NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LHO, KOK DIA?

Pertama kalinya menginjakkan kaki di SMA Prima Bangsa sebagai Felya ternyata sama saja seperti dirinya bersekolah dulu sebagai Felisha. Sekolah yang ada di novel ini sesuai dengan ekspektasinya ketika membaca novel tersebut. Sekolah itu megah, elit, dan tentunya mempunyai seragam yang keren seperti di drama Korea. Keluarga Prada memang terkenal paling kaya di kota ini. Ayah dari Felya itu bahkan menjadi donatur utama SMA Prima Bangsa tersebut.

Felya heran, mengapa sepanjang jalan menuju jelas dirinya ditatap aneh oleh banyak murid di sini. Padahalkan tak ada yang aneh. Dia memakai seragam yang sama, memakai sepatu, dasi, dan ... Felya membulatkan matanya ketika tak sengaja lewat sebuah studio musik yang pintunya terbuat dari kaca.

"Ya ampun gue lupa ... gue kan sebagai Felya yang gendut, jelek, jahat lagi. Pantesan aja gue ditatap aneh sepanjang jalan. Orang gue jalannya percaya diri banget," gerutu Felya.

"Felya!" seru seseorang dari arah belakang.

Tampak lima orang siswi menghampirinya. Dari nama tag mereka, Felya mengataui siapa ini. Di hadapannya sekarang ada Desi, Indri, Yola, Cindy, dan Dhea.

"Eh, kalian. Sorry ya gue tadi malam nggak jawab chat. Abisnya malam tadi gue kacau banget. Ya biasalah bete sama si cupu Citra," ujar Felya berusaha bertingkah seperti Felya yang asli.

Dhea berdecih. "Eh, lo kok fine-fine aja hari ini? Gue pikir lo nggak bakal sekolah lho hari ini atau bahkan selamanya."

"Emangnya kenapa?" tanya Felya heran.

"Astaga, Felya ... lo tuh, ya. Mending sekarang lo liat mading deh. Moga aja belum dibersihin tuh mading. Kalau lo udah liat tuh isi mading, berarti hubungan lo sama Sweet Pink udah kelar. Okay?"

"Eh, kok gitu sih, Dhe? Gue salah apa?" Felya kebingungan.

Dhea merotasikan matanya malas ia memberikan kode pada Desi untuk menggantikannya memberikan penjelasan atas ketidakpahaman Felya. Sementara Dhea dan yang lainnya melenggang pergi.

"Felya, lo tuh bener-bener nggak tau malu, ya. Lo udah bikin gempar satu sekolah dengan berita lo yang di mading itu, terus lo bisa santai melanggang kek putri solo di koridor sekolah?" cibir Desi.

"Madingnya di mana? Buru kasih tau gue!" balas Felya kesal.

"Dih, siapa elo berani tanya sama gue?  Mana pakek bentak gue segala lagi."

"Ya gue kan bagian dari group kalian juga. Gue anggota Sweet Pink."

"Hellow! Bangun deh, Fel. Muka pas-pasan, gendut, terus hati busuk kayak lo mana pantas jadi anggota Sweet Pink. Ngaca dulu sana! Dhea nerima lo juga karena butuh jasa lo yang bisa berbuat jahat sama orang. Selebihnya sih ogah banget satu geng sama cewek kek lo. Bye!" Desi melanggang pergi meninggalkan Felya yang nyaris menjerit kesal.

"Iiiiih! Nyebelin banget sih tuh orang. Liat aja aja kalau gue udah cantik nanti. Geng mereka bakal bubar!"

Felya segera pergi dari sana mencari keberadaan mading dengan langkah tak santai. Saat dirinya hendak berbelok ke lorong sebelah kiri. Tubuhnya bertubrukan dengan tubuh seorang siswa perawakan tinggi, kurus, dan gaya rambut yang keren. Tapi tunggu! Ini sangat di luar dugaan Felya. Felya menunjuk wajah cowok itu dengan tampang terkejutnya.

"Elo! L-lo Randy, kan? Kok lo ada di sini sih?"

Cowok itu berdecih remeh sambil menatap Felya main-main. "Lo pura-pura amnesia apa gimana? Oh, lo pasti pura-pura gila supaya orang-orang nggak menghakimi lo, kan? Kalau aja ketua osis nggak gerak cepat, sudah pasti lo dibully satu sekolah!" ketus cowok itu menunjuk geram wajah Felya.

Felya mengangga tak percaya. Jadi cowok di hadapannya bukan Randy? Matanya bergulir melihat nama tag cowok itu. Sendrio Alaska.

'What?! Jadi muka Sendrio itu mirip banget sama muka Randy pacar gue? Dan Felya tergila-gila banget sama nih cowok? Dih, nggak. Nggak bakal gue suka sama nih orang. Gue udah muak banget sama muka Randy. Nggak, gue nggak akan pernah suka!

