat mengingat tere
nuraeinieni
sabar tere,pasti nanti arga akan mengingatmu
nuraeinieni
semoga saja arga langsung mengenal tere
nuraeinieni
semoga ingatannya arga pulih
nuraeinieni
akhirnya kebusukan rio terungkap
nuraeinieni
mewek bacanya,,,😭😭😭😭
nuraeinieni
syukurlah terw akhirnya menyadari arga tulus mencintainya
nuraeinieni
baru nyesal tere,,,;semoga arga cepat sadar.
nuraeinieni
semoga aja kamu yg bucin duluan sama arga.
nuraeinieni
wah wah,awas loh tere nytar kamu nyesal
nuraeinieni
wew suami saling ketemu tp masih malu2 dan jaim
nuraeinieni
syukurlah arga dan jaka daoat pekerjaan.
nuraeinieni
rejeku anak sholeh ya arga,langsung dapat kos kosan murah dan jurangan kosan nya baik.
nuraeinieni
bagus tuh arga,kamu merantau ke jakarta sama jaka,siapa tau kalian dpt kerja yg bagus atau kamubida minta tolong sana mertuamu utk carikan lowongan pekerjaan.
Helliosi: makasih kak bantu support nya ya. baru belajar jadi author🤣🙏
total 1 replies
nuraeinieni
syukurlah kalau kamu merasa bersalah tere,gimanapun arga suami yg sah.
nuraeinieni
walaupun kamu tepis tp bayangan pasangan halal tetap terbayang.
nuraeinieni
tetap semangat arga,,,tunjukan kamu juga bisa sukses dgn kerha kerasmu.
nuraeinieni
yg sabar arga,tere butuh waktu waktu,biarkan tere beroikir jernih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!