Sebuah insiden kecil memaksa Teresia, CEO cantik umur 27 tahun, menikah dengan Arga, pemuda desa tampan umur 20 tahun, demi menutup aib. Pernikahan tanpa cinta ini penuh gengsi, luka, dan pengkhianatan. Saat Teresia kehilangan, barulah ia menyadari... cintanya telah pergi terlalu jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Helliosi Saja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15- cemburu
Malam itu, Café Aluna tampak ramai seperti biasanya. Lampu-lampu temaram memantulkan cahaya hangat di setiap sudut ruangan. Musik lembut mengalun, menambah suasana hangat tapi penuh cerita. Arga dan Jaka sibuk melayani para tamu bersama rekan-rekan kerja mereka. Arga, terlihat sangat tampan dan sopan. Pesona alaminya membuat banyak mata wanita tak henti mencuri pandang, termasuk salah satu pelayan di sana, Siska.
Siska tak henti mendekati Arga, pura-pura membantu membawa pesanan atau sekadar menyapa dengan senyum manis. “Eh, Ga... kamu capek nggak? Sini aku bantuin deh,” ucap Siska sambil nyolek lengan Arga. Arga tersenyum sopan, meski jelas terlihat canggung.
di sudut café itu duduk Tere dan Vina. Mereka berdua memang sering menjadikan Café Aluna tempat melepas penat selepas kerja. Tere duduk anggun , menatap kosong ke arah panggung kecil café, padahal matanya sebenarnya sibuk mengikuti gerak-gerik Arga.
Vina, sahabat yang sudah lama mengenal Tere, memandang heran. Sejak mereka masuk, Tere tampak gelisah, matanya tak bisa diam, sering melirik ke arah pelayan yang satu itu. “Eh, lo kenapa sih, Ter? Dari tadi liatin pelayan itu terus. Ganteng sih... Aku juga suka. mungkin setelah ini aku akan sering kesini deh.” kata Vina pelan.
Tere tersentak kecil, mendengar omongan sahabat nya itu. ada rasa di hati nya nga rela jika ada yang suka dengan suami dadakan nya itu.
"kamu nga boleh deketin dia jangan melihat seseorang dari tampang nya aja vin" ucap tere
Saat itu Arga mendekat, membawa pesanan mereka. Tangannya sedikit bergetar saat menaruh gelas di depan Tere. Hampir saja tangan mereka bersentuhan. Tatapan mereka saling bertemu sekejap. Seolah waktu berhenti sesaat. Ada rasa canggung dan aneh di dada masing-masing.
“Selamat menikmati, Mbak...” ucap Arga pelan, suaranya serak menahan gejolak hatinya.
Tere mengangguk kaku, tak mampu berkata apa-apa. Vina memandang adegan itu dengan alis terangkat. Ada yang aneh, pikirnya.
Tak lama, pelanggan perempuan lain di meja sebelah menggoda Arga. Saat Arga menyodorkan minuman, tangan si pelanggan sengaja mengelus jemari Arga. Arga menarik tangannya cepat, sopan tapi menjauh.
Dada Tere berdegup keras. Matanya menajam, rahangnya mengeras tanpa sadar. Tangannya mengepal di bawah meja.
“Ya ampun Ter... lo kenapa si aku liat nga nyaman banget loe kangen sama suami loe ya?” bisik Vina sambil tertawa pelan, menatap Tere dengan pandangan penuh tanya.
“Apa sih kamu, Vin! Gila ya? Mana mungkin!” Tere berusaha menutupi gejolak perasaannya dengan tawa hambar. Tapi Vina bisa melihat, Tere salah tingkah.
Tere makin resah saat melihat Siska lagi-lagi mendekat, ngobrol santai dengan Arga di sudut café. Tere berusaha menahan diri, tapi matanya terus mengikuti Arga.
Akhirnya, karena tak kuat melihat pemandangan itu, Tere berdiri mendadak. “Vin, ayo pulang. Gue males di sini...”
“Loh, baru juga makan separuh? Lo kenapa sih?” tanya Vina heran.
“Bosan. Ayo lah Vin...” kata Tere singkat.
akhirnya vina membayar pesanan mereka ke kasir sambil tersenyum melihat ke arah arga. sebaliknya arga membalas karena hanya sopan saja.
Saat mereka berjalan keluar, Tere sempat menoleh. Tatapannya bertemu lagi dengan mata Arga. Sejenak ada bahasa yang tak terucap, namun segera mereka sama-sama mengalihkan pandangan, pura-pura tak mengenal.
Vina semakin curiga.
Dan Di dalam hati Tere, ia sendiri bertanya: "Kenapa aku begini? Apa aku... cemburu? Tapi aku nggak cinta dia. Nggak mungkin..."
Namun hatinya, ah, tak bisa berbohong. Malam itu, langkah Tere terasa berat meninggalkan café.
Dan Arga? Ia berdiri mematung sesaat, sebelum kembali sibuk melayani tamu dengan hatinya yang bergetar tak menentu.