Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 - Selesaikan
Cekrek
"Hah? Tunggu ... siapa?" Agny meminta Justin berhenti dan mendongak menatap pria itu.
Sementara Justin berdecak sebal namun tidak berencana untuk berhenti. Dia tidak melepas penyatuannya dari Agny, yang ada justru kembali mengangkat satu kaki wanitanya agar dia bisa lebih bebas untuk mencapai kepuasan.
"Ayolah, aku yakin ada orang di sana."
"Biarkan, Sayang ... anggap saja hama," ungkap Justin tetap tidak berhenti. Padahal, saat ini Agny ketar-ketir lantaran khawatir yang datang justru pihak kepolisian, bisa jadi demikian mengingat profesinya sebagai wanita panggilan.
"Ha-hama gima_ hhmmpp." Kebiasaan sekali, Justin selalu membuatnya bungkam ketika hendak bicara serius.
"Kita selesaikan dulu, kalau sampai berhenti aku pusing dan kamu juga pusing ... paham, Agny?" tanya Justin kemudian kembali benar-benar tidak peduli sekalipun yang datang adalah pamannya sendiri.
Baiklah, Justin memang pemimpinnya dan mau bagaimanapun dia sebagai wanita tetap akan kalah. Bubur ayam yang tadinya dia siapkan untuk sarapan sepertinya tidak lagi Justin pikirkan, bahkan mungkin kini dingin sebelum mereka santap.
Dia memilih sarapan yang lain lantaran tidak hanya membuat kenyang melainkan juga membuat Justin lebih tenang setelahnya. Pria itu benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari pesona Agny padahal sebenarnya Justin bisa mencari wanita yang memiliki skill membuatnya puas tanpa harus diajari.
Akan tetapi, menjalin hubungan dengan wanita yang tidak tahu sama sekali seperti ini membuat Justin merasa lebih tertantang, apalagi ketika melihat Agny yang malu-malu setiap hendak memulai namun tetap menggila ketika permainan sudah berlangsung.
Hingga, beberapa menit berlalu Justin baru melepaskan wanita itu kala berhasil membuat milik Agny hangat. Justin kembali mengecupnya beberapa kali, senyum itu terbit bersamaan dengan mata Agny yang mengecil.
Definisi keramas dua kali, Agny benar-benar mengulang mandinya dari awal karena memang merasa tidak nyaman jika tidak dia lakukan. Dipaksa keadaan Agny nampaknya harus terbiasa dengan pemandangan semacam ini, tubuh polos Justin tanpa sehelai benang tampaknya akan kerap dia pandang selama masih terus berada dalam pelukan pria itu.
"Aku bantu, kamu cukup diam saja," ungkap Justin dan hal itu sontak membuat Agny menggeleng karena dia paham jika Justin yang melakukannya, maka mandinya akan jauh lebih lama.
"Bisa sendiri, sumpah."
Agny cepat-cepat menggosok tubuhnya dan hal itu membuat Justin tertawa sumbang. Terlihat jelas jika wanita itu menghindarinya, padahal jika Justin mau semudah itu dia melakukannya lagi meski tanpa izin sekalipun.
Mandi tergesa-gesa karena Agny merasa sebenarnya suasana kali ini tidak baik-baik saja. Sungguh, pikirannya masih terfokus pada suara kamera yang tampaknya berhasil mengabadikan mereka. Walau Justin sudah katakan tenang, sama sekali Agny tidak demikian karena khawatir fotonya tersebar dan semakin merusak nama baiknya.
"Sudah," ucapnya kemudian dan hendak berlari untuk meraih handuk segera, dia sama sekali tidak nyaman di tatap Justin begitu.
"Kupingnya masih berbusa, sudah dari mana."
Justin mengacak rambut wanita itu dan kembali mengguyur tubuh Agny. Memang benar dia belum dewasa, mandi saja belum becus apalagi melayani laki-laki, pikir Justin. Agny hanya bisa menerima apa yang Justin lakukan dan dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menolak dengan alasan apapun itu.
"Kamu takut ya?"
"Hah? Ta-takut apa?" tanya Agny berusaha biasa saja padahal memang dia takut saat ini, takut Justin dan juga takut seseorang mengetahui tingkahnya barusan.
"Takut aku, kenapa memangnya? Aku tidak pernah menyakitimu, semua yang kulakukan penuh dengan perasaan ... aku menyentuhmu karena suka, bukan cabull."
.
.
.
- To Be Continue -