Terjebak Dalam Tubuh Istri Yang Dibenci

Di sebuah ranjang berukuran besar, tubuh seorang pria dengan rambut keemasan berpeluh keringat menikmati dua wanita. Satu wanita sedang memuaskan pria itu bergerak liar dibawah tubuh si pria, satu wanita lagi sedang bersolo karir memuaskan dirinya ditonton oleh si pria. Saat mencapai puncaknya si pria melenguuh nikmat, tubuh nya lunglai tergeletak dengan nafas terengah-engah.

Brakkk!

"Carl!!!" Betrix membuka pintu kamar berteriak dengan keras.

Carl hanya melirik wanita itu sebentar, ia menutup matanya merasa lelah setelah percintaan dengan kedua wanita di sampingnya.

"Keluar kalian para jal4ng! Atau aku akan membunuh kalian berdua!" Betrix melangkah lebar dengan wajah garang mendekati ke arah ranjang.

Kedua wanita telanjang di atas ranjang meloncat turun dengan tergesa-gesa memakai pakaian sexy mereka. Setelah kepergian kedua wanita itu, Betrix mendekati Carl yang masih menutup mata seolah pria itu tak perduli padanya.

"Carl, kemana saja kamu? Dua hari ini kamu tidak bisa dihubungi, apa kau tau aku sangat ketakutan?! Tapi disini kau malah bersenang-senang dengan para jal4ng itu, kau anggap apa aku? Kau bilang kau mencintaiku, bahkan demi aku kau rela membunuh Amber!"

Mata Carl seketika terbuka, dia bangun kemudian turun dari ranjang. Dengan tubuh telanjangnya dia berjalan ke lemari mengambil men's robe di lemari lalu memakainya. Ia lalu duduk di sofa besar dengan menumpuk kedua kakinya, duduk santai.

"Kau pikir aku mencintaimu, kau sugguh wanita bodoh! Jika Amber tak memergoki kita, aku akan menikah dengannya dan tidak akan membunuhnya. Lagipula pembunuhan itu tidak disengaja, jika saja Amber tidak mengancam akan melaporkanku pada Ayahku, kau pikir aku akan membunuhnya? Tidak akan! Tapi akan bahaya jika aku tidak membunuh Amber, dia adalah tiket emasku mendapatkan bagianku dari Ayahku. Kau tau aku adalah anak kedua, hanya dengan menikah dengan Amber aku bisa diakui oleh Ayahku. Amber adalah pewaris semua kekayaan dan Perusahaan Ayahnya, Papaku sangat puas dengan Amber. Bayangkan jika Papaku tau perbuatanku yang mengkhianati Amber, bahkan wanita yang sudah mati itu mengancam akan memutuskan pertunangan. Ayahku pasti tidak segan-segan akan membuangku!"

"Jadi selama ini kau anggap apa aku?" Betrix maju mendekati Carl.

"Kau sama seperti wanita-wanita tadi, hanya mainanku. Bahkan sekarang kau bawel, rewel sungguh wanita membosankan."

"Carl!"

"Apa?! Kau ingin mengancamku lagi dengan kematian Amber? Tapi sayang sekali, jika aku tertangkap kau juga akan ditangkap. Kau adalah tangan kananku, Betrix."

Betrix menarik nafas pelan, "Tinggalkan dulu pertengkaran kita, aku mencari-carimu karena sesuatu yang aneh terjadi. Lihat ini, bukankah ini adalah lukisan milik Amber yang dilukis olehnya, lukisan ini ada di dalam Villa saat kematiannya? Kenapa tidak ikut terbakar? Bahkan seseorang entah siapa mengirimnya padaku. Juga ada surat ini beserta tanda tangan Amber ada di dalam kotak bersamaan dengan datangnya lukisan ini. Kau cocokkan tulisan tangan dan tanda tangannya, menurutku itu sangat cocok dengan tulisan dan tanda tangan Amber."

Carl mengambil surat yang disodorkan Betrix, benar saja itu adalah tanda tangan Amber. Keningnya mengkerut, "Kau tidak tau siapa yang mengirimnya?"

"Tidak!" Betrix berjalan mondar - mandir dengan gelisah, "Carl, tidak mungkin Amber masih hidup, bukan? Di dalam surat itu mengatakan, semua kejahatan akan ada balasannya."

Carl menatap tanda tangan Amber yang sangat mirip di lukisan dan surat, perasaannya seketika tidak nyaman.

Tok... Tok... Tok...

"Tuan muda, ini saya pengurus rumah."

"Masuk."

Pengurus rumah masuk membawa sesuatu di tangannya, "Ada sebuah undangan dari Tuan Rex."

Carl mengambilnya, tertulis akan diadakan pesta. "Pesta kejutan?"

Betrix merebut undangan itu, membaca tulisan di dalamnya. "Jika kau tidak datang, kau akan menyesal. Wanita sexy, sudah biasa. Ini adalah pesta yang akan membangkitkan seluruh saraf dalam tubuhmu." Betrix selesai membaca, "Pesta apa ini?"

"Entahlah. Sekarang pergilah Betrix dan bawa semua omong kosong tentang tanda tangan ini!" usir Carl.

***

Eric melihat Amber tersenyum seraya memakan makan malamnya, "Apa yang membuatmu tersenyum?"

"Rahasia."

"Amber... "

Amber menaruh ponsel di tangannya, dia sedang merencanakan tentang mengerjai Carl dan Betrix di pesta. Tapi Rex dan dia sudah lebih dulu mengirim lukisan dan surat ke Betrix untuk menakuti wanita brengsek itu dengan tulisan tangannya.

"Lusa, aku bersama Rex akan mengadakan pesta. Aku ingin mengerjai Carl dan Betrix, aku juga akan merekam pengakuan mereka tentang pembunuhanku saat nanti aku memancing mereka."

"Tidak perlu, aku yang akan membalaskan dendam-mu. Amber aku..."

Aku tidak punya banyak waktu, aku harus pergi dan tidak akan ada lagi yang bisa melindungimu selain dirimu sendiri. Waktu kita tinggal sedikit, aku tak ingin menyia-nyiakan waktu kita bersama. Batin Eric sedih.