Dilema Cinta Natalia

Netra merah bergetar itu masih digenangi air bening yang nyaris tumpah tapi masih ia tahan. wajahnya terlihat benar-benar marah tapi masih bisa diredam dengan kepalan tangannya yang menguat menatap Nyonya Maria yang dibantu berdiri oleh seorang wanita berpakaian Seksi berlapis rok ketat itu.

"Mom."

Lirih Qyara yang tadinya pulang langsung terkejut saat melihat seorang wanita yang ia tahu telah menikah dengan Suaminya dan berusaha menggoda pria itu.

Nyonya Maria berdiri memegangi pipinya yang bengkak dengan sudut bibir yang koyak. itu masih belum cukup dibanding rasa sakit yang telah mengoyak hati seorang anak yang telah dihina pedas.

"Kau berani menampar Ibu mertuaku. ha!!!"

"Dia memang ingin menguasai rumah ini."

Timpal Nyonya Maria geram pada Natalia yang masih berusaha menahan diri. kenapa ada manusia serakah yang selalu mempermasalahkan sesuatu yang belum pernah terjadi seperti ini?

"Sayang!!!"

Suara Qyara menggelegar membuat para pelayan yang yang tadi juga mendengar suara perdebatan itu lansung berlari mendekati arah suara.

Sam yang tengah bersiap ke Perusahaannya diatas sana juga mulai heran saat Fagan datang ke kamarnya dengan Alfin yang sudah berlari ke bawah.

"Ada apa?"

"Tuan. saya tak tahu tapi Nona Qyara sudah pulang dan .."

Sam lansung melangkah ke luar kamar dengan wajah datar yang beraut tenang. Fagan berfikir jika Sam kebawah karna ingin menyambut Istrinya karna ia tahu betul pria ini begitu mencintai Aktris angkuh itu fapi kenyatannya berbeda.

"Kau harus menangung semua ini!!! dasar wanita kampungan!!!!"

"Qyara!"

Sam dengan cepat melangkah turun sampai kerumunan mengurai mempersilahkan tubuh kekar berlapis Jas ini untuk menengahi perdebatan yang begitu panas. raut wajah yang terpancar dari mereka semua begitu gugup dan menjauh dari sang Tuan Muda.

"Sayang!"

Qyara mendekati Sam yang menatap kilas Natalia lalu memandang wajah Momynya yang ada bekas merah jari seseorang bahkan sudut bibir wanita ini berdarah.

"Sayang! wanita kampungan ini berani menampar, Momymu!"

Sam langsung menatap tajam Natalia yang hanya diam dengan rambut panjang menutupi pipinya yang bengkak. mata Natalia masih enggan mengalihkan pandangannya dari wajah Nyonya Maria yang merasa meremang seakan Natalia menelannya.

"Wanita ini memanfaatkan kebaikanmu. Sam! dia menampar Momy karna tak terima kalau Momy mengatakan Qyaralah yang menjadi Istrimu satu-satunya dan bukan dia!!!"

"Cih. wanita rendahan, kau tak pernah di sekolahkan? jadi tak mengerti bahasa KASTA!"

Cacian itu hanya ditelan Natalia yang sudah tak bisa menahan amarahnya ketika mengenang ucapan Nyonya Maria yang mengatakan hal buruk tentang ajaran Mamanya.

Sam hanya diam masih tetap terkurung dalam netra berair menggigil milik wanita ini. ia seakan tak mendengar apapun yang dikatakan oleh dua wanita yang ada dihadapannya.

"Oh. aku lupa! Kau tumbuh tanpa Ibu, bukan? jadi tak ada sopan santun terhadap.."

"Nona!!!"

Mereka memekik saat Natalia menjambak rambut Qyara yang berteriak menarik lengan Sam agar membantunya ditengah tatapan terkejut semua orang terutama Alfin yang diam kaku ditempat.

"Berhenti mengatai Mamaku!!!"

"Lepas!!!!"

Qyara memukul lengan Natalia yang tak melepasnya bahkan semangkin menariknya kuat merontokkan rambut pendek wanita seksi ini. Nyonya Maria mencoba melepas genggaman tangan Natalia yang seakan kesetanan menjambaknya.

"Sam!!! Sam, tolong!!!"

"Nona!"

Beberapa pelayan melerai tapi Natalia masih engan hingga Sam mulai tak bisa melihat ini dihadapannya.

"Hentikan!"

"Jaga mulutmu!!!"

"HENTIKAN!!"

Sam menarik lengan Natalia keras hingga cengkraman itu terlepas paksa dengan tubuh Natalia tertarik kesamping Sam yang mencengkram lengannya.

