NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Temurun dari sang ayah

Lintang menatap bangunan mewah yang ada di depannya. Meskipun rumah Yudha jauh lebih megah, tetap saja kehidupan ayahnya sudah mapan dan bergelimang harta dari pada dirinya. Namun, itu tak membuat Lintang iri. Hanya menyayangkan sikapnya yang tak adil padanya yang berstatus sebagai anak kandung. 

Yudha pun tak kalah tercengang melihat rumah itu. Ia tak menyangka Lintang diabaikan oleh sang ayah yang seharusnya sudah mampu untuk membawa ibunya berobat.

Yudha turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Lintang.

"Aku akan menemani kamu sampai ke dalam," ucap Yudha meyakinkan. Ingin membuktikan jika di setiap langkah Lintang akan tetap ada dirinya. 

Lintang menahan dadanya yang bergemuruh hebat. Penghianatan ayahnya pun menancapkan luka dalam bagi dirinya dan sang ibu. Seorang laki-laki yang seharusnya mengayomi seorang istri dan anak disaat rapuh, justru malah meninggalkannya hanya demi kesenangan dunia. 

Sebelum keduanya melangkah, pintu rumah itu terbuka lebar. Lintang meraih tangan Yudha dan menggenggamnya. Memamerkan pada semua keluarga ayahnya bahwa calon suaminya juga orang kaya. 

"Maaf, Pak. Saya harus melakukan ini." 

Yudha membalas genggaman itu. Ada getaran yang membuat dirinya tak ingin melepaskan jari lentik calon istrinya. Itu belum pernah dirasakan sebelumnya meskipun bersama Natalie. 

"Jangan panggil Pak!" bisik Yudha di telinga Lintang yang membuat sang empu bergidik. Dalam otaknya belum terbesit sedikitpun untuk menjalani hubungan sebagai pasangan kekasih maupun calon  istri. Menerima Yudha semata-mata hanya demi Lion yang terus mendesaknya.

"Selamat pagi semua," sapa Yudha Berjalan menghampiri beberapa orang yang menatapnya dengan tatapan selidik. 

"Kak Lintang," seru seorang pria yang bernama Bian. Tersenyum renyah seakan kedatangan tamu agung. 

Siapa dia, sepertinya dia sangat dekat dengan Lintang. 

Entah, tiba-tiba Yudha merasa tidak nyaman dengan kehadiran sosok pria yang tampak gagah dan lebih muda darinya. Meskipun dirinya lebih tampan dan sempurna, tetap saja umur mereka jelas jauh berbeda. 

Lintang tersenyum tipis, menerima uluran tangan Bian.

"Mau apa kamu ke sini?" 

Seorang wanita dengan pakaian seksi dengan rambut dicepol itu bertanya dengan ketus. Dia adalah istri ayah Lintang. 

"Mau bertemu ayah." 

"Ada apa? Bukanlah kamu bilang tidak mau bertemu dengannya lagi?" imbuhnya. 

Mengingatkan lagi pada kisah yang sudah berlalu, disaat Lintang berteriak meluapkan amarahnya dan berjanji tidak ingin bertemu ayahnya dalam keadaan apapun. 

"Sebenarnya begitu. Tapi agama tetap mengajarkan jika kita menikah harus melibatkan ayah kandung, bukan begitu?" Seperti biasa, Lintang tak pernah kalah argumen. Apapun alasannya, ia tetap mendapat ide yang cemerlang untuk menjatuhkan lawan. 

Gadis yang ada di kursi roda itu hanya diam menatap Lintang dan Yudha bergantian. 

"Kakak mau menikah?" Lagi-lagi Bian yang antusias dengan kehadiran Lintang di rumahnya. 

"Iya, ini calon suamiku, namanya Mas Yudha." 

Lintang menundukkan kepalanya, malu sudah berani memanggil bos nya dengan sebutan itu. 

Ibu tiri Lintang menatap penampilan Yudha dari atas hingga bawah, kagum, namun tetap pura-pura cuek. Sebagai seorang yang sudah berpengalaman, ia tahu jika pria itu bukan orang biasa. Belum lagi jam yang melingkar di tangannya, itu hanya ada beberapa dan dimiliki orang-orang tertentu. 

"Kenalkan kak, namaku Bian. Ini mama, dan ini ayahku, juga ayah kak Lintang, dan yang ini Indira, adikku." Menunjuk semua anggota keluarganya secara bergantian. 

"Maaf kedatangan saya dan Lintang ke sini untuk bertemu ayah. Kami ingin membicarakan pernikahan kami yang akan digelar minggu depan." 

