NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:72k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Sambil membawa 2 gelas minuman, Ivy kembali ke meja Yasa. Otaknya berfikir keras, bagaimana caranya membuat Yasa mau minum minuman pemberiannya. Sewajarnya orang yang baru kenal, pasti was-was saat diberi minuman, apalagi di tempat seperti ini. Ah, itu kalau perempuan sih, gak tahu kalau laki-laki.

"Makasih," ujar Yasa saat Ivy menaruh segelas minuman di depannya. "Tapi maaf, kayaknya gue minum air mineral aja deh."

Tuh kan, Ivy menghela nafas panjang. Pasti susah ngebuat Yasa minum itu minuman. "Zero alkohol kok." Ia meminum minuman miliknya. "Sama kayak ini juga, zero," menunjukkan gelasnya agar Yasa percaya. Sayangnya, Yasa masih terlihat belum berminat.

"Lo gak pusing?" Yasa lagi-lagi memijat kepala. Sumpah, gak ada enak-enaknya di tempat ini, tapi kenapa, banyak orang yang suka, terutama anak muda. Kalau disuruh milih, dia lebih suka nongkrong di angkringan daripada di sini.

Ivy menggeleng, "Gue udah beberapa kali kesini, dan ini nih," menunjuk gelasnya. "Solusinya, minum yang nol persen alkohol biar gak pusing, cobain deh, gak mungkin mabuk." Sebenarnya itu bohong, tadi ia sudah minum yang kadar alkoholnya rendah, bukan zero.

Yasa mengangkat gelas dari Ivy, bukan untuk meminumnya, tapi cuma mencium aromanya. "Tapi, kok kayak bau alkohol ya."

Mampus dah! Ivy pengen nangis rasanya. Yasa terlalu pintar untuk dia kibulin. Tapi... di mana-mana maling harus lebih pintar dari polisi, benar gak?

"Ya gimana gak bau alkohol, semua orang disini minum alkohol. Emang lo pas minum air mineral tadi, gak bau alkohol gitu?" alibinya.

Yasa tersenyum simpul. "Iya sih, mungkin baunya dari sekitar," mengedarkan pandangan ke sekitar, beberapa orang terlihat mabuk.

"Cobain deh, aman," bujuk Ivy. "Temen gue sendiri bartendernya, ya masa dia nipu gue."

"Makasih, tapi maaf, kayaknya enggak deh."

Ampun dah! Ivy pengen mencak-mencak. Apa yang harus dia lakukan sekarang, malam sudah semakin larut, gimana kalau Yasa bentar lagi pulang?

Yasa memanggil seorang pelayan, minta diberi sebotol lagi air mineral, minta tagihannya, dimasukkan ke Viola, karena malam ini, semua ditanggung dia.

Hadeh, malah minta air mineral lagi, Ivy semakin putus asa. Tersenyum kecut melihat Yasa meneguk air mineral hingga tinggal setengah.

"Eh, gue ke toilet bentar ya. Kebanyak minum kayaknya," Yasa tersenyum, beranjak dari duduknya.

Ivy membuang nafas kasar, menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Otaknya sudah buntu sekarang, kayaknya malam ini semua rencananya gagal. Farid, ia tersenyum kecut mengingat wajah calon suaminya. Menikah dengan Farid, apa bedanya dengan masuk neraka? Ia tersenyum getir. Farid seorang pemain.

Ia mengangkat kepala saat seseorang menepuk bahunya. "Daniar."

Daniar menyodorkan sebuah botol kecil.

"Apa ini?"

"Udah, campur aja di air mineral itu, Firman udah cerita sama gue."

"Tapi ini apa?" Ivy masih saja memperhatikan botol kecil tersebut.

"Udah, kasih aja. Jangan banyak-banyak, 3 tetes cukup."

"Tapi, gak bikin matikan?"

"Bego!" Daniar memukul kepala Ivy. "Ya kali gue mau bunuh orang. Cepetan, dia keburu balik dari toilet."

Tanpa fikir panjang, Ivy membuka tutup air mineral Yasa, meneteskan cairan tersebut sesuai petunjuk Daniar.

"Gak gratis," ujar Daniar. "10 juta kalau sukses."

"Sip!"

Setelah kepergian Daniar, beberapa saat kemudian Yasa kembali. Wajah dan rambutnya terlihat sedikit basah, mungkin habis cuci muka, gak mungkinkan, habis wudhu. Belum juga Ivy berkata apa-apa, Yasa sudah langsung menghabiskan sisa air mineralnya begitu duduk.

Jantung Ivy berdegup kencang, menunggu detik-detik perubahan Yasa. Ia tak tahu pasti apa yang diberikan Daniar tadi, tapi semoga saja, tak membuat mulut Yasa berbusa, kejang-kejang lalu... Buru-buru ia menggeleng cepat. Daniar gak mungkin seperti itu. Dia memang bukan wanita baik-baik, kerjaannya jadi LC, tapi itu juga terpaksa karena keadaan.

"Lo ngerasa kalau udaranya makin panas gak sih?" Yasa terlihat kegerahan, menarik-narik kaosnya agar udara masuk ke dalam.

"Hah, masa sih?" Ivy pura-pura bego. "Gue kok biasa saja ya."

Yasa mengusap leher, tenggorokannya terasa kering dan sedikit panas. "Kok haus terus ya."

Ivy mengangkat gelas berisi minuman dari Firman. "Minum aja ini, kali aja hausnya ilang."

Tanpa fikir panjang, Yasa mengambil minuman di tangan Ivy, lalu meminumnya sedikit. Ekspresinya terlihat aneh, mungkin karena rasanya yang tidak familiar.

