NovelToon NovelToon
My Love Friend

My Love Friend

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Bad Boy / Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Idola sekolah / Cinta Murni
Popularitas:674
Nilai: 5
Nama Author: LoveHR23

Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.

Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.

Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sweet Seventeen

"Lo tuh, ya udah gue bilangin jangan sekolah dulu. Ngeyel banget sih." ketus Cinta terlihat kesal.

"Hehe maaf. Fahra udah baik-baik aja kok. Kan tangan Fahra juga udah diperban. Cinta tenang aja, Fahra kan anak kuat." Fahra mengangkat tangan dan menunjukkan otot-ototnya yang tidak berisi. "Aduh, Cinta, kayaknya Fahra mau ke toilet deh. Cinta mau nemenin Fahra gak?" wajah Fahra terlihat meringis.

"Behh, ayo dah. Cepet. Ntar lo boblos disini lagi." mereka berdua bergegas pergi ke toilet. Setelah keluar dari toilet, tanpa sengaja Fahra dan Cinta mendengar suara ribut ditoilet pria. Terdengar seperti orang yang sedang bertengkar. Karena penasaran, mereka mendekatkan telinga mereka dipintu toilet pria.

"Lo harusnya gak lakuin itu! Lo bener-bener udah keterlaluan, Rul. Kenapa lo siksa Fahra sampai segitunya? Lo hampir mau hancurin hidup dia, Rul. Lo tega? Lo bener-bener gak punya hati. Sampai kapan lo kayak gini?"

"Gue gak akan berhenti, sampai Fahra bernasib sama seperti kak Andin. Fahra harus lenyap dari dunia ini!"

Percakapan 2 orang didalam toilet itu membuat Fahra sakit hati. Fahra bisa menebak siapa orang yang ada didalam toilet itu. Tanpa sengaja, Fahra menabrak tempat sampah didekat toilet. Cinta pun dibuat terkejut dengan suara tong sampah itu.

"Ah elo, Raa. Ngapain sih pake nabrak tong sampah segala." ketus Cinta dengan suara yang sedikit keras. Fahra sontak menutup mulut Cinta.

"Shutt, jangan berisik."

Mereka berdua bergegas pergi dari toilet itu. Dengan nafas yang terengah-engah, mereka memasuki kelas dengan tertawa.

"Hahah lo ada-ada aja. Pake nubruk tong sampah. Udah tau lagi nguping, malah buat keriuhan." ujar Cinta terkikik.

"Kamu juga. Udah tau lagi disituasi tegang, malah ngomong teriak-teriak."

~"Apa Fahrul yang merencanakan semua ini? Segitu bencinya Fahrul sama Fahra? Hmmm"~ batin Fahra.

***

Setelah beberapa hari, Fahra sama sekali tak menyapa Fahrul. Bahkan hanya untuk tersenyum saja, Fahra seolah enggan. Ia masih merasa kecewa dan sakit hati atas perlakuan Fahrul yang ingin mencelakainya. Ia tak menyangka kebencian Fahrul padanya amatlah dalam.

Ini sudah tanggal 21 april. Artinya, 2 hari lagi adalah hari ulang tahun Fahra yang ke 17 tahun. Kebetulan Pak Hans dan Bu Susan sudah kembali dari luar kota. Dan mereka berencana akan merayakan hari sweet seventeen anaknya. Gadis itu mengundang seluruh teman sekelasnya, dan beberapa teman lain yang mengenalnya.

"Bela, ini undangan party Fahra. Kamu datang ya." ucap Fahra sembari tersenyum. "Ini buat kamu juga. Ini buat kamu." Fahra membagikan undangannya pada semua orang. Bela mengerutkan dahinya saat membaca tanggal pelaksanaan acara ulang tahun Fahra.

"Lo ultah tanggal 23 april juga?" tanya Bela sembari memutar bola matanya malas.

"Iya" jawab Fahra tersenyum manis. Gadis itu bergegas meninggalkan Bela. Setelah membagikan semua undangan itu, Fahra kembali ke mejanya dan mengeluarkan ponsel.

Fahrasyah Akira

||Do, bisa keluar kelas sebentar gak?||

Ridho Wijaya

||Ngapain? ||

Fahrasyah Akira

||Udah keluar aja. Fahra mau nitip sesuatu heeheh||

Ridho Wijaya

||Okedeh||

Dengan cepat, Ridho bergegas meninggalkan Fahrul dan Beni dan pergi keluar. Dia mendapati Fahra yang sudah berdiri didepan pintu kelas.

"Kenapa, Raa?" tanya nya mengagetkan Fahra.