Dahi Lintang berkerut menatap Yudha yang nampak santai. 

Kenapa dia nggak bilang kalau pernikahannya minggu depan, curang. 

Yudha mengatupkan bibirnya. Melirik wajah Lintang yang nampak berapi-api. Ia tahu jika ucapannya akan membuat Lintang marah, tapi bodo amat, ia tak peduli dengan semua itu, yang  terpenting saat ini dirinya bisa memiliki Lintang, meskipun dengan cara yang sedikit memaksa. 

Kesal, itulah Lintang saat ini, ingin sekali menjambak rambut lebat Yudha. Namun apa daya, bersandiwara di depan keluarga ayahnya lebih penting daripada meluapkan emosinya yang sudah memuncak di ubun-ubun. 

"Selamat ya, Kak." Bian yang memberi ucapan lebih dulu. 

"Lebih baik kalian masuk dulu, kita bicarakan di dalam."

Untuk yang kesekian menit barulah sang ayah membuka suara. 

Ruang tamu itu kembali hening. 

Pak Julianto masih ingat saat Lintang terisak dan menarik kemejanya. mencegah untuk tidak pergi. Malam itu adalah malam bersejarah baginya, meninggalkan keluarga yang dulu ikut merangkak dari nol. Namun, semua itu harus lenyap saat mengingat Lintang yang tak mau mendonorkan darah untuk Indira. 

"Ternyata kamu masih membutuhkan ayah?" cetus pak Juli menyunggingkan bibir. Tetap memandang rendah pada Lintang.

"Aku tidak butuh ayah. Tapi butuh apa yang seharusnya ayah lakukan. Bukankah kewajiban orang tua mengantarkan anaknya sampai ke pelaminan?" sindir Lintang. 

"Percuma saja aku datang ke sini, lebih baik tidak memiliki ayah daripada harus orang sepertimu," lanjutnya.

Bian menggelengkan kepala. Sebagai anak tiri, ia pun tak suka dengan sikap Pak Juli. 

Lintang beranjak dari duduknya. Membalikkan tubuhnya menghadap pintu depan. 

"Terserah ayah, mau datang atau tidak, aku akan tetap menikah. Ingat, suatu saat nanti ayah akan menyesal sudah meninggalkan aku dan ibu." 

Lintang langsung pergi tanpa menghiraukan Yudha yang masih setia duduk di tempatnya. 

Sekarang aku tahu, sikapnya yang keras ternyata turun temurun dari ayahnya. 

"Berikan alasan kenapa anda tidak mau datang pernikahan saya dan Lintang?" tanya Yudha ke pokok permasalahan. 

"Alasannya karena dia tidak mau mendonorkan darah untuk Indira. Sejak saat itu aku tidak menganggapnya anak lagi."

Yudha tertawa lepas, menunjukkan betapa ia lebih berkuasa daripada pria tua di depannya. 

"Tapi faktanya tidak seperti itu. Lintang tetap darah daging, Anda. Jadi tidak ada alasan untuk anda menolak permintaannya, termasuk menikahkan kami."

"Waktuku terlalu berharga untuk  membantunya."

Cih 

Yudha berdecih, menganggap remeh pria itu.

"Anda tahu siapa saya?" tanya Yudha mulai serius, ia tak mau basa-basi lagi, pasti Lintang sudah jengkel karena dirinya yang belum menyusul. 

"Calon suami Lintang, kan?" 

Yudha mengeluarkan sebuah kartu tipis dari saku jas. Meletakkan di meja. Tepatnya di depan Pak Juli.

"Sekarang silakan baca! Jika bukan karena saya mencintai Lintang, tidak sudi saya menginjakkan kaki di rumah ini. Saya tidak suka berurusan dengan orang yang tidak mau bertanggung jawab dengan tugasnya, seperti kalian."

Yudha merapikan jas nya, lalu pergi. 

Pak Juli menatap kartu itu tanpa menyentuh, dan akhirnya Bian yang mengambil dan membacanya. Seketika tangan Bian bergetar. Kartu yang beberapa saat di tangannya terjatuh di lantai. 

"Kak Bian kenapa?" tanya Indira lemah. Mencoba memungut benda yang ada di bawah kakinya. 

"Yudha Anggara, CEO PT Anggara grup," baca Indira dengan jelas. 

Dalam hitungan detik jantung pak Juli berhenti berdetak. Rasa takut tiba-tiba menyeruak mengingat nama yang sangat familiar itu. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!