🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Lee Ryder terus memburu Margot Evans dengan cumbu rayunya yang bertubi-tubi menyerang tubuh gadis molek itu yang terbaring lurus di atas kursi penumpang.
Tangan Margot Evans memukul keras punggung Lee Ryder yang berada di atasnya dan terus bergerak.
''Aduh !", teriak Lee Ryder.
Saat pukulan Margot Evans mengenai dirinya dan meninggalkan rasa nyeri di punggungnya.
CENUT... CENUT... CENUT...
Punggung Lee Ryder terasa sakit akibat pukulan keras Margot Evans.
''Apa yang kamu lakukan ?'', ucap Lee Ryder seraya beranjak dari tubuh Margot Evans.
Diusapnya punggungnya yang kesakitan dengan wajah meringis.
''Apa kau tidak lihat kalau aku sedang serius barusan ? Tidak bisakah kamu berhenti mengganggu ku ?'', kata Lee Ryder.
Tampak wajah cantik Margot Evans yang bersemu merah saat dia berbaring di atas kursi penumpang tanpa balutan busana yang menutupi sebagian tubuhnya.
Bibir Margot Evans merekah penuh godaan hingga Lee Ryder tidak mampu untuk menahannya.
''Margot...'', gumam Lee Ryder.
Lee Ryder kembali merengkuh tubuh Margot Evans lalu mencium bibir gadis cantik itu dengan nafas memburu cepat.
''Uhk !?'', gumam Margot Evans mencoba melawannya.
''Sayang...'', bisik Lee Ryder disela-sela ciumannya.
''Ummm...'', gumam Margot Evans yang tidak berkutik saat Lee Ryder menyerangnya.
Kedua tangan Margot Evans terentang ke arah atas oleh Lee Ryder.
Dipandanginya wajah cantik Margot Evans yang terbaring di bawahnya dengan tatapan teduh.
''Bisakah kamu menerima cintaku ini tanpa perlawanan, Margot ?'', ucap Lee Ryder.
''Hoah... Hoah...'', deru nafas Margot Evans.
Setelah Lee Ryder berhasil menindasnya tanpa dia sanggup untuk melawannya.
Raut wajah Margot Evans bersemu merah saat itu.
Sorot matanya yang tajam terarah lurus ke Lee Ryder yang duduk di hadapannya dengan memegangi kedua tangannya ke arah atas.
''Kau milikku dan satu-satunya cinta dalam hidupku, Margot'', ucap Lee Ryder.
Margot Evans masih terdiam berbaring karena dia merasa kesadarannya belum stabil setelah apa yang barusan terjadi padanya akibat serangan Lee Ryder.
Lee Ryder kembali merengkuh tubuh Margot Evans berusaha untuk menyatukan dirinya dengan gadis cantik itu.
''Aku tidak sanggup menahan gejolak cinta ini, Margot Evans'', bisik lembut Lee Ryder di telinganya.
''A--apa yang kamu lakukan, Lee Ryder ?'', pekik Margot Evans terbelalak kaget.
Ketika Lee Ryder berusaha paksa memasuki dirinya dengan merobek rok seragam sekolahnya.
SHREK... SHREK... SHREK...
Terdengar suara kain yang dirobek keras.
Margot Evans memalingkan wajahnya ke arah lain berusaha menghindari kontak mata dengan Lee Ryder yang menatapnya penuh gairah cinta.
''Kau cantik sekali sayang'', bisik Lee Ryder.
Lee Ryder mengarahkan salah satu paha kakinya ke arah tengah-tengah kedua kaki Margot Evans kemudian membukanya paksa.
''Lee Ryder !'', pekik Margot Evans.
Gadis cantik itu merasakan tubuhnya diaduk-aduk oleh Lee Ryder dan berkali-kali mengejang hebat saat pria tampan kaya raya itu mengusap tubuhnya kuat.
Kedua mata Margot Evans mengerjap-kerap saat Lee Ryder mengelusnya.
Pada saat Lee Ryder hendak memasuki dirinya tiba-tiba Margot Evans menangis keras.
''Tidaaaak !!!'', jerit Margot Evans. ''Hiks... Hiks... Hiks...'', tangisnya pecah.
''Margot...'', gumam Lee Ryder.
Lee Ryder mengurungkan niatnya kemudian menjauhkan dirinya dari tubuh Margot Evans yang telah terbuka polos tanpa sehelai benangpun.
Sekilas Lee Ryder mengusap bukit indah milik Margot Evans lalu beranjak dari tempatnya.
Duduk di kursi pengemudi seraya menundukkan kepalanya dalam-dalam ke alat setir mobil.
''Hiks... Hiks... Hiks...''
Suara isak tangis Margot Evans semakin keras terdengar hingga membuat Lee Ryder menengadahkan kepalanya ke arah Margot Evans.
Lee Ryder langsung menarik tubuh gadis cantik itu lalu mendekapnya erat.
''Sayang... Sssst... Sssst... Sssst...'', bisik Lee Ryder.
