NovelToon NovelToon
My Boss My Husband

My Boss My Husband

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Yuk senam bibir, cerita Sarasvati yang kocak dalam menghadapi majikannya yang lumpuh.

Terlahir kaya raya membuat Dewa bersikap arrogant dan dingin kepada siapa saja. Terutama mahluk yang bernama wanita. Namun, ketika melihat mantan pacarnya bermesraan di suatu pesta, ia menyeret dengan asal seorang gadis dan mengaku pada semua tamu undangan, mereka akan segera menikah.
Sartika Sarasvati, si gadis miskin yang tidak tahu apa-apa. Ia harus terlibat dengan bongkahan es tersebut gara-gara mengantar dompet pelangan yang tertinggal di cafe tempatnya bekerja. Ya, Tika hanya gadis pelayan di sebuah cafe. Tapi, malam ini semua mata tertuju pada gadis manis yang tangannya digengam oleh CEO Diamondland, perusahaan real estate nomor satu di Indonesia. Apa mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nano-Nano

Bagian 31

"Mengapa kamu jadi mellow begini, Tik? Sejak tadi biasanya cuma nangis. Mana Tika si gadis bebal, selalu menentang semua perintahku ... Keras kepala, kepala batu yang tidak pernah takut. Mengapa jadi gampang nangis? Aku kira waktu bisa mendewasakanmu. Aku pikir aku salah. Kamu malah jadi cengeng begini."

Dewa terus saja menyindir dan menggoda Tika, sedangkan gadis itu, ia masih sibuk mengusap pipi dan hidungnya.

"Nggak jadi, ini Tuan ponselnya!" Tika mendongak pelan, kemudian memberikan ponsel itu kembali pada sang pemilik. Ia tidak jadi menghubungi Maesaroh. Tika juga masih shock karena mengetahui sebuah fakta baru. Kenyataan yang bagai sebuah tamparan manis. Tika pun larut dan hanyut dalam rasanya. Rasa tidak percaya, rasa yang mengharu biru. Pokoknya campur aduk. Kalau sudah begini, ia jadi lupa. Lupa bahwa sejak awal sebelum mereka memulai, sudah ditentang mentah-mentah.

"Kenapa nggak jadi?"

"Nggak apa-apa, Tuan." Karena Dewa terus menatap dirinya, Tika jadi groggy sendiri. Salah tingkah karena Dewa terus saja menatapnya.

"Hem ... habis dari perjalanan jauh, kamu pasti lelah, Tik. Kamu boleh istirahat di sana."

Dewa lantas melirik pintu tidak jauh dari sana.

"Tidak, Tuan. Terima kasih."

"Kamu nggak mau cuci kaki, dan membasuh muka?"

Tika berpikir sejenak, ia memang mau cuci muka. Sejak di Bandara terus saja menangis, ia yakin wajahnya sudah kacau tak berbentuk. Maskara yang ia pakai tipis-tipis mungkin sudah terkikis. Apalagi eyeliner miliknya, jangan-jangan malah sudah hilang bersama bulir bening yang sejak tadi memaksa keluar tanpa ia perintah.

"Kamar mandi Tuan ... Tika mau cuci muka."

"Hemm ... kamar mandinya ada di saja."

"Permisi, Tuan."

Tika berdiri, ia melewati Dewa dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamar tamu. Kamar yang tadinya Dewa lirik.

Cukup lama Tika tidak kunjung keluar, membuat Dewa tidak sabar. Dengan alasan membawakan handuk bersih, ia pun masuk ke dalam kamar tamu. Ia bebas masuk karena pintunya tidak dikunci.

"Tik ... Tika."

"Iya."

Ceklek

Begitu pintu terbuka, Dewa disuguhi wajah Tika yang tanpa make up. Natural, cantik alami. Ditambah tetesan air masih membasahi dagu wanita tersebut. Makin terlihat segar, dan Dewa pun berjalan mendekat. Dengan perlahan, ia mengusap pipi Tika dengan handuk yang ia bawa.

Mata keduanya pun saling menatap tanpa kedip, entah karena terbawa arus, Dewa jadi terlena. Perlahan ia membiarkan kain putih itu jatuh begitu saja. Dengan lembut tangannya menyentuh dagu wanita tersebut. Pelan tapi pasti, ia mendekatkan wajahnya ke arah Tika.

"Astaga! Apa dia mau menciumku?" batin Tika. Jantung Tika sudah tidak karuan iramanya. Tapi apa yang terjadi kemudian? Ia malah memejamkan matanya dalam-dalam. Entahlah, Tika hanya mengikuti nalurinya saja.

Cup

Dewa menempelkan bibirnya, sebentar. Benar-benar hanya beberapa detik.

"Hah? Gitu aja?" tanya Tika dalam hati dengan posisi mata yang masih tertutup. Mungkin sedikit kecewa, terlalu berharap. Mau buka mata tapi malu.