Ivy terus memperhatikan perubahan gelagat Yasa. Cowok itu terlihat makin tak nyaman, beberapa kali mendesis, menyeka keringat di kening, memejamkan mata, memijat kepala.

"Kenapa?" tanya Ivy.

"Kepala gue pusing banget," Yasa merasakan tubuhnya seperti terbakar, kepala berat, keringat dingin, dan masih banyak gejala yang ia sendiri tak faham.

"Gimana kalau kita keluar dari sini, nyari udara seger di luar."

"Em... gue bilang teman-teman gue dulu ya."

"Enggak, gak usah," Ivy menahan tangan Yasa yang hendak terangkat. Ia buru-buru bangkit, membantu Yasa berdiri, memegangi tubuhnya yang oleng. Sebelah tangannya terangkat, memanggil Daniar untuk membantunya membawa Yasa keluar dari club.

"Dan, gimana kalau dia malah teler, pingsan, gagal dong?" Ivy gelisah.

"Enggak, gak bakal sampai pingsan, Firman ngerti kali, ngasih takarannya."

Mereka berdua terus memapah Yasa yang nyerocos gak jelas, keluar dari club.

"Tapi kan reaksi tubuh tiap orang beda. Ada yang minum dikit langsung mabuk, ada yang tahan."

"Udah, lo diem aja. Heran, dimana-mana cowok yang yang merkosa cewek, lah...ini kok kebalikannya," ia memutar kedua bola matanya malas. "Jangan lupa 10 jutanya. Oh iya, nanti kalau lo gak hamil, mending adopsi anak gue aja."

"Ogah, bapaknya gak jelas," tolak Ivy. "Gue mau anak gue sendiri, lahir dari rahim gue. Eh, ini nanti, gue gimana ya sesampainya di hotel?"

"Bego! Ya lo serang dia. Pokoknya, lo harus super agresif. Yakin deh, dia gak bakalan kuat setelah minum obat dari gue tadi."

"Eh, kita ngomong kayak gini depan dia, dia paham gak?"

"Tauk deh!"

Setelah memasukkan Yasa ke dalam mobil, Ivy langsung membawanya ke hotel terdekat.

"Kita mau kemana?" tanya Yasa yang masih setengah sadar, berusaha melebarkan mata, melihat sekeliling.

"Ke hotel."

"Hah!" melotot menatap Ivy, namun sesaat kemudian, kembali seperti orang linglung, malah ngomong sendiri, gak jelas.

Seperti saran Daniar, Ivy langsung bertindak agresif sesampainya di kamar. Dan sekali lagi, bener kata Daniar, Yasa gak kuat, langsung membalas, bahkan jauh lebih agresif dari pada dia.

Bangun tidur, Yasa merasakan kepalanya seperti mau pecah. Belum pernah ia merasakan sakit seperti ini sebelumnya. Sambil mendesis dan memijat kepala, ia membuka mata dan berangsur bangun. Udara dingin langsung menembus kulit saat ia duduk. Saat menyentuh badan, langsung kaget, kenapa ia tak memakai baju, perasan setiap tidur, selalu pakai baju.

Ini bukan kamarnya, Yasa baru menyadari itu. Dan... astaga, kenapa ia telan jang? Saat menoleh ke samping, matanya langsung membulat.

"Astaghfirullah!"

1
Siti Dede
Serasa disambar petir tante Alice Tembok
Oma Gavin
wkwkwk Alice kalah gercep sama Ivy jadinya yg dapet yasa yg berani jebak hingga hamil, maaf ya alice ternyata jodohnya ivy
lyani
nggak usah mencak2 Al.....kalian memang blm jodoh
Ayesha Almira
sejauh apapun kt syng,kagumi..klo blm jodah mo d kt pa,smga alice lapang dada...
lyani
lupa nya ketinggalan Thor....Ampe kaget bacanya
Hani Ekawati
Jederr....
lyani
o iy y...anak Jonathan Aline ini....baru konek😂
Hani Ekawati
Aduh deg degan, Alice pasti patah hati 😭
sikepang
apa yumi menikah lagi y???? yg tabah y alice ayang mu dh punya calon istri 🤭
Hani Ekawati
Gimana engga makin subur, sebelum makan nyemil dulu 😂🤭
Dew666
💃💃💃💃💃
Dew666
Kok sedih ya liat Alice
Lisa Faris
kak lanjutkan, aku mau lihat alice patah hati (jahat banget aku ya) 😋😋
sakura🇵🇸
nggak bisa digantung gini😭😭😭 plis nambah satu lagi ya🤭😄 nglonjak dikit gpp lah ya,meskipun udah panjang tapi tetep kurangggg
Turwaty suketi
Orang ke 3 nya sepupu.
yg jahat bapaknya ivy
Rida Arinda
Alice😲😲😲
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
hahhhh akhirnya alice tahu sendiri dari mulut yasa, lebih cepat lebih baik lah. meski rasanya nyesekk, biar alice tak terlalu banyak berharap sama yasa. apalagi sebentar lagi yasa akan menikah, kalau alice tidak secepatnya tahu malah bahaya.
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ: Makanya itu, kejujuran yasa yang tidak berbelit-belit saya acungi jempol. dia langsung mengatakan secara langsung di depan alice, kalau ivy calon istrinya.
total 4 replies
sakura🇵🇸
setelah ini juara satu nyebelin dimana alice adalah yasa🙈🙊🙉
Anjellita
aduh el
sakit hati nya sampai kesini lo el
Mamah Nisa
yasaaaa....kok langsung bilang gitu.....patah deh hati el....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!