Semalam Bersama Hidden Rich

Elster menatap wajah pucat putra nya, hatinya sangat hancur saat melihat bayi mungil yang dia lahirkan 5 tahun lalu kini malah terbaring lemah.

"Meti kamu pulang saja, sejak semalam kamu tak pulang aku takut putri mu kesepian" kata Elster.

"Nadia sudah besar nyonya, tidak apa di tinggal sendiri" balas Meti.

"Aku tau kamu lelah, pulang lah" sahut Elster lagi.

Meti terdiam sebentar lalu akhirnya memilih pulang karena jujur saja tubuhnya terasa pegal-pegal karena tidur di sofa semalam.

Setelah Meti pulang Elster pun melihat Egg yang bangun.

"Mami menangis?" tanya Egg melihat air mata di sudut mata Mami nya.

"Tidak sayang, kamu sudah bangun apa kamu mau makan sekarang?" tanya Elster.

Egg memang belum makan, karena semua makanan yang Egg makan tiba-tiba keluar lagi atau lebih tepatnya di muntah kan.

Anak laki-laki itu menggeleng dengan lemas, lalu tersenyum melihat Mami nya yang cantik.

"Mami tidak bekerja?" tanya Egg.

"Mami tak akan meninggalkan mu lagi, sayang. Mami janji" ucap Elster memegang tangan sang putra.

Egg mengangguk kecil, dan tiba-tiba dia merasakan mual yang dahsyat lagi.

Elster yang melihat itu berusaha tak panik, bahkan saat Egg muntah dia hanya bisa diam dan mengelap muntahan yang mengotori baju Egg.

Satu hal yang membuat nya bisa tegar seperti ini, Egg tak menangis saat muntah seperti ini, bahkan dia masih bisa tersenyum dan meminta maaf karena muntah.

"No problem sayang, Mami tak merasa di repotkan oleh anak Mami, tidak sama sekali" ucap Elster sambil mengusap pipi putranya.

Lalu kembali Elster menggantikan baju sang putra yang di rasa sudah kotor dan bau.

"Love you Mam" ucap Egg sambil tersenyum.

"Love you too, son" balas Elster mengecup kening sang putra dengan penuh kasih sayang.

"Oh Tuhan, jika boleh memilih biarkan aku saja yang berada di dalam kondisi seperti itu, jangan putraku dia masih terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit seperti ini" batin Elster yang sudah tak tahan dan ingin menangis menjerit.

.

.

"Halo Glenn"

"Ya, apa anak itu baik-baik saja?" tanya Glenn.

"Sangat buruk, putra Elster memiliki penyakit kanker darah dan jika tidak segera di lakukan tindakan transplantasi tulang sumsum belakang semuanya akan semakin buruk" jelas Endrick.

Glenn yang mendengar penjelasan teman nya seketika membulatkan matanya, tidak menyangka jika penyakit anak Elster begitu serius.

"Oh ya ampun, apa yang telah aku lakukan. pantas saja Elster kemarin begitu marah padaku ternyata putra nya memiliki penyakit yang mematikan" batin Glenn tiba-tiba di landa rasa aneh.

"Dan kau tau Glenn, menurut Daniel suami Elster itu tak pernah ada, dia hamil di saat kuliah dan dia membesarkan Egg sendiri, takdir benar-benar mempermainkan kehidupan nya" lanjut Elster lagi.

Apa!

"Jadi anak itu anak di luar pernikahan?" tanya Glenn.

"Hem, itu yang aku dengar dari Daniel salah satu dokter yang menangani Egg, dan dia adalah teman dekat Elster" jelas Endrick lagi.

Tut!

Glenn langsung mematikan panggilan nya sepihak.

Dia terdiam nampak sedang memikirkan keadaan ini, dia jelas tau bahwa sebelum Elster pergi wanita malang itu sudah dua kali tidur dengan nya.

Apa ini artinya..

"Oh ini gila, kenapa aku tidak berpikir jika mungkin saja Elster mengandung anak ku, dan itu artinya yang sedang sakit adalah.. Oh shitt, apa yang telah aku lakukan" Glenn mengusap wajahnya dengan kasar.

Jika Egg benar-benar putranya itu tandanya apa yang Glenn lakukan kemarin pada Elster adalah hal gila, dia bukan hanya mematahkan kepercayaan diri Elster tapi dia juga hampir membunuh putra nya sendiri.

Glenn yang terus berpikir mencoba menelpon Elster, tapi sialnya Elster tak kunjung mengangkat nya.

"Angkat El, kenapa kau mengatakan jika kau hamil anak ku" Glenn begitu sangat prustasi.

Karena tak bisa fokus dengan pekerjaan nya Glenn pun akhirnya memilih ke rumah sakit.

Dan sesampai nya di rumah sakit Glenn langsung menanyakan ruangan Egg pada resepsionis, setelah itu dia langsung bergegas ke sana.

Dalam lift Glenn nampak begitu cemas, hingga saat dia sampai di pintu ruangan Egg Glenn tak sengaja melihat sesuatu yang terjadi di dalam ruangan nya.

Egg menangis karena muntah-muntah, dan di dalam terlihat Endrick yang sedang memegang jarum suntikan.

"Mami sakit!"

"Mami peluk aku"

Jeritan dan tangisan Egg menggema di ruangan itu, Elster terlihat menangis sembari menenangkan Egg yang berontak karena rasa sakit.

Hati Glenn terasa sakit dan hancur melihat itu semua, tanpa sadar dia meneteskan air matanya dan tubuh nya ambruk karena lemas melihat apa yang dia lihat barusan.

Ceklek..

"Glenn, kau sedang apa di sini?" tanya Endrick kaget melihat Glenn duduk di balik pintu ruangan Egg.

Glenn mencoba berdiri dan Endrick membantu teman nya itu dengan perasaan bingung.

"Cek tulang sumsum ku, jika cocok aku akan mendonorkan tulang sumsum ku untuk putra ku" ucap Glenn.

Endrick diam mendengar ucapan Glenn, dan saat dia bisa mencerna semuanya dia keduluan oleh Glenn.

"Ya, aku ayah Egg. aku pria yang tak bertanggung jawab dan membiarkan mereka hidup seperti itu, aku pria bejat itu" Glenn akhir nya mengakui semuanya.

Dan Endrick tak bisa berkomentar apa-apa, dia sudah menduga hal ini karena menurut nya Egg sangat mirip dengan Glenn saat masih kecil.

🌹

Sejauh ini alur nya terlalu lambat nggak sih?

Jangan lupa like coment and vote ya,❤🙏🤗