namaku Nadia putri Az-Zahra sering disapa Nadia berusia 36 tahun aku seorang ibu beranak 3 memiliki suami yg sangat perhitungan akan tetapi aku tetap sabar menghadapi sifat suamiku namun tanpa sepengetahuanku ternyata suamiku telah memberiku seorang madu.
akankah nadia bertahan atau memilih untuk mengakhiri semua??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
kamu juga bisa langsung bertanya apa saja yang harus kamu siapkan "lanjutnya lagi
"iya ndaa",makasih banyak ya karena sudah mau membantuku
"ish kamu ini kayak siapa saja"ucap manda
saat Nadia dan amanda kembali keruangan amanda tiba-tiba ponsel Nadia berdering
Nadia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas bahunya dan melihat siapa yang menelepon ternyata Wahyu yg meneleponnya nadia langsung menolak panggilannya
Namun Wahyu terus saja menelpon namun Nadia tetap menolak panggilannya
sampai akhirnya Wahyu mengalah sendiri dan tidak menelepon Nadia lagi
saat Nadia ingin menyimpan kembali ponselnya kedalam tas ponselnya kembali berdering
Nadia segera mengangkat teleponnya setelah tahu siapa yang menelponnya ternyata kakaknya Nindi yang sedang menelpon
"halo assalamualaikum ,Nad kamu lagi di mana?"
tanya Nindi
"waalaikumsalam kak, saya masih di rumah sakit di tempat kerja Amanda" jawab Nadia
"oh saya kira kamu sudah ada di rumah"ujar Nindy lagi
"memangnya kenapa kak?" tanya Nadia penasaran
"tidak apa-apa cuma saya mau bilang Kalau kami akan nginep lagi di hotel sampai besok karena Bang Arkan pulang besok pagi jadi sekalian aja kami menginap di sini dulu ya kami masih di tempat permainan mereka masih asik bermain"jawab Nindi
" oh ya sudah kak, tapi kakak memangnya nginap di hotel mana? biar nanti saya nyusul aja ke sana soalnya di rumah sepi nggak ada anak-anak" kata Nadia beralasan karena dia sebenarnya takut untuk pulang apalagi harus bertemu dengan Wahyu takut kejadian semalam terulang lagi Nadia masih merasa syok dan merasa trauma harus tinggal bermalam berdua dengan Wahyu
"ya sudah kalau memang mau ke sini nah Biar nanti kakak kirimkan alamatnya atau kakak Sherlock lokasinya"jawab Nindy
" oke kak, tapi mungkin agak sorean saya ke sana ada hal yang harus saya selesaikan"ucap Nadia
" oke,kami tunggu ya Assalamualaikum"jawab Nindi
" wa'alaikumsalam " jawablah nadia mengakhiri panggilannya bersama Nindy
🍀🍀🍀
dirumah Nadia
Wahyu gelisah menunggu kepulangan Nadia tapi Nadia belum juga pulang yang katanya hanya pergi sebentar ke pasar tapi sampai jam segini belum pulang-pulang juga Wahyu menjadi khawatir
Wahyu mencoba menelpon Nadia lagi tapi tetap saja teleponnya tidak pernah diangkat dan selalu di-reject
"Nadia sebenarnya kamu ke mana sih" ucap Wahyu gelisah
"maafkan aku Nadia maafkan karena sudah menyakitimu, kamu pasti takut bertemu denganku Ini semua karena kebodohanku
aaaah apa yang sudah ku lakukan" ngucap Wahyu mengacak rambutnya frustrasi
saat Wahyu ingin merabakan badannya yang terasa lelah di ranjang tiba-tiba handphonenya berdering Wahyu segera mengangkatnya dan berharap itu telepon dari Nadia namun bukanlah dia meneleponnya akan tetapi Marni menelponnya dengan malas Wahyu mengangkat telepon dari Marni
"halo Bang kenapa sih kamu tidak pulang-pulang lusa kan acara 7 bulanan aku"ucap Marni tanpa mengucap salam
"Iya saya akan pulang tapi nanti"ucap Wahyu malas
"pokoknya abang harus pulang besok kalau tidak......"ucap M Marni kesal
"kalau tidak apa Marni?"ucap Wahyu tak kalah kesal
"pokoknya abang harus pulang besok, titik no debat"ucap Marni dan menutup telepon sepihak
wahyu bertambah pusing memikirkan semua
Wahyu memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut
wahyu terus memikirkan cara untuk meminta maaf kepada Nadia
