Dalam satu malam, Aleena mendapatkan dua kenyataan pahit, dia dikhianati oleh tunangan dan juga sahabat baiknya yang tega berselingkuh dihadapannya, dan harus kehilangan kehormatannya karena seorang pria yang tak dikenal.
Dengan sangat putus asa, Aleena bermaksud untuk melenyapkan diri dengan terjun ke jurang. tapi beruntung sepasang suami istri telah menyelamatkan hidupnya dan mengangkat Aleena sebagai putri mereka.
Aleena mulai bangkit, dia mulai mempelajari ilmu bela diri, tapi di tengah kebahagiaan Aleena, dia kembali harus menerima sebuah kenyataan pahit saat mengetahui jika detik ini, dirinya tengah mengandung anak dari pria yang telah menghancurkan hidupnya.
Aleena kembali shock, dia tak menyangka jika harus menerima kepahitan hidup yang begitu besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Chapter 31 dan 32 penuh adegan sadis, silahkan skip jika tidak ingin membaca. Bocil minggir... Area dewasa 21+ penuh kekerasan, tidak untuk ditiru.
...----------------...
Sore pun tiba, Susan Tengah bersiap untuk menyambut ketiga sahabatnya yang akan kembali dari kota A, setelah berganti pakaian, wanita itu pun segera mengambil kunci mobilnya, saat ini juga dia harus segera menjemput ketiga orang sahabat yang akan segera bersenang-senang bersamanya.
Setelah menunggu beberapa saat di bandara, akhirnya pesawat yang ditumpangi oleh Dhea, Rima dan juga Shinta pun sampai, Susan segera menyambut ketiganya dan langsung mengajak mereka untuk segera kembali ke rumah yang ada di kota C.
Wajah keempat sahabat itu terlihat sumringah, akhirnya Setelah sekian lama, mereka menemukan jejak para preman biadab yang dulu pernah melecehkan ke empatnya dan malam ini, mereka pun bersiap untuk mengeksekusi keempat preman itu beserta keluarganya.
Jangan lupakan jika preman itu juga wajib membayar bunga atas kesalahannya dan tentunya 100 kali lipat lebih keji daripada yang diterima oleh keempat wanita itu.
Jangan pernah bilang jika mereka iblis, karena jika saja saat itu keempat preman tidak berbuat jahat terhadap keempat wanita itu, mungkin saat ini mereka tidak akan memberikan pembalasan yang sangat mengerikan bahkan membawa seluruh keluarganya ke dalam kehancuran.
Susan bukanlah seseorang yang bisa disinggung begitu saja, dia telah membuat rencana yang sangat mengagumkan di dalam otak cantiknya, untuk memberikan pembalasan terbaik tentunya.
Ingat! Pembalasan... bukan pelajaran, karena keempat wanita itu tidak akan hanya menghajar para preman melainkan juga menghancurkan harga diri dan juga kehormatan sekaligus kebanggaan mereka semua yang selama ini membuat mereka sombong dan bertindak sekehendak hati terhadap orang yang lebih lemah.
Setelah sampai di rumah, mereka pun segera membahas tentang rencana penyerangan ke-4 rumah preman itu, Susan juga telah menghubungi beberapa orang berandalan yang telah dia bayar untuk membuat sebuah tontonan menarik sekaligus menyakitkan.
Dhea, Rima dan juga Sinta terlihat mendengarkan dengan seksama seluruh rencana yang telah dibuat oleh Susan dan mengangguk-anggukkan kepala mereka, ketiganya setuju untuk menjalankan rencana itu.
Mereka juga tidak ingin jika di masa depan ada seseorang yang membalas dendam terhadap mereka, jadi selain keempat preman itu tentunya jangan lupakan anak dan juga istrinya yang mungkin saja di kemudian hari akan menuntut balas jika tidak disingkirkan dari sekarang.
"Bagaimana menurut kalian? Rencanaku ini cerdas bukan?" tanya Susan.
"Sangat cerdas, bahkan Kau adalah pemikir yang terbaik!" celetuk Dhea.
Kedua orang temannya hanya menganggukan kepala, mereka setuju, Susan memang paling pandai dalam membuat strategi dan juga rencana.
Setelah hari menjelang malam, akhirnya keempat orang wanita itu pun segera bersiap dengan pakaian serba hitam, mereka menggunakan kaos ketat berwarna hitam, celana jeans berwarna hitam dan juga jaket kulit yang berwarna hitam jangan lupakan kacamata hitam dan juga sepatu kulit yang memiliki warna sama dengan pakaian yang dipakai oleh keempat wanita itu.
Mereka berangkat menggunakan 1 buah mobil, untuk bisa sampai di rumah salah seorang preman yang telah diincar oleh Susan, selama Berapa hari terakhir.
Kedatangan mereka saat ini tentunya tidak disadari oleh sang pemilik rumah, terlebih Susan dan kawan-kawan memarkirkan mobilnya jauh dari rumah si preman.
Begitu juga dengan para berandalan yang telah ditelepon oleh Susan, mereka juga segera datang dan bersiap dengan senjata mereka masing-masing ada celurit, tongkat baseball, pisau lipat dan juga belati tajam.