"Fahra mau nitip undangan ke Fahrul, boleh?"

"Kenapa gak lo kasi sendiri aja? Lo masih takut? Dia kan udah gak pernah bully lo lagi."

"Gakpapa kok. Boleh kan, Do? Plieshhh" Fahra menyatukan kedua tangannya memohon pada Ridho. Gadis itu juga menyipitkan matanya hingga menambah kesan imut diwajahnya.

"Hmm yaudah deh. Sini biar gue kasi."

"Makasih Ridho. Oh iya, ini juga ada undangan untuk Ridho dan Beni sekalian." Fahra menyodorkan 3 undangan kepada Ridho.

Ridho bergegas masuk kedalam kelas dan kembali mengobrol dengan Beni dan Fahrul.

"Lo kenapa, Do? Ngapain tadi keluar?" tanya Beni mendelik

"Biasalah, gue lagi cari tuyul ilang"

"Dih, alasan gue dipake dia. Huuu dasar, gak punya inisiatif lo!" tukas Beni cemberut.

"Nih, undangan buat kalian." Ridho menyodorkan 2 undangan yang diberikan Fahra tadi.

"Buang aja. Gue gak butuh." tolak Fahrul melemparkan undangan itu ke lantai.

"Iya, gue juga gak butuh." Beni juga ikut membuang undangan itu. Fahrul menatap tajam Beni yang mengikuti gayanya. Beni hanya terkekeh. Sedangkan Ridho memutar bola matanya malas melihat tingkah kedua sahabatnya.

~>>•<<~

Tepat tanggal 24 april, Fahra merayakan ulangtahunnya yang ke 17 tahun. Ia tampak cantik dengan balutan gaun selutut berwarna biru muda dan pernik mahkota yang ia gunakan. Sangat mirip seperti peri yang sangat manis. Wajah gadis itu tak henti-hentinya tersenyum melihat suasana pinggiran kolam renang dirumahnya yang sudah ramai orang.

"Selamat, ya Raa." ujar Ridho sembari memberikan kotak kecil pada Fahra.

"Makasih, Ridho." gadis itu tersenyum dengan sangat manis. Tiba-tiba ia mengerutkan dahi melihat Beni. Pria itu kikuk. Ia membuang wajahnya malas. Namun tatapan Fahra terus mengganggunya.

"Kenapa sih lo mandang gue gitu amat? Kagak pernah liat cowok pake kemeja batik diacara ultah?" celetuk Beni, kesal. Benar saja, Beni terlihat aneh karena memakai batik diacara ulangtahun. Belum lagi batik yang ia gunakan bercorak burung berwarna emas. Persis seperti baju bapak-bapak dengan lengan panjang.

"Hy, Raa. Happy sweet seventeen, ya." ucap seorang gadis cantik yang baru saja datang. Gadis itu terlihat begitu anggun dengan gaun selutut berwarna coklat ke emasan.

"Aaaa Cinta beda banget. Makin cantik deh. Tapi tetep Fahra paling cantik pokoknya, titik."

Ya, gadis bergaun coklat ke emasan itu adalah Cinta. Dengan rambut yang diurai, Cinta terlihat semakin cantik. Semua mata memandang Cinta takjub. Begitu juga Ridho dan Beni.

"Halah, cantik sih cantik. Tapi cantiknya cuma sekali doang, buat apa? Orang tuh dandan kayak gini tiap hari. Biar orang yang liat gak perlu cuci muka, tapi cuci mata. Ahh, mantap." ceplos Beni mencoba menyembunyikan senyumnya.

"Bilang aja lo takjub, Ben." sahut Ridho menggoda.

"Takjub apaan? Terkejut iya. Nih cewek, gue kepangin rambutnya, pasti langsung terkesan kayak boneka annabel. Terus gue iketin krudung dimukanya, biar jadi Masha--"

"Terus lo jadi beruangnya. Kan cocok, baju kalian juga senada warnanya." potong Ridho cepat. Pria itu terkikik saat melihat ekspresi Beni yang mulai memerah karena kesal dan malu.

Buggg

Dengan cepat, Cinta melayangkan tinjuannya ke perut Ridho. Kini Ridho meringis karena kesakitan.

"Tuhkan, udah gue bilang. Hulk dicover jadi sailormoon, ya gini." sahut Beni lagi yang membuat Cinta menatap tajam ke arahnya.

Mereka semua tertawa ria. Tak ada kericuhan yang terjadi. Semua berjalan dengan lancar sampai Bu Susan dan Pak Hans menghampiri Fahra untuk memulai acara tiup lilinnya.