Wahyu merebahkan tubuhnya yang terasa lelah
dan mencoba memejamkan matanya agar bisa mengurangi rasa sakit dikepalanya
🍀🍀🍀
di Rumah Sakit
setelah beberapa jam Nadia menunggu Amanda dan juga hasil visum nya selesai
kini mereka berjalan menuju parkiran tempat dimana Amanda memarkirkan mobilnya
"kita naik mobil aja ya soalnya diluar sedang gerimis "ucap Amanda saat mereka berjalan kearah parkiran
" trus motorku bagaimana dong kalau kita naik mobil kamu?" ucap Nadia bingung
"itu mah gampang say, kamu nggak usah khawatir okey cantik?!" ucap Amanda.mencolek dagu Nadia
"gampang Gimana sih manda "ucap Nadia masih dengan kebingungannya
"tunggu ya " jawab Amanda
Amanda lalu menelpon seseorang tapi Nadia tidak tau apa yang mereka bicarakan
tak berapa lama ada seorang lelaki muda mendekati mereka
"maaf bu Amanda,motor mana yang akan diantarkan?"ucap pemuda itu dengan sopan
"oh itu mas asep motornya,tolong diantarkan kealamat ini ya"ucap Amanda menunjuk motor Nadia dan menyerahkan kartu nama nadia
asep menoleh melihat motor yang ditunjuk Amanda lalu melihat dan membaca alamat yang ada didalam kartu nama yang diberikan oleh Amanda asep pun mengangguk mengerti
" Nad,kunci motornya mana?" kata Amanda menengadahkan tangannya meminta kunci motor Nadia
dengan ragu-ragu Nadia menyerahkan kunci motornya pada Amanda
"Kamu nggak usah khawatir,dia itu orangnya jujur dan bertanggung jawab Saya susah lama mengenalnya"ucap Amanda meyakinkan Nadia
Nadia hanya mengangguk pelan menatap Amanda dan Asep bergantian
asep tersenyum lalu mengangguk
"kalau begitu saya pamit bu, motornya langsung saya antarkan Assalamualaikum"ucap asep dan menghidupkan motor Nadia
Nadia dan Amanda pun Naik kemobil Amanda dan mereka melaju dijalan raya menuju ke rumah saudara suami Amanda
"Manda apa tidak apa-apa kita datang ke rumah iparmu diwaktu libur seperti ini?"tanya Nadia
"tidak apa-apa Nadia, saya sudah bicara tadi dengan mereka dan menceritakan sedikit tentang permasalahanmu,merka tidak masalah mereka lagi nggak banyak klien"jawab amanda yg terus fokus kejalanan sesekali menoleh kenadia saat Nadia berbicara dengannya
tak terasa mereka telah sampai didepan sebuah rumah besar yang bertingkat dua
Amanda membunyikan klakson mobilnya dan membuka kaca mobilnya sehingga security yg berjaga disana mengenalinya
setelah pintu gerbang dibuka Amanda memasuki halaman luas yang penuh dengan tanaman bunga yang indah nadia tertegun melihatnya
Amanda memarkirkan mobilnya di bagasi mobil
"ayo turun"kata Amanda
lalu melepaskan seat belt nya
Nadia mengangguk pelan dan juga membuka seat belt nya lalu turun mengikuti Amanda yang sudah berjalan kearah rumah adik ipar Amanda
Ting tong Ting tong
Amanda memencet bel beberapa kali sampai ada yang membuka pintu dari dalam
"Assalamualaikum "ucap Nadia dan Amanda bersamaan saat pintu rumah terbuka
"Wa'alaikumsalam"jawab bi asih
"eh ibu dokter,masuk bu"ucap bia asih lagi
"Bapak dan Ibu adakan bi?" tanya Amanda basa basi
"ada bu dokter, ibu sama bapak lagi diruang tengah menemani den Rion sama non kaila bermain"jawab bi asih
"mari masuk bu"ucap bi asih melangkah kedalam setelah mengunci kembali pintu rumah
Amanda dan Nadia mengikuti bi asih kedalam rumah
bi asih mempersilahkan Amanda dan Nadia untuk duduk di sofa ruang tamu
"duduk dulu bu,bibi panggilkan bapak dan ibu" ucap bi asih
"oh iya bu mau minum apa?" tanya bi asih sopan
" teh hangat aja bi,kan lagi hujan jadi pengen yang hangat-hangat " jawab Amanda nadia hanya tersenyum kearah bi asih
"okey bu dokter,ditunggu ya" ucap bi asih lagi dan berlalu dari ruang tamu
Nadia hanya terdiam dan tangannya sibuk mengucek-ucek ujung kerudungnya hingga kusut
Amanda yang melihat itu semua tau kalau Nadia sedang gugup