"Bersiaplah! Pertunjukan akan segera dimulai!" ucap Susan menginstruksi semua orang.
Mereka Langsung berjalan mengendap-ngendap ke sebuah rumah sederhana milik Burhan, sang ketua preman yang sering membuat kekacauan di kampung dan juga sering melecehkan gadis-gadis yang dijumpainya.
Di dalam rumah itu, nampak beberapa orang tengah bercengkrama sambil makan malam, mereka tidak menyadari jika saat Ini rumah mereka tengah diintai oleh beberapa orang, yang sangat membenci kebahagiaan yang ditunjukkan oleh keluarga Brengsek itu.
Burhan sudah berusia 48 tahun. Dia memiliki seorang istri dan dua orang anak, anak pertamanya bernama Vina, umurnya sudah menginjak 18 tahun, sedangkan anak keduanya bernama Bimo saat ini dia telah duduk di kelas 1 SMP dan telah berumur 13 tahun.
Keluarga Burhan sebenarnya tahu, jika pekerjaan Burhan bukanlah pekerjaan biasa, terlebih selama ini banyak sekali desas-desus yang mereka dengar dari orang-orang, jika Burhan merupakan seorang preman yang sangat jahat dan selalu membuat keributan di mana-mana.
Dia juga sering kali mengganggu para gadis yang lewat bahkan tak segan-segan untuk melukai ataupun melecehkan mereka, namun sepertinya keluarga itu tutup mata dengan kelakuan Burhan. Yang terpenting bagi istrinya, sang suami pulang ke rumah dengan membawa uang, agar keperluan hidup dan juga biaya sekolah kedua anaknya tercukupi.
Dia tak peduli dengan gosip yang beredar di luaran, bahkan meskipun sesekali dia merasakan sakit hati, saat satu atau dua orang menjelek-jelekkan Burhan, namun dia tetap tutup telinga.
Selama Burhan bertanggung jawab terhadap dirinya dan juga kedua anaknya, istrinya itu tidak akan pernah sekalipun memprotes apa yang dilakukan oleh sang suami, baginya tak penting dari mana uang yang dihasilkan oleh suaminya, asalkan dia beserta kedua anaknya bisa bahagia dan tidak kekurangan.
Brak...
tiba-tiba saja pintu rumah mereka ditendang oleh beberapa orang dari luar, Burhan langsung berdiri dari kursinya dan mengambil golok yang biasa dia gunakan untuk menakut-nakuti orang-orang, kemudian segera berjalan ke arah depan menuju ke pintu ruang tamu.
Braaak...
Terdengar tendangan kedua dari luar dan saat ini kelihatannya lebih besar dan lebih kuat daripada serangan yang pertama, hingga akhirnya Burhan pun berteriak dengan sangat kencang.
"Siapa bedebah yang berani mengganggu ketenangan keluargaku dan mengacau di tempat ini?" tanyanya dengan sangat lantang.
Tapi pria itu tak berani membuka pintu, dia tetap berteriak dari dalam rumahnya hingga akhirnya tendangan yang ketiga berhasil membuat pintu rumah itu jebol.
Anak dan istri Burhan terlihat sangat ketakutan, entah apa yang telah dilakukan oleh ayah dan juga suaminya, sehingga saat ini beberapa orang datang untuk menyerang rumah sederhana milik mereka.
Terlebih saat melihat begitu banyaknya senjata yang dibawa oleh para berandalan membuat anak dan ibu itu terlihat menggigil, mereka berusaha untuk mencari tempat persembunyian, agar tidak terkena masalah jika Burhan tak sanggup menghadapi gerombolan orang yang tiba-tiba saja datang ke rumah mereka.
"Siapa kalian dan apa mau kalian?" tanya Burhan matanya menatap tajam pada gerombolan brandal yang berjumlah sekitar 20 orang kemudian menatap 4 orang wanita yang saat ini baru saja muncul dan melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu.
"Siapa kami? Apa kau tidak mengenali lagi? Kami adalah malaikat maut-mu, malam ini juga aku akan menghancurkan seluruh kebanggaan, kebahagiaan dan juga kesenanganmu. Bukankah selama ini kau selalu saja menyakiti orang lain? Dasar iblis jahanam!" teriak Dhea
Apa kalian pikir, kalian bisa melakukan hal itu padaku? kalian benar-benar bodoh! Aku adalah seorang kepala preman, sudah pasti jika aku memiliki banyak anak buah yang tentu saja akan segera menghajar kalian semua." ucap Burhan dengan sangat congkak.
Dia masih belum menyadari, jika saat ini keempat wanita itu tengah tersenyum meremehkan kepadanya.
"Kami tidak pernah memperdulikan hal itu, karena cepat ataupun lambat, kau dan juga orang-orangmu pasti akan mati di tangan kami! namun sebelum itu, bukankah kalian juga harus merasakan, bagaimana sakitnya dilecehkan dan juga dipandang rendah oleh orang lain? disakiti tapi kau sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menolong mereka?" cerocos Rima.