ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Tak..tak..tak.. Suara heels berjalan mengarah nafisah, wanita itu memandang sinis Nafisah. "Mau apa kamu menemui pak Alvian?" Tanya Ririn dengan sombong.
Nafisah mendongak melihat Ririn dan kangsung berdiri. "Saya mau bertemu dengan pak Alvian mengantar makan siang untuk nya mbak." Jawab Nafisah sopan.
Ririn meneliti penampilan Nafisah dari ujung kepala hingga ujung kaki, bibirnya menyungging sinis melihat Nafisah.
"Untuk apa lho nyari pacar gue?" Ucap Ririn penuh percaya diri.
Nafisah mengernyitkan dahi mendengar Ririn mengatakan kalau suaminya Alvian adalah pacarnya.
"Maaf mbak, saya is_" ucapan Nafisah terhenti saat ia sebuah pikiran melayang dibenaknya.
Apakah Alvian tidak menginginkan orang orang tahu mengenai pernikahannya? Sehingga ia tidak jadi mengatakan kalau dia istrinya, takut kalau nanti Alvian marah.
"Maaf mbak, kata sekretaris pak Alvian beliau sedang tidak bisa diganggu." ucap Cintya menimpali.
Ada rasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan suami nya, namun ia memaklumi jika suami nya sibuk, ia tahu sebagai CEO perusahaan besar pasti sangat sibuk.
"Ada perlu apa kamu mencari calon suami saya?" ucap seorang wanita yang baru datang menghampiri Nafisah. Lagi lagi Nafisah mengernyitkan dahi heran, tadi seorang wanita mengaku pacar suaminya dan sekaran calon istri suaminya. Nafisah meneliti penampilan Aluna yang terkesan seksi menurut Nafisah, walaupun tidak mengenakan rok mini seperti kemarin kemarin, namun penampilan nya dengan rok dan baju yang ketat tampak seksi Dimata Nafisah.
"Hey kamu tuli?" Aluna menarik jilbab Nafisah membuat Nafisah meringis. "Saya bertanya ada perlu apa kamu mencari calon suami saya?" Tanya nya sekali lagi dan mendorong Nafisah hingga jatuh terjerembab dilantai.
"Kamu pasti mau minta sumbangan kan? Ini." Aluna melempar uang lima ribu ke muka Nafisah.
"Security..." Teriak Aluna
"Kenapa kalian membiarkan wanita seperti ini masuk kekantor ini? Cepat usir dia" Perintah Aluna.
"Dan ini apa?" Ririn merampas rantang ditangan Nafisah.
"Jangan mbak" Pinta Nafisah namun rantang itu sudah melayang kelantai,beruntung rantang nya tidak terbuka sehingga makanan didalamnya tidak tumpah. Nafisah mengambil rantangnya dilantai, air mata nya menetes begitu saja kala ia dihina seperti ini. Apa yang salah berpenampilan menutup aurat sehingga mereka menghina dan mencemoohnya.
"Cepat security bawa dia keluar, tunggu apa lagi." Teriak Aluna lagi.
Ririn dan aluna tersenyum melihat Nafisah ditarik security, karyawan lain hanya melihat tak berani ikut campur apalagi membela Nafisah.
"Saya bisa sendiri pak." Nafisah melayangkan tangannya keudara menandakan ia tidak mau disentuh.
"Cih, dasar munafik, padahal kan kamu mencari boss pasti ingin menjual tubuhmu kan." ucap Ririn menyunggingkan bibirnya.
"Apa yang kalian lakukan?" Teriak Alvian dengan suara menggema. Dengan cepat Alvian segera menghampiri Nafisah dan orang orang yang menghina istrinya, dan disusul Azka dari belakang. Wajah Alvian sangat mengerikan dengan mata elangnya yang tajam seolah ingin menerkam mereka hidup hidup.
"Apa yang kalian lakukan pada istriku?" Ucap Alvian marah, tangannya mengepal hingga terlihat urat tangannya, matanya menusuk satu persatu orang yang kasar dan menghina istrinya.
Deg...
Aluna, Ririn serta security menelan saliva mendengar ungkapan Alvian, tubuh mereka gemetar merasa takut karena sudah mengusik wanita muslimah itu yakni istri dari bos mereka. Bibir mereka terkunci hingga tidak bisa berkata sepatah kata pun.
"I..istri" Ucap Aluna dan Ririn bersamaan.
"Sayang". Alvian merangkul pinggang Nafisah, sambil menatap Ririn,Aluna dan security dengan nyalang.
