Ajeng Wulandari namanya,wanita desa yang cantik juga baik,banyak yang bilang dia adalah bunga desa,dan banyak sekali pemuda di desanya yang ingin sekali menikahinya,sayangnya Ajeng belum mau menikah muda,karena dia baru lulus sekolah menengah atas.
Sampai suatu hari Ajang ingin pergi ke kota untuk bekerja,karena melihat teman temanya sudah kerja dan bisa merubah nasib orang tuanya.
Ajeng lalu izin ke orang tuanya untuk bekerja di kota,orang tuanya sebenarnya berat untuk mengizinkan nya,karena di kota Ajeng tidak ada Saudara,tapi Ajeng memaksa dan bilang ada banyak teman di kota yang bisa bantu cari kerja, akhirnya orang tua Ajeng pun mengizinkan nya.
Gimana nasib Ajeng di kota,apakah akan dapat kerjaan dengan mudah atau malah akan dapat kemalangan,,yuk kita baca dan semoga menyukai ceritaku ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Tanpa Pamit
Selesai makan Jeje meminta Dafa dan Meta untuk duduk di ruang keluarga,Jeje ingin nonton tv bersama mereka.
"Mah,,Pah,,Jeje malam ini sangat bahagia,soalnya bisa makan malam dan nonton tv bersama,kita sudah lama ngga kaya gini kan,,Jeje ingat ingat sudah mau 4 bulanan,Papah selalu sibuk di Jakarta,Mamah selalu sibuk dengan urusan mamah,"
"Iya Papah kan kerja sayang,cari uang buat kamu,,"sambil mengusap kepala Jeje.
"Mamah kesepian Sayang,makanya mamah sering pergi,papah sibuk kerja ,kamu kan sekolah pulangnya sore,jadi Mamah nongkrong sama temen Mamah,maafin Mamah ya sayang,besok ngga lagi asal papah ada waktu buat kita,,"Dafa yang mendengarkan perkataan Meta hanya diam saja.
Meta mengambil cemilan,lalu meletakan di meja,Meta duduk di dekat Dafa,sekarang posisi Dafa ada di tengah.
"Pah,,besok berobat yah,biar lukanya cepat sembuh,"Meta berkata sambil memegang tangan Dafa.
Dafa menarik tanganya,Dafa tidak mau di sentuh Meta,"Ngga usah,ini hanya luka ringan,besok juga sembuh,"
"Sayang,ini sudah malam,masuk lah ke kamar,besok sekolah kan,,"
"Iya Pah,,"
"Sekolahnya yang pintar yah,biar Papah bangga,,"
"Iya,,pasti,,"Jeje mencium pipi Dafa dan mamahnya,setelah itu Jeje pergi ke kamarnya.
"Besok kamu datang lah ke perusahaan,Aku sudah mengundurkan diri,"
"Loh kok bisa,,ada apa Mass,?"
"Mereka,,keluargamu semua yang menginginkan aku mundur ,jadi mulai besok kamu yang mengurus urusan dan pekerjaan perusahaan,Aku sudah tidak mau lagi,Aku akan ke Jakarta,dan mengurus pekerjaan yang di sana,"Dafa sambil bangun dari duduknya.
"Mas,,jangan seperti ini,Aku ngga bisa,,"
"Kamu pasti bisa,sebelum menikah denganku kamu juga sudah bekerja di sana kan,,besok Aku akan ke Jakarta,semua urusan pekerjaan ada di sekertaris semuanya,dia bisa membantumu,jadi kamu ngga usah menggangguku lagi,"
Dafa pun pergi menuju kamar Tamu,Meta mengikutinya,"Kamu mau kemana,Aku ngga mau tidur denganmu,tidurlah di kamar atas,besok Aku akan urus surat perceraian kita,"
"Ngga Mas,,Aku ngga mau cerai denganmu,,kamu boleh sibuk kerja,boleh sibuk di Jakarta,tapi kamu ngga boleh ceraikan aku,Aku ngga mau,,sampai kapanpun,"Meta menangis saat bicara.
