NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Twenty Four

Penyakit selingkuh bisa menyerang siapa saja yang tak kuat iman, laki-laki atau perempuan, sama saja.

Aldo melirik ke arah Alan, “Pacar baru? Pria mapan dan sukses impian kamu?” sindirnya. “Buat bikin aku cemburu, hah?!” dan ia pun terkekeh menyebalkan.

“Buat apa bikin kamu cemburu? Aku tak berniat kembali ke kamu. Beban hidupku sudah lepas, dengan perceraianku.  Aku sudah menang, ngapain terjun lagi ke comberan?!”

“Menang apanya? Kamu sampai pindah kosan, sampai ngeblock nomorku, seberat itu kamu melupakanku? Kalau berat ya balikan aja. Aku juga masih sayang kamu kok.”

“Pergi kamu, aku hampir muntah.” Kara menunjuk pintu keluar.

“Kita berdua tahu, kamu juga belum bisa melupakanku.” Aldo kembali menarik lengan Kara. “Kita bicarakan baik-baik ya, lupakan masa lalu, kita jalin hubungan dari awal yang lebih baik.”

“Ogah!” seru Kara sambil menepis lengan Aldo.

“Nggak usah sok jual mahal pe rek!”

PLAKK!!

Aldo pun menampar Kara dengan kencang.

Ditampar laki-laki jelas jauh lebih keras dibanding saat ditampar Caitlyn.

Kali ini Kara bahkan sampai terjungkal jatuh ke lantai.

Aldo menghampirinya dan menendang paha Kara saat wanita itu masih coba berpikir hal-hal yang terjadi. “Ngelunjak amat sih lo, dasar betina jahanam! Perawan lo gue yang ambil, cium pertama lo gue ambil, sekarang merasa udah bebas, ngelonte hah?! Tahu diri dong!!” seru Aldo sambil sekali lagi menendang tubuh Kara yang masih terkapar di lantai.

“Woy!!” Alan menarik Aldo ke belakang untuk mencegahnya.

Aldo menyikut wajah Alan dan telak mengenai rahangnya.

Walau pun tubuh Pria itu lebih kecil dari Alan, namun kekuatannya lumayan besar.

Mungkin karena terbakar dendam dan kecemburuan terhadap Kara.

Alan tak menyerah, ia tarik kerah kemeja Aldo dari belakang untuk menghentikan aksi pria itu, Tapi Aldo dengan sigap mengambil garpu di atas meja, bekas Kara makan Cake, dan mengibaskannya ke arah Alan.

Lengan Alan terkena sabetan garpu dan langsung tergores. Luka ternganga langsung timbul dengan darah menetes di sela-sela kulitnya yang terbuka

Setelah merasa kalau tak ada pengganggu lagi, Aldo kembali menghampiri Kara.

“Jangan pikir...” Aldo kembali menendang Kara, kali ini terkena telak di bagian punggung karena wanita itu sudah sigap menggulingkan dirinya yang hampir mati rasa ke sisi lain. “Lo bisa bebas dari gue ya Kara! Setelah semua yang lo lakuin ke gue, enak aja lo seneng sendiri?!”

“Aldo, Stop!” rintih Kara.

“Dasar cewek- UGH!!” cengkeraman langsung mendarat di leher Aldo.

Jalur nafasnya langsung tertutup.

Bahkan tubuhnya kini terangkat sejengkal dari tanah.

Kara memicingkan mata untuk memperjelas pandangannya ke depan, berusaha memlerhatikan sosok yang kini muncul untuk mencekik Aldo.

“Siapa lo Anjing?!” geram Raka.

Ya siapa lagi kalau bukan dia.

Perasaan tadi masih meeting di dalam sana, yang dengan gagahnya menjelaskan keuntungan dari akuisisi ini.

Si Boss menggeram, masih dengan mengangkat tubuh Aldo ke udara.

“Ugh! Oekk!!” Aldo bahkan tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.

Kakinya yang menggelantung meronta-ronta, sementara kedua tangannya berusaha membebaskan cengkeraman Raka yang sangat kuat.

“Ka, Raka, sabar ka, bisa mati tuh orang.” Alan berusaha mencegah Raka dengan diplomasi, karena dia sendiri masih keliyengan terkena hantaman sikut orang nggak waras. Darah dari lengannya sudah berhenti karena ia bebat dengan serbet.

“Enak aje masih bisa hidup setelah nendangin calon bini orang ha?!” geram Raka.

“Ha?” Kara mengeluh, sekaligus mengaduh, sekaligus bingung.

“Halah...” gumam Alan.

“Lo pasang baik-baik telinga lo ya bangsat.” Raka menunjuk wajah Aldo yang mulai merah dengan tangan satunya. “Kara itu calon istri gue. Ngerti? Gue nggak peduli siapa lo, tampang lo dah gue tandain.” Geram Raka.

“Sayang, kamu nggak papa?” ia pun menoleh sekilas ke arah Kara yang masih terkapar di lantai.

“Sayang-sayang gigi lo gendut. Jelas gue kenapa-napa lah... Uhukk!” keluh Kara sambil terbatuk-batuk. Ia masih berusaha duduk. Tapi jelas tak bisa. Tubuhnya serasa nyeri kanan kiri atas bawah.

“Dia mau dibunuh atau diproses?” tanya Raka.

“Ya jangan ekstrim dong Pak Raka! Kalau Bapak jadi tersangka, kita 10.000 orang mau makan apa? Rumput?!” seru Kara kesal. Pakai tanya pula si Raka.

Jelas-jelas satu perusahaan, pakai anak cabang segala, semua bergantung ke kesuksesan si Yudhistira Raka, masa mau mengorbankan semua untuk membunuh satu cecunguk sampah?