"Apa aku yang terlalu berharap? Ya ampun ... ngapain juga tadi merem?" rutuk Tika dalam hati.

"Kalau begini kan malu banget, astaga! Dia memang tidak berubah. Ngeselin!" Tika mengerutu terus di dalam hatinya. Ia malu, padahal Dewa hanya mengecup sesaat. Mengapa malah memejamkan mata? Apes banget, kalau begini ia kelihatan ngarep. Tika pun menyumpahi dirinya sendiri.

Cup

"Eh!" Tika terkejut.

Dewa kembali menempelkan bibirnya, cukup lama. Pria itu menunggu Tika membuka mulutnya. Ia ingin menunggu sampai Tika membukanya sendiri.

"Ya ampun, ditempelin doang?" batin Tika.

Lama-lama Tika jadi gemas, kalau begini ceritanya, Dewa memang jual mahal. Terlanjur aliran darahnya sudah berdesir tak karuan, Tika pun membuka bibirnya.

Sementara itu, Dewa pun tersenyum tipis. Pri tersebut kemudian masuk secara perlahan. Karena merasa sudah mendapat lampu hijau.

Dengan lembut ia menyesap, memainkan sedikit permainan di dalam sana. Bersilat lidah dengan Tika, bukan perang kata, tapi benar-benar perang indra penyecap mereka. Berdansa dan berputar-putar di dalam sana, sesekali saling mengigit, meninggalkan bekas yang membuat jiwa sedikit terbakar.

Sampai pada saat Tika mendorong dada bidang itu, ia merasa hampir kesulitan napas. Dewa menyesapnya dengan kuat, dalam, lama dan menuntut. Tika sampai merasa kehabisan oksigen.

"Rasanya masih sama."

Komentar Dewa sambil mengusap bibir Tika dengan jarinya.

Tika langsung tertegun, rasa yang sama? Pasti Dewa mengingat ciuman 20 juta mereka. Ya ampun, tanpa sadar bibirnya melengkung menahan senyum.

Melihat Tika tersipu malu, Dewa dibuat tambah gemas. Sekali gerakan ia merengkuh pinggang Tika.

Kali ini ia mencium Tika dengan gairah yang lebih membara. Tangan Dewa pun sudah sangat berani. Meraba-raba area yang bukan wilayahnya. Bagaimana pun juga, Dewa tetaplah seorang pria. Pria normal yang akan bergejolak, bila dihadapkan pada situasi seperti ini.

Tika pun panik, kalau terus begini bisa-bisa mereka kelewat batas. Reflect, tangannya memegang lengan kekar itu. Seolah meminta Dewa menghentikan aksinya. Tapi Dewa tak mengubris, pria itu malah semakin menciumnya dengan dalam dan terus menuntut.

Tidak mau melangar batas, Tika membuka matanya saat itu juga. Sudah ... stop! Kalau dilanjut pasti apartemen akan bergoyang. Pasti akan timbul Dewa yang lainnya. Tika lantas menarik wajahnya, melepaskan ciuman mereka yang masih berlangsung dengan seru tersebut.

"Why? Kamu tidak menyukainya?" Dewa yang tubuhnya sudah panas dingin, merasa kecewa karena Tika memotong aksi mereka yang sudah panas-panasnya itu.

Tika menggeleng.

"Tika menyukainya, Tuan ... sangat menyukainya. Tapi ... Tika takut, kita melewati batas."

Wajah yang semula menahan kecewa seketika berubah. Dewa tersenyum lega ke arah Tika. Kemudian mengatakan tiga kata yang merubah segalanya.

"Besok kita nikah!"

1
Henym
Luar biasa
oncom
😭😭😭😭😩🤙🏻🤙🏻
oncom
ahahahaha lucu
oncom
kurang asem ngabrut
oncom
hahahaha
Nok Denok
lama ga Nemu ceritamu Thor
Herlina Lina
wooow
Linawati
kok pakaian nya seperti .....hehehe
Linawati
wooow 20 Jeti sekali cium ,siapa yg enga nolak /Determined//Determined//Determined/
queendah
alergi seafood kah?
komalia komalia
kah si malika Nya belum di pecat,siap nya tuh ulat keket pasti genjar ngerayu si dewa
komalia komalia
mantap tika
komalia komalia
hadeeh dewa dewa
komalia komalia
ada guna nya kan si tika
komalia komalia
aku mau lah ngurusin bayi besar Kalau gaji Nya angka nol nya banyak
komalia komalia
kasuhan uang si tika nanti di ambil bak mar
komalia komalia
jadi nyengir terus baca kisah si tika padahal udah baca
komalia komalia
apa itu win win
komalia komalia
putri titian
komalia komalia
hahaha tika tika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!