"Kita sudah tidak sejalan,kamu sudah mengecewakanku,kamu di belakangku berselingkuh,sebaiknya kita berpisah saja,maaf selama kita menikah Aku tidak bisa membahagiakan kamu,semoga setelah kita bercerai kamu akan mendapatkan kebahagiaan,"
"Ngga Mas,,Aku ngga mau bercerai,maafkan Aku,,Aku janji tidak akan mengulanginya lagi,Aku mohon Mas,,"Dafa mengelengkan kepala,lalu masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Meta menangis dan masuk ke kamarnya sendiri,"Kamu pasti cuman lagi emosi Mas,Aku akan membiarkanmu dulu,dan tidak akan mengganggumu,agar kamu merubah keputusanmu,Aku pun akan mencoba berubah,,dan akan bekerja agar kamu bangga padaku Mas,,"kata Meta saat sampai di kamarnya.
Pagi hari sekitar jam 4 Dafa minta di antar supir ke Jakarta,karena tangan Dafa sakit,Dafa tidak berpamitan kepada Jeje dan Meta,karena Dafa takut akan berubah pikiran,Dafa orangnya cepat luluh dan tidak tegaan.
Sampai di parkiran apartemen,Dafa memberikan uang untuk Pak supir kembali ke Bogor.
"Pak,ini uang buat ongkos,terimakasih sudah mengantarkan saya,,"
"Iya Tuan,,terimakasih,,saya langsung pamit,"
Setelah pak supir menerima uang,pak Pipit langsung pergi,Dafa naik ke atas menuju apartemen nya.
Jam masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi,Dafa langsung masuk ke dalam,Dafa mencari Ajeng di dapur,ternyata kosong,Dafa membuka pintu kamar ajang dengan pelan,ternyata juga kosong.
"Kemana nih anak,,"kata Dafa pelan saat mencari Ajeng tapi tidak ketemu.
Dafa lalu masuk ke kamarnya,ternyata Ajeng tidur di kamar Dafa,Ajeng masih tidur dengan nyenyak sambil memeluk guling.
"Ya Tuhan,, Aku cari cari malah tidur di sini,,"Kata Dafa dalam hatinya.
Dafa lalu ikut tiduran karena masih merasa ngatuk,Dafa menarik Ajeng ke dalam pelukannya,dan ikut tidur.
Ajeng mencium bau badan Dafa dengan pelan membuka matanya,"Tuan,,apa Aku mimpi,,ngga mungkin kan Tuan sudah pulang,"Ajeng sambil mengusap matanya karena merasa masih mimpi.
Ajeng dengan pelan mengusap pipi Dafa,Dafa yang merasakannya membuka matanya.
"Apa ini Tuan ,Apa Saya tidak mimpi,,?"Dafa tersenyum.
"Tidak,,kamu Tidak mimpi,,ini beneran Saya,"Ajeng lalu ikut tersenyum.
Mata mereka saling pandang,bibir mereka juga masih sama sama tersenyum.
"Tuan kapan datang,,?"
"Belum lama,,"
Ajeng akan bangun ,Ajeng menyingkirkan tangan kanan Dafa yang memeluknya,Ajeng tidak tau itu tangan terluka,karena Ajeng tidak tau,mengangkatnya cukup kencang membuat Dafa kesakitan.
"Aaawww,,,"Ajeng yang melihat Dafa kesakitan dan jari tanganya di perban langsung kaget.
"Ya Tuhan,,Tuan kenapa,,"Dafa lalu duduk.
Ajeng meniupinya,,"Tuan kenapa terluka gini,ini pasti sakit yah,,"sambil terus meniupinya.
"Ngga papa ini hanya luka kecil,,Buatkan saya sarapan aja,Saya mau minum obat,,"
"Iya Tuan,,"
Dafa dan Ajeng keluar dari kamar,dan keduanya langsung menuju dapur.
Jangan lupa like komentar dan votenya terimakasih...
Semangat terus thor.
Semangat thor.
bagus cerita'a sayang pendek g panjang 🤭🤭