“Ya udah diproses aja. Alan, lo bisa hubungin pengacara gue nggak? 25 tahun lah maksimal buat ni anjing.”

“Iyaaa, si Kara nuntut dulu lah! Tuh sampai lemes ‘Calon Bini’ Lo!” Alan mengucapkan dua kata itu sengaja ekstra kencang.

Sekompi sekuriti datang dan akhirnya Raka melepaskan cengkeramannya.

Aldo sampai gemetaran saat berusaha menarik nafas.

Akhirnya oksigen bisa masuk ke dalam tubuhnya.

Sedetik lagi otaknya sudah merespon berbeda. Bisa-bisa langsung lumpuh dia.

“Nggak bakal mati, lo. Paling shock doang.” Sahut Raka dengan nada suara mengejek ke arah Aldo. “Gue juga tahu kali titik krusial jalur napas.” Gerutunya sambil menghampiri Kara.

Ia membopong wanita itu dengan hati-hati.

Kara meletakkan kepalanya di bahu Raka.

Wangi parfum yang ia rindukan.

Rasanya nyaman sekali berada di dekapan Raka seperti ini.

“Kenapa kamu nggak nelpon?!”kata Raka. Lebih terdengar seperti menggeram.

Caitlyn setengah berlari menghampiri mereka. "Astaga...” desisnya. Tapi lalu ia menoleh ke arah Alan dan wajahnya jadi lebih pucat dibanding melihat Kara.

Wanita itu segera berlari ke arah Alan dan berbicara sesuatu yang Kara sudah tak bisa dengar lagi karena ia dan Raka menjauhi kerumunan.

“Maksudnya?” tanya Kara sambil mengangkat kepalanya. Badannya masih nyeri, tapi mulutnya masih aktif dan kepalanya masih bisa berpikir jernih.

“Kenapa hape kamu Sabtu Minggu nggak aktif? Kamu sudah janji ke saya seminggu dua kali, kenapa nggak hubungi saya? Kenapa nggak ke tempat saya? Kenapa kamu tidak bertanya apa pun ke saya?!” Raka menyerangnya dengan pertanyaan bertubi-tubi.

“Maksudnya apa dasar Boss gila?!” seru Kara sambil berusaha membebaskan dirinya. “Kenapa saya harus bertanya kalau semua sudah jelas?! Aowwwh...” Kara menyadari kalau ia tak bisa bergerak lebih dinamis karena badannya terasa remuk redam.

“Apa yang menurut kamu jelas, sih?!” sahut Raka.

“Keberadaannya!” Kara menunjuk Caitlyn yang diseberang sana sibuk dengan Alan.

“Ck. Udah lah kamu diam dulu. Kita ke rumah sakit.” Gumam Raka sambil berjalan ke arah parkiran mobil.

“Meetingnya?”

“Ditunda sampai besok.” Kata Raka.

“Calon Bini maksudnya apa?!”

“Jawabnya besok aja.” Sahut Raka.

“Besok kan meeting.”

“Duuuh kamu bawel banget sih!”

Raka membungkam Kara dengan ciuman.

Tidak seintens waktu itu.

Tapi kehangatan bibirnya dan aroma nafasnya terasa memabukkan, Kara langsung bagai melayang ke atas udara.

Ia merindukan hal ini.

Ternyata...

Semua tentang Raka, dirindukannya.

“Kalau nggak diam, kucium sampai bibir kamu bengkak. Mau?” ancam Raka.

Kara mau bilang kalau aksi Big Bossnya itu dilihat banyak orang.

Banyaknya ya... buanyakkk.

Ya tapi daripada bibirnya bengkak. Masa udah badan babak belur masih harus ditambah sariawan.

1
SasSya
😃😂
ketahuan
udahhhh
gas.. dapat restu dr sahabat dan seng mantan gebetan
dian😺
lah? jadi? kok isoh???😂
Nurlela Nurlela
komplikasi atau kontraksi?
dian😺
tuman! 🤣
Murdiyanti Soemarno
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Hesti Ariani
istilah anyar iki
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
mboke nio
mas raka ....mas raka bucin kan jadinya....😁
Hesti Ariani
baru nyadae kau kawan😄
fitri sasmita
karya ini banyak .emberikan saya pelajaran ,bagaimana seharusnya bersikap kepada orang lain saat bekerja. profesional dalam bersikap di kantor duhhh kebayang hidup saya dulu sebelum baca2 novel kak septira
jutek, g senyum, ngomong asal2an. dari novel ini saya belajar cara bersikap, belajar bahasa2 gaul, singkatan gaul yg saya juga g paham bahasa anak muda sekarang.
keren bagus novelnya
buaaagusssss
Angspoer: Alhamdulillah kalau bermanfaat ya jeeeeng
total 1 replies
Hesty Mamiena Hg
lhaa? Kenapa security ini selalu datangnya telat dibandingin lakonnya ya? 🤔
Hesty Mamiena Hg
eehh.. Dasar Banci!
Beraninya sm perempuan? di depan umum lagi? Waahhh kasus inih! 😠🤨🧐
Hesty Mamiena Hg
novel karyanya Madam emang gk main2..👍🤩
mamaqe
mamaq manggut2
Ama Lorina Raju
double update yg gini nih bikin happy 😍😍😍😍😍👍👍👍 sehat2 ya tor
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
entahlah apa maksud kmrn" Raka & cathlyn slalu bareng ...
Wiwit Duank
tuuhh kan Raka gitu loh 😂
Daisy🇵🇸HilVi
hadeeeww mas alaaaann baik bangeeett huhuhuhu
Daisy🇵🇸HilVi
idiih mau ngapain sih, bikin emosi reader aja wkwk
Indah
Caitlyn jodohnya Alan kan dah bonding banget ma anaknya caitlyn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!