Tiba-tiba Felya mendengar degung panjang yang sangat halus, sebelum suara sistem terdengar.

DING!

[Dia adalah pria yang harus kamu luluhkan hatinya. Imbalan ketika misi ini selesai adalah kamu bisa mendapatkan uang sebanyak 50 juta]

Felya terkejut mendengarnya. Hanya dengan meluluhkan hati Sendri ia dapat uang sebesar 50 juta. Ini kesempatan besar untuknya mendapatkan uang simpanan buat jaga-jaga apabila ayahnya tak membiayai hidupnya lagi.

"Eh, kenapa lo diem? Kek orang gila beneran sok lingsung gitu. Gue peringati ya sama lo. Jangan lo sentuh Citra lagi. Percuma lo mau celakain Citra demi bisa dekat sama gue. Karena gue nggak pernah suka sama lo. Ngerti?" ketus Sendrio sebelum pergi dari hadapan Felya.

Geram sekali hatinya mendengar penuturan dan tampang sok kecakepan Sendrio tadi. Felya bahkan nyaris melempar sepatunya ke arah cowok itu. "Gila bener tuh orang kayaknya. Mau nama dia Sendrio kek, seledri kek. Gue tetap liat dia sebagai Randy. Cowok bangs*t yang udah khianatin gue!"

"Ih, tapi kok tantangannya malah luluhin hati dia sih. Kalau gitu gue harus pedekate sama tuh orang dong?"

Felya mendesah frustrasi. Ia seret kakinya kembali mencari mading sekolah entah di mana letaknya. Hingga ketika ia sampai di lantai dasar, ia melihat sebuah papan cukup besar yang bertulisan 'Mading' di atasnya. Buru-buru Felya menuju tempat itu.

Felya melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana dirinya sedang menyiksa Citra di toilet sekolah. Tak hanya itu, ada narasi yang menjelaskan bahwa baru-baru ini Felya membayar preman untuk melakukan pelecehan pada Citra di gedung tak terpakai. Narasi itu lengkap dengan foto-foto Felya sedang  bernegoisasi dengan para premen tentang bayaran. Pada foto paling atas, tampak Felya sedang berada di club malam dalam keadaan mabuk.

"Sialan. Siapa yang naroh ini semua sih!" Felya langsung menarik sebuah foto-foto dan narasi itu, lalu merobeknya kecil-kecil. Felya buang potongan kecil kertas dan foto itu di tempat sampah.

Felya menoleh ke sekitar. Kebetulan ada seorang siswi berkaca mata bulat bersama dengan temannya yang bertubuh pendek. Felya tak kenal siapa mereka, tetapi menurut pandangan Felya mereka bisa ditanyai.

"Eh, lo berdua! Sini dong, gue mau tanya," panggil Felya sambil melambaikan tangannya.

Meski dengan raut wajah yang takut dan saling dorong. Mereka berdua akhrinya menghampiri Felya juga. Tak ada yang berani menatap Felya langsung, mereka berdua sedikit menunduk.

"A-ada apa ya, Kak?"

"Lo berdua kenapa sih? Kayak berhadapan sama preman aja. Gue baik kok aslinya. Orang-orang aja yang nggak tau," ujar Felya membela diri. "Lupain deh. Gue tanya sama kalian berdua, sejak kapan foto-foto ini ada di mading?"

"Se-sejak delapan hari yang lalu, Kak," sahut siswi berkacamata.

"Delapan hari yang lalu? Terus ... gimana setelah itu? Gimana reaksi gue, orang tua gue datang ke sekolah? Kok fotonya masih ada sampe sekarang?"

Kedua siswi itu saling tatap bingung. Pasalnya Felya bertanya seolah-olah dia melupakan semuanya.

"Mamanya Kak Felya yang datang. Terus Kak Felya di-skors selama seminggu. Gitu, Kak. Soal foto itu ... sebenernya sudah dilepas sama guru sih. Tapi tiap pagi fotonya ada terus. Lengkap sama kata-katanya, Kak," jelas siswi berkacamata itu sebelum menarik tangan temannya pergi dari hadapan Felya.

Felya berpikir lagi, ini jelas tak beres. Berarti ada yang sengaja menyebarkan soal kelakuan buruknya di mading sekolah.

DING!

[Misimu berikutnya adalah cari tahu siapa yang menempel foto itu di mading, lalu beri dia pelajaran agar tak menempelkan foto itu lagi di sana. Imbalan dari misi berhasil adalah ramuan pelangsing.]

Felya terkejut mendengar imbalan itu. Ia tatap tubuhnya yang penuh dengan lipatan lemak. Berarti ia bisa langsing kembali jika dapat menyelesaikan misi itu.

"Oke. Gue bakal secepatnya tangkap tuh orang yang beri dia pelajaran," ucap Felya tersenyum miring.

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!