"Sayang, ayo kita mulai. Temen-temen kamu udah datang semua kan?" ucap Bu Susan sembari mengelus rambut Fahra yang terurai.

"Apa gak ada tanda-tanda kedatangan Fahri, ya Bun? Fahrul juga belum datang. Hemm semua sahabat karib Fahra gak ada yang peduli sama acara Fahra."

"Kayaknya Fahri gak akan datang, sayang. Ayah Ibunya tadi ada telfon Ayah. Dia bilang Fahri gak bisa datang ke acara kamu. Fahrul belum datang? Tapi tante Rina dan om Bram sudah sampai dari tadi malah." sahut Pak Hans menunjuk ke arah Bu Rina dan Pak Bram. Keberadaan kedua orang itu membuat Fahra menghembuskan nafasnya kasar.

"Hmmm Fahri mah gitu. Katanya mau usahain datang, tapi gak ada. Tunggu 15 menit lagi, boleh gak, Yah, Bun? Fahra masih berharap kedua sahabat akrab Fahra datang kesini." tanya Fahra tak semangat. Pak Hans dan Bu Susan saling menatap satu sama lain. Ia tersenyum ke arah Fahra.

"Oke. Tapi kalau Fahrul atau Fahri gak datang juga,  acaranya kita mulai aja ya, Nak."

"Iya, Bunda."

15 menit pun berlalu begitu cepat. Namun Fahrul sama sekali tak terlihat. Begitu juga Fahri yang benar-benar tidak hadir. Dengan langkah lemah, Fahra menghampiri Ayah Bundanya yang sedang berdiri didekat meja kue ulang tahun bersama Pak Bram dan Bu Rina. Ia tersenyum hampa menatap semua orang.

"Ayo, Yah, Bun, ayo kita mulai acaranya."

Melihat senyum hampa putri semata wayangnya, Bu Susan mengelus rambut Fahra dengan lembut. "Kalau kamu masih mau nunggu Fahrul dan Fahri, gakpapa kok sayang. Kami semua gak masalah kok."

"Enggak, Bun. Mulai aja acaranya. Fahra juga gak terlalu yakin kalau Fahrul akan datang. Dan Fahri juga udah bilang kalau dia gak akan datang."

"Fahra, maaf ya, tante gak bisa maksa Fahrul buat hadir diacara kamu." ucap Bu Rina mendekat ke Fahra.

"Gakpapa kok tante."

Acara pun dimulai. Walau kecewa, senyum tulus Fahra tetap terlihat. Fahra tersenyum menatap semua orang. Tak lupa juga, ia mencium pipi kedua orangtuanya. Suara tepuk tangan dan riuh ucapan dari para tamu dapat memenuhi gendang telinga Fahra.

"Selamat, ya Fahra. Ini, tante punya hadiah buat gadis cantik ini." Bu Rina mencoba menggoda. Fahra tersipu malu saat dagunya dicolek oleh Bu Rina.

"Ini apa, tante?"

"Kalau mau tau, buka dong. Kita liat sama-sama isinya."

Dengan cepat Fahra membuka kado itu. Ia begitu bersemangat. Dan saat dibuka, terdapat sebuah bingkai dengan foto lama didalamnya.

"Ini foto Fahra, Fahrul, dan Kak Andin waktu masih kecil? Lucu deh. Inikan foto waktu Fahra dan Fahrul ulangtahun yang ke 4." Fahra tersenyum lebar sembari memeluk foto itu. "Aaaaaaa makasih tante" kini gadis itu memeluk tubuh orang yang telah memberinya foto itu.

"Sama-sama sayang." semua orang disana tersenyum seolah merasakan kebahagiaan Fahra.

Tiba-tiba Fahra melepaskan pelukkannya. Ia menatap pintu dengan lekat. Hatinya seolah merasakan ada yang aneh. Tanpa berpamitan, Fahra keluar meninggalkan pestanya. Semua orang menatap Fahra bingung. Bu Susan bergegas mengejar Fahra, namun langkahnya dihentikan oleh Pak Hans.

"Biarkan dulu" ujar Pak Hans memegang tangan Bu Susan. Dengan pasrah, Bu Susan hanya menurut dan menghentikan aksinya untuk mengejar Fahra.

1
LoveHR23
keren dan semangat
LoveHR23
👍💪
LoveHR23
semangattt authorr😍
Anonymous
bagus
Anonymous
Hera kerennn💪
Anonymous
waww
Anonymous
😍😍😍
Anonymous
great💪
Anonymous
😍
Anonymous
💪😍
Anonymous
semangat💪
Anonymous
awww lucu banget😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!