Lee Ryder terus menggoyangkan tubuhnya supaya Margot Evans terdiam kemudian kembali menciumi gadis cantik itu penuh cinta.
''Jangan menangis ! Tolong, hentikanlah tangisanmu, sayang !'', bujuk Lee Ryder.
Namun, Margot Evans masih saja menangis bahkan tangisannya tidak berhenti-henti hingga Lee Ryder bertambah panik.
Rasa bersalah menghinggapi hati Lee Ryder saat melihat pujaan hatinya menangis.
Tidak ada maksud apapun di dalam benak Lee Ryder untuk menyakiti perasaan Margot Evans atau membuatnya menangis sesedih itu.
Baru Lee Ryder sadari jika dia telah bersikap sangat kasar pada Margot Evans.
"Mungkin ini terlalu cepat untuk Margot Evans menerima bentuk cinta yang sesungguhnya ini, sebaiknya aku tidak terlalu cepat memaksakan diri ini untuk bersatu dengannya...", ucap Lee Ryder dalam hatinya.
Lee Ryder menahan luapan cintanya yang harus terbendung kembali dan menundanya lagi hingga kesempatan itu datang.
Pria tampan itu menarik pelan kursi penumpang kembali pada posisinya semula kemudian menyandarkan Margot Evans di kursi itu.
Mencium kening gadis cantik itu lalu menutupi bagian tubuh Margot Evans dengan jas miliknya meski itu tidak sepenuhnya benar-benar berhasil karena dia telah menghancurkan seluruh seragam sekolah milik Margot Evans serta pakaian dalam gadis malang itu.
''Fuih !!!'', Hela nafas panjang Lee Ryder sambil menyandarkan kepalanya.
Diraihnya tangan Margot Evans lalu digenggamnya erat-erat.
''Maaf..., jika aku telah mengejutkanmu, cantik...'', ucap Lee Ryder.
Lee Ryder memandangi Margot Evans yang masih tertunduk menangis.
''Jangan menangis lagi !'', kata Lee Ryder.
Tangan Lee Ryder menyentuh pipi Margot Evans yang langsung direspon oleh gadis itu dengan terkejut.
Lee Ryder tertegun sesaat ketika melihat reaksi dari sikap Margot Evans akan perlakukan khususnya yang menunjukkan dengan jelas serta terang-terangan bahwa gadis itu menghindari kontak fisik dengannya.
Pria tampan itu lalu menjauhkan tangannya dari Margot Evans serta melepaskan genggaman tangannya.
Dia langsung menghidupkan mesin mobil kemudian melajukan cepat mobil Range Rover hitam miliknya ke arah jalan.
Mobil melaju kencang meninggalkan lokasi sekolah.
Melewati jalanan kota yang basah oleh siraman air hujan yang turun hari itu.
Suasana kota terasa sejuk dengan adanya hujan karena setelah melewati musim panas yang cukup menyiksa akhirnya hujan deras turun sedikit memberikan ruang segar di kota yang padat.
Sesekali Lee Ryder melirik ke arah spion depan mobil untuk melihat Margot Evans.
Tanpa dia sadari pandangannya tertangkap oleh Margot Evans yang juga memandangi dirinya lewat kaca spion mobil.
''Tidak bisakah kamu berhenti menatapku dengan kesal ?'', ucap Lee Ryder.
Margot Evans langsung mengalihkan pandangannya keluar mobil.
Mendadak mobil berhenti tepat di sisi jalan raya.
Sengaja Lee Ryder menghentikan laju mobilnya kemudian dia kembali menatap Margot Evans.
''Aku tidak pernah menyesali ini semua karena aku akan terus memaksamu untuk menjadi milikku karena lambat laun dan pasti aku akan menyatukan kita berdua'', ucap Lee Ryder lugas.
Margot Evans tetap terdiam tetapi tubuhnya terlihat menggigil kedinginan.
Lee Ryder bukan mematikan alat pendingin didalam mobil melainkan dia semakin sengaja menambah AC mobilnya menjadi dingin.
''Jika kamu merasa kedinginan maka naiklah ke atas tubuhku dengan senang hati aku akan menerimanya dengan hati senang'', ucap Lee Ryder.
Diliriknya kembali Margot Evans yang masih bertahan dengan tubuh setengah kedinginan hingga membuat kesal Lee Ryder yang mulai tidak sabaran.
''Kau tidak perlu menutupinya dan terus terang lah padaku agar aku bisa membantumu untuk menghangatkan tubuhmu, Margot'', kata Lee Ryder.
Gadis cantik itu masih terdiam menatap keluar mobil yang kacanya tertutup rapat oleh pelapis kaca film berwarna hitam.
Masih dengan tubuh setengah polos yang semakin menggigil kedinginan karena AC mobil sengaja dinaikkan oleh Lee Ryder.
Margot Evans tetap bertahan pada posisinya tanpa mau beranjak ke arah Lee Ryder sedangkan pria tampan itu menunggu kesempatan itu supaya Margot Evans menyerah dan mendekat padanya.