Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.
Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~31
"Apa sudah puas marah-marahnya, hm ?" ucap seseorang yang langsung membuat Merry menelan ludahnya.
"Wi-William." lirihnya, kemudian gadis itu langsung berbalik badan menghadap pria itu.
"Siapa yang marah-marah? aku tidak marah-marah kok." kilah Merry kemudian.
"Jadi melempar batu dengan sekuat tenaga sembari mengumpat itu bukan marah-marah ?" William nampak menaikkan sebelah alisnya menatap wanita di hadapannya itu.
"Ten-tentu saja tidak, bagiku itu sangat seru untuk meregangkan otot tanganku." terang Merry.
"Dan juga otakku tentunya." imbuhnya dalam hati.
"Kamu seperti seseorang yang sedang cemburu, honey." ujar William yang langsung membuat Merry menelan ludahnya.
"Ti-tidak, kamu jangan terlalu percaya diri tuan William yang terhormat." sahut Merry lalu bergegas meninggalkan suaminya itu dan berlalu menuju mobilnya.
William nampak menarik sudut bibirnya, kemudian segera menyusul wanita itu.
Merry yang baru masuk ke dalam mobilnya langsung mengedarkan pandangannya ke Cafe depannya itu, namun di sana sudah tak ada Natalie maupun wanita yang ia duga sebagai istri William.
"Kemana mereka ?" gumamnya, wanita itu jadi menyesal kenapa tadi keluar dari mobilnya hingga tidak mengetahui kejadian selanjutnya.
Saat William membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam, Merry langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Jalan, James !!" perintah William kemudian yang langsung di angguki oleh asistennya tersebut.
Lalu William segera mengambil ipadnya dan mulai memeriksa pekerjaannya sepanjang perjalanan.
Merry yang merasa bosan nampak mencuri-curi pandang ke arah suaminya yang sedang sibuk bekerja.
Ingin rasanya wanita itu mengajak bicara namun sosok William yang tak bisa ia tebak membuat Merry urung membuka mulutnya.
"Apa saya begitu tampan, hm ?" ucap William tiba-tiba.
Pria itu nampak menatap istrinya hingga membuat wanita itu langsung mengalihkan pandangannya.
Merry merasakan jantungnya berdetak tak karuan saat mata hazel milik William bersibobrok dengan matanya.
"Apaan sih." kilahnya, wanita itu merasa seperti seorang pencuri yang baru ketahuan.
William nampak mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang hampir tak terlihat.
"Katakan apa ada yang ingin kamu bicarakan ?" ucapnya yang langsung membuat Merry mengangkat wajahnya menatap pria itu.
Tentu saja banyak sekali hal yang ingin Merry ketahui terutama tentang perasaan pria itu padanya namun sepertinya terlalu gengsi buat wanita itu ungkapkan.
"Apa kamu tahu siapa yang telah membunuh kedua orang tuaku ?" tanya Merry pada akhirnya, meski ia sudah bisa menebak jawaban pria itu.
"Saya tidak tahu." William nampak mengedikkan bahunya.
"Kamu tidak bohongkan ?" cecar Merry yang terlihat tak percaya.
William nampak saling berpandangan dengan James melalui kaca spion.
"Aku sangat merindukan mereka." Merry nampak menatap lurus jalanan dengan mata berkaca-kaca.
"Bisakah kamu membantuku mencari keberadaan mereka ?" mohon Merry kemudian.
"Apa kau sedang mengajukan penawaran padaku, honey ?" William mengangkat sebelah alisnya menatap istrinya itu.
"Hm." angguk Merry.
"Baiklah, katakan imbalan apa akan ku dapatkan jika membantumu ?" terang William yang langsung membuat Merry melotot menatap suaminya itu.
Apa pria itu tidak mempunyai perasaan, bagaimana bisa dengan istrinya sendiri perhitungan pikir Merry.
"Seorang pebisnis selalu menghitung untung dan ruginya honey, jika tidak itu hanya akan membuang-buang waktu saja." imbuh William saat Merry tak memberikan tanggapannya.
"Apa begini caramu memperlakukan istrimu sendiri ?" rutuk Merry menahan kesal.
"Kamu bilang apa honey? ulangi sekali lagi saya tidak mendengarnya dengan jelas." perintah William saat tak yakin dengan ucapan wanita itu, meski sangat terdengar jelas di telinganya.
"Aku ini istrimu, bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti itu." teriak Merry melampiaskan kekesalannya yang sontak membuat William menahan tawanya begitu juga dengan James yang berada di balik kemudi.
"Istri ?" ulang William menegaskan.
"Iya tentu saja, bukannya aku ini istrimu? Harusnya kamu memperlakukan ku dengan baik bukan." sahut Merry bersungut-sungut.