"Kau bisa diam. ha?"

Geram Sam dengan Qyara yang menyeringai licik menatap Natalia yang masih menyimpan amarahnya. netra itu telah menumpahkan airnya bahkan mengenai lengan Sam yang tak ingin Natalia masuk dalam urusan licik Momynya.

"Diam?"

Lirih Natalia mendongak menatap Sam hingga mata pria itu terbelalak melihat pipi Natalia memar membiru dan bengkak dengan sudut bibir yang berdarah bahkan masih mengalirkan cairan merah segar bercampur air mata Natalia yang membasahinya.

"B..Bunda."

"Lia.!"

Gumam Alfin dan Maya terkejut melihat itu semua. bahkan para pelayan sana mulai saling pandang lalu melempar tatapan penuh tanya pada Nyonya Maria yang juga syok melihat wajah Sam yang mengeras.

"D .Diam? k..kau menyuruhku diam?"

"K..Kau..."

"Kau menyuruhku diam. lalu bagaimana dengan ibumu yang bebas memaki Mamaku!!!! ha???"

Bentak Natalia menggelegar menyentak tangannya kasar dari genggaman Sam yang terasa tersengat melihat air bening itu luruh begitu saja. wajah bengap dan keadaan yang terlihat dipukuli tapi Sam tadi tak melihat luka itu karna wajah Natalia ditutupi rambut.

"Kau yang menggoda putraku! pantas jika ajaran Ibumu akan ku pertanyakan dan.."

"Apa aku yang meminta di nikahi???"

Mereka semua bungkam dengan Sam yang masih diam dengan kedua tangan terkepal. suara Natalia tak lagi lembut melainkan menghakimi dan penuh kecewa atas semua yang dituduhkan padanya.

"A..Aku tak pernah meminta dinikahi oleh putramu!!! suruh dia menceraikanku maka urusan kalian selesai!! Brengsek!!!"

"B..Bunda!"

Lirih Alfin mengejar Natalia yang sudah berlari pergi setelah mengeluarkan semuanya meninggalkan mereka dalam kebisuan terutama Sam yang sudah benar-benar muak dengan semua ini.

"Sam. kau.."

"Kau menamparnya?"

Nyonya Maria menelan ludahnya kasar dikala wajah dan suara dingin Sam yang sudah kelam itu berbalik menghisap keberaniannya yang bergantung pada statusnya sebagai seorang Ibu.

"S..Sam.."

"Mulai detik ini. jangan pernah menginjak Kediamanku!!!!"

Mereka seakan tersambar petir dengan bentakan yang keluar dari mulut Sam yang telah mengigil menahan emosi. ia ingin menampar kembali tapi sayangnya wanita ini adalah wanita yang melahirkannya.

"S..Sam!"

"KELUAR!!!!"

Fagan dengan cepat mendekati Nyonya Maria agar tak menyulut kemarahan yang lebih besar membuat suasana membeku dengan para Pelayan yang tak mampu berdiri normal dan menatap wajah kelam Tuannya yang menyala-nyala.

"Sayang! itu Momymu dan kau tak boleh seperti itu."

"Apa perdulimu? kau ingin bebas. kau ingin bebas diluar sana maka ikutlah wanita ini keluar!!!"

Qyara ingin memeluk Sam tapi pria itu telah berbalik pergi kearah langkah Natalia menuju lantai atas kamarnya. urat-urat mendidih itu tampak menjalar di lengan dan wajah tampan Sam yang mengeras. pantas jika Natalia semarah itu karna ucapan Momynya memang keterlaluan.

"Sam!!!! Sayang aku mohon. aku sangat mencintaimu, Sayang!!!"

Teriak Qyara ingin mengejar Sam tapi langkahnya dicegat para pengawal yang melakukan penjagaan ketat karna amarah Tuannya sedang tak stabil. bisa saja melakukan hal yang akan berakibat fatal bagi wanita ini.

"Sam!!!! aku berjanji akan menyelesaikan pekerjaanku dan kita bisa bersama. Sayang!!!"

"Nona. Tuan Sam tak akan mendengar anda."

Tegas Fagan memboyong keluar. tentu Qyara hafal kalau Sam tak akan pernah bisa mendengar penjelasan jika ia sedang marah. pria itu selalu menenangkan dirinya terlebih dahulu dan barulah memyelesaikan masalah.

"Sam!!! dia tak pantas dimaafkan. dia wanita kelas rendahan!!!!!"

.....

Vote and Like Sayang..

Tolong di Ss ya say . mana yg vote dan kasih Giftnya ke Group biar nanti author tuliskan semuanya kalau dah selesai 🤭🙃