"Al,, kamu nggak salah? istri?" Aluna meneliti menunjuk dari ujung kepala hingga ujung kaki nafisah. "Wanita aneh ini yang kamu bilang istri?" Merasa tidak percaya dengan apa yan dia lihat.
"Jaga ucapan mu Aluna. Kamu tidak sadar bicara dengan siapa dan siapa orang yang kau bilang aneh." Alvian menunjuk muka Aluna marah dan matanya seperti hendak menerkam Aluna saat itu juga.
"Azka, kamu urus mereka semua.Saya tidak mau lagi melihat mereka dikantor saya, dan pastikan mereka tidak akan bisa bekerja dimana pun." Perintah Alvian tegas.
"Baik boss". Azka menyahuti perintah Alvian.
Duar... bagai disambar petir hati mereka semua, tubuh mereka bergetar mendengar ucapan bos mereka.Mereka salah besar sudah mengusik istri Alvian.
"Al..jangan pecat aku Al." Aluna memohon.
"Pak, saya mohon jangan pecat saya pak". Ririn menimpali memohon.
"Pak, saya mohon pak, jangan pecat saya pak, saya sungguh tidak tahu kalau nona ini istri pak Alvian, saya mohon pak, kasihan anak istri saya pak." security itu memohon.
"Saya tidak peduli."
"Pak, kami mohon". Ririn dan security itu berlutut memohon.
"Mas, sudahlah, maafkanlah mereka, Kasihan mereka kalau kamu pecat, bagaimana dengan keluarga mereka mas!" Nafisah mengelus lengan Alvian menenangkan.
Cup.
Alvian mengecup singkat bibir Nafisah berlapiskan cadarnya, membuat Nafisah merona malu dengan sikap Alvian menciumnya didepan umum.
"Kamu sangat baik sayang, kamu selalu memaafkan dan memikirkan orang lain,walau orang itu menyakitimu.
"Allah saja maha memaafkan mas, jadi kita sebagai hambanya juga harus bisa memaafkan." Ucapnya tersenyum dan itu bisa dilihat Alvian melalui mata Nafisah.
"Kalian dengar! Istri saya meminta agar kalian tidak dipecat. Jika sekali lagi kalian mengusik istri saya, jangan harap kalian selamat." Tekannya
"Terima kasih banyak pak Alvian, terima kasih banyak buk". Ririn dan security mengatupkan tangannya berterima kasih, sedangkan aku a hanya berdiri memandangi Nafisah dengan pandangan tidak suka.
Alvian hendak beranjak melangkahkan kaki lemudin berhenti dihadapan Aluna.
" Dan satu lagi. Istriku bukan wanita aneh. Dia wanita dan istri yang soleha untuk suaminya. Bukan wanita murahan yang menggoda dan mempertontonkan tubuhnya pada semua pria." Ucap Alvian tegas dihadapan Aluna dan langsung beranjak pergi sambil merangkul pinggang istrinya.
Mata Aluna memanas mendengar ucapan alvian.
Semua karyawan menganga melihat sikap Alvian yang Bucin kepada istrinya, mereka tidak menyangka seorang Alvian yang dingin dan datar bisa sangat mencintai istrinya.
"Syukur aku gak ikut ikutan"
"Iya, ternyata istrinya pak boss"
"Gak nyangka ya boss ternyata Bucin sama istrinya."
"Pasti istri boss cantik banget"
"Beruntung banget deh boss punya istri Soleha"
Begitulah suara bisik bisik para karyawan,membuat Aluna bertambah panas,matanya memerah menahan amarah.
"Sayang, kenapa gak kabari mas kalau mau datang? kan mas bisa menjemputmu dibawah."
"Rencananya mau bikin kejutan sama mas, tapi Naf yang terkejut oleh pacar mas dan calon istri mas". Ucap Nafisah tertawa kecil.
Alvian mengernyitkan keningnya tidak paham, melihat Alvian bingung Nafisah menarik Alvian duduk dikursi panjang yang ada diruangan Alvian.
"Sini mas duduk, Naf bawakan makan siang untuk mas!" Nafisah membuka rantang bekalnya, menampilkan nasi, rendang dan Sop sayur, aroma nya sangat menggugah selera membuat Alvian tidak sabar untuk menyantapnya.
"Kita makan berdua ya, mas suapkan". Alvian langsung menyendok nasi beserta rendang dan menyuapkan Nafisah, baru ia menyuap diri sendiri. Mereka makan dengan lahap, ditambah dengan canda dan tawa menambah suasana romantis antara mereka.
.
.