Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Tamu Spesial
Bab. 31
Ryu menghela napas. "Gue nggak bisa selamanya bersembunyi kayak gini terus menerus. Karena cepat atau lambat gue harus menghadapinya, kan?" balas Ryu.
Hiro mengangguk senang. Akhirnya sepupunya ini mempunyai keberanian untuk menghadapi rasa takutnya.
"Asal lo tau aja, Ryu. Dia sama sekali nggak nyalahin lo. Meskipun kejadian itu membekas di tubuhnya," ujar Hiro. Membuat Ryu tersentak kaget.
"Membekas di tubuhnya?" ulang Ryu dan mendapat anggukan kepala dari Hiro.
"Lo akan tau sendiri nantinya. Tapi beruntung api itu tidak mengenai bagian yang fatal dan terlihat oleh mata. Makanya dia tampak baik-baik saja kan? Terlihat begitu sempurna di bagian luar, belum tentu di bagian dalamnya juga seperti itu. Begitupun dengan sikapnya yang ceria, Ryu. Ara lebih suka memendam apa yang sebenarnya dia rasa. Karena menurutnya dia tidak boleh merepotkan serta membuat khawatir orang di sekitarnya. Gue berani taruhan sama lo," ujar Hiro dengan alis terangkat serta senyuman yang penuh maksud.
"Taruhan apa?" tanya Ryu yang masih belum mengerti maksud dari Hiro.
"Apartemen ini buat gue, kalau lo jatuh cinta lebih dulu sama Ara," ucap Hiro yang begitu licik. Karena pria itu bisa melihat kalau ada rasa lain yang Ryu rasakan saat ini terhadap Ara.
Ryu berdecak seraya meliriknya sinis. "Dia istri gue sekarang. Wajar aja ntar kalau gue suka. Kalau sampai gue ceraikan, yang ada nama gue dicoret sama Mama dari KK," elak Ryu seraya melanjutkan lagi kegiatan yang sempat tertunda barusan.
Hiro tertawa melihat sikap Ryu yang seperti menghindari taruhan dirinya.
"Dih, bilang aja kalau udah lope lope. Alasan lo terlalu klasik, Tuan Muda Pertama," sindir Hiro yang suka sekali jika sepupunya ini akhirnya mencair juga. Tidak terlalu kaku jika berhadapan dengan seorang perempuan. Lebih lagi kepada Ara yang merupakan istrinya sendiri.
Sementara Ryu mengabaikan semua omongan yang terlontar dari Hiro. Karena menurutnya sangat tidak penting sama sekali.
***
Di kediaman papa Rio, tampak mama Yuan tengah sibuk di dapur. Mengolah bahan makanan untuk dijadikan menu yang lebih dari biasanya. Membuat Ara yang baru masuk lewat pintu samping dan langsung terhubung ke ruang dapur tersebut menatap kaget. Tumbenan sekali mamanya itu memasak. Sedangkan jarum jam masih menunjuk ke angka empat.
"Loh, tumben Mama masak sore-sore?" tanya Ara heran. Karena biasanya bi Tijah saja sudah cukup.
Mama Yuan menoleh ke belakang dan tersenyum ke arah Ara yang melepas sepatunya di sana.
"Iya, Sayang. Ada tamu spesial nanti malam," jawab mama Yuan dengan wajah yang berseri senang.
Di mana ekspresi mama Yuan yang satu ini sudah sangat lama tidak Ara lihat. Bahkan sangking senangnya, mama Yuan tidak memeluk dirinya seperti biasa. Meskipun Ara sudah mendekat. Ada perasaan sesak, namun Ara mencoba untuk memaklumi. Mungkin saja tamu itu benar-benar sangat spesial bagi mama Yuan dan tentu saja membuat Ara sangat penasaran.
"Memangnya siapa sih, Ma? Kok dia tega banget sampai buat Ara nggak dapat pelukan dari Mama," tanya Ara dengan wajah dibuat sendu. Padahal gadis itu tidak apa-apa.
Mama Yuan terkejut dan langsung menghampiri Ara lalu memeluknya. Takut jika putrinya itu salah paham.
"Maaf ... maafin Mama, Sayang. Mama hanya terlalu sibuk, nggak lupa sama Ara," ujar mama Yuan yang merasa bersalah.
Ara melepas pelukan mereka. Gadis itu tersenyum. "Ara cuma bercanda, Ma. Jangan di anggap serius," ujar Ara meyakinkan mamanya kalau memang dirinya tadi bercanda. "Memangnya siapa sih tamunya, Ma? Penasaran banget jadinya Ara," lanjutnya.
"Nanti kamu juga bakalan tau, Sayang," jawab mama Yuan yang malah mencubit hidung mancung milik Ara.
"Pelit banget sih, Mama," protes Ara dengan wajah cemberutnya. Membuat mama Yuan semakin terkekeh dengan sikap Ara yang seperti ini.