William terlihat gemas, namun sepertinya pria itu sangat pandai menyembunyikan perasaannya.
"Honey, jika kamu merasa sebagai seorang istri apa kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik. Hm ?" tanya balik William yang langsung membuat Merry menelan ludahnya, wanita itu nampak salah tingkah mendengar perkataan suaminya.
Merry menyadari jika pernikahannya yang tiba-tiba sama sekali tidak pernah ia inginkan, bahkan dalam melayani pria itu pun Merry selalu terpaksa melakukannya.
Impiannya untuk menikah dengan pria yang ia cintai kini pupus sudah dan ia harus merelakan dirinya terjebak dengan pria asing yang tidak pernah ia kenal sama sekali.
"A-aku akan belajar menjadi istri yang baik tapi tolong bantu aku mencari mommy dan Daddy ku." mohon Merry menatap William dengan wajah memelas.
"Tentu saja kau harus melakukan itu honey, belajarlah menjadi istri patuh dan melayani suamimu dengan baik." ujar William menanggapi.
"Ten-tentu saja kamu jangan khawatir." Merry langsung meyakinkan.
"Baiklah, jadi lakukanlah mulai dari sekarang !!" perintah William kemudian yang sontak membuat Merry nampak tercengang.
"Me-melakukan apa ?" ucapnya tak mengerti, wanita itu nampak tersenyum nyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tunjukkan jika kamu seorang istri William Smith." terang William.
Merry nampak menggigit bibir bawahnya, sedangkan kedua tangannya terlihat m3r3m4s gaunya.
Wanita itu berpikir keras mencari ide untuk menyenangkan suaminya itu.
"Dulu Mommy suka memotong kuku Daddy, apa itu juga salah satu cara menyenangkan suami ?" gumamnya dalam hati.
"Apa itu caramu menggodaku, hm ?" ucap William saat melihat istrinya menggigit bibir bawahnya yang menurutnya itu adalah bentuk sebuah keseksian.
Merry langsung mencebik, ingin sekali ia menggetok kepala suaminya agar tidak selalu berpikiran mesum.
"Ba-bagaimana jika ku bantu potong kukumu ?" tawar Merry yang langsung membuat James yang berada di balik kemudi nampak tak kuat menahan kekehannya, sungguh nyonya mudanya itu sangatlah polos.
Padahal cukup dengan menggoda tuannya itu, maka apapun yang wanita itu inginkan pasti akan di kabulkan.
"Diamlah James jika tidak gajimu ku potong satu bulan penuh." tegur William kemudian.
"Maaf tuan." James langsung terdiam lalu kembali fokus dengan jalanan di depannya.
"Jadi apa yang ingin kamu lakukan ?" ulang William menatap istrinya itu.
"Memotong kukumu." sahut Merry dengan tersenyum nyengir.
"Tenang saja aku ahli dalam membersihkan kuku dan lihatlah aku selalu menyimpan pemotong kuku di dalam tasku." imbuh Merry seraya mengeluarkan satu kotak kecil dari dalam tasnya.
Nampak satu paket pemotong kuku di sana dan Merry langsung mengambil salah satunya.
Kemudian di raihnya tangan suaminya itu lalu mulai memotong kukunya dengan perlahan.
Merry terlihat sangat telaten dan setiap gerakannya pun tak luput dari pengawasan William.
"Apa ada pria lain yang pernah kamu potong juga kukunya ?" tanya William kemudian.
"Tentu saja ada." sahut Merry yang langsung membuat William memicing dan itu tak luput dari pengawasan James, pria itu nampak mencuri pandang sang tuan dari kaca spion depannya.
"Siapa pria itu ?" tanya William dengan nada dingin.
ada harga ada barang😌
hal" sekecil ini bisa.menjadi paling jelek, untuk dibaa..jadi tolong buat penulisnya lebih kosnsisten untuk setiap hubungan yg dibentuk disini seperti sebelumnya pd natalie..yg jelas" tdk ada hubunga dengan willia. tapi selaku menuliskan kata kekasih..haduhh.
gak masuk akal
bener" bukti cinta willi pd istrinya versi penulisnya😏
sekali lagi sikap william menunjukkan bahwa tdk ada cinta untuk merry .justru semua perbuatannya , perhatian dan sikapembut dan tdk tegasnya dia berikan pd nathali denga dalih hutang budi
inilah perbedaan cinta dan obsesi. cinta akan memeperlakukan pasangannya dengan lembut dan mendukung semua yg menjadi kesukaannya..sedangkan obsesi, maka wanita itu akan dikurung sebagai barang dan berakhir sebagai jalang. itu merry
gak guna
diartikan sebagai perhatian.🤭🤦♀️🤣