Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan Tama
"Bisa-bisanya mami nyuruh aku nikah sama ART yang rendahan itu, aku tidak akan mau.Yang ada di hatiku hanya Vera, apapun yang mereka katakan tentang buruknya perilaku dan sifat Vera aku tidak peduli.Di mataku Vera perempuan yang terbaik dan sempurna."Gumam Tama menatap jalanan didepan dengan tajam.
Tak berapa lama Tama sudah sampai di kediamannya, 2 orang security yang menjaga pintu gerbang langsung membukanya begitu melihat mobil Tama, Tama memarkirkan mobilnya dihalaman depan lalu segera keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah.
"Tama."Panggil Ny.Ratna yang berada diruang tamu saat melihat Tama, Tama menghampiri maminya.
"Aku mau bicara sama Mami."Ucap Tama datar tanpa melihat Ny.Ratna.
"Mau bicara apa, mau membahas pernikahan kamu sama Clara."Ucap Ny.Ratna berdiri dari duduknya, sehingga kini mereka berdiri berhadapan.
"Enggak, aku mau bicara kalau aku enggak mau menikah sama ART itu."
"Tidak bisa gitu dong Tama, kamu harus tanggung jawab sama dia."Ucap Ny.Ratna cepat.
"Aku enggak apa-apain dia Mam, ngapain aku harus tanggung jawab?!"
"Kamu bilang enggak apa-apain dia, bukti sudah ada dan jelas Tama kalau kalian tidur seranjang, mungkin kamu tidak ingat apa yang sudah kamu lakukan karena kamu sedang mabuk.Tadi Mami suruh Clara ke hotel untuk anterin makan siang buat kamu, tapi karena enggak pulang-pulang akhirnya Mami nyusul ke hotel."
"Terserah, aku tidak peduli.Intinya aku tidak mau menikah sama ART itu!!"Ucap Tama emosi dan berlalu pergi ke kamarnya.
Ny.Ratna menggelengkan kepalanya dan juga berlalu pergi ke kamarnya, tanpa mereka sadari Clara mendengar ucapan mereka berdua dari ambang pintu masuk.
Tadinya dia berniat meminta maaf pada Ny.Ratna soal siang tadi, tapi sepertinya tidak jadi.
Clara pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya yang ada dibelakang rumah.
Sesampainya di kamar Clara berdiri termenung didepan jendela sambil memandang ke luar.
Auristela Clara, perempuan dari desa yang berusia 23 tahun.Setelah kematian kedua orang tuanya karena sakit, Clara memutuskan untuk pergi ke Jakarta karena di desa dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi.
Sanak saudara juga tidak punya, Clara menjual rumah peninggalan orang tuanya dan uang hasil penjualan rumah itu akan Clara pakai untuk pergi ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Clara langsung mencari kontrakan dengan harga terjangkau.
Setelah mendapat kontrakan dengan segera Clara mencari pekerjaan, saat Clara sedang berjalan menyusuri trotoar dia melihat ada seorang ibu-ibu tapi terlihat masih terlihat cantik. Yang sedang membawa belanjaannya dan akan menyeberang jalan, Clara yang melihat ada mobil melaju kencang pun berlari menuju ibu-ibu itu dan menarik tangannya.
Sesaat ibu itu pun terkejut, lalu menatap Clara.
"Terima kasih ya, sudah nolongin saya.Kalau tidak ada kamu pasti saya sudah ketabrak tadi."Ucap ibu itu.
"Sama-sama Bu."Ucap Clara tersenyum.
"Oh iya nama kamu siapa, nama saya Ratna."Ucap ibu itu sambil menyodorkan tangan kanannya.
"Nama saya Clara."Ucap Clara menjabat tangan ibu itu lalu melepaskannya.
"Kamu lagi cari kerja ya?"Tanya Ny.Ratna saat melihat Clara membawa amplop coklat.
"Oohh iya Bu, tapi belum dapat."Jawab Clara nyengir.
"Apa kamu mau kerja jadi ART di kediaman saya, kebetulan kemarin ada yang berhenti terus belum ada penggantinya sampai sekarang."
"Iya Bu gapapa saya mau jadi ART di kediaman ibu."Ucap Clara tersenyum.
Dan inilah akhirnya, Clara berkerja di kediaman Dharmawangsa yang super besar dan mewah, Clara baru bekerja di sini beberapa bulan.
Clara menghela napas panjang mengingat pertemuan pertamanya dengan Ny.Ratna.
Di kamarnya
Tama berdiri di balkon sambil menatap foto seorang perempuan yang berada di figura ukuran sedang.
"Kamu dimana Vera, sudah 2 tahun kamu meninggalkan aku.Cepat pulang Vera dimana pun kamu berada, aku janji enggak bakalan marah saat kamu pulang dan berdiri di hadapanku menjelaskan alasan kenapa kamu pergi."Gumam Tama.
Handphonenya yang berada diatas nakas berdering, Tama masuk ke kamar dan menutup pintu balkon, sebelum mengangkat telepon Tama menaruh foto Vera terlebih dahulu di laci nakas bagian atas setelah itu Tama mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelepon, ternyata Reza.
"Hallo Za ada apa?"Tanya Tama, duduk ditepi ranjang.
"Hallo Tuan maaf mengganggu."
"Enggak, cepat katakan ada apa.Saya enggak punya banyak waktu."Ucap Tama judes.
"Emmm begini Tuan, saya tadi ada lihat beberapa berita online mengenai kejadian tadi diang di hotel."
"Kejadian tadi siang, apa mengenai saya yang berdebat dengan mami karena ART itu?"Tanya Tama.
"Iya Tuan tepat sekali."
"Siapa yang menulis dan menyebar berita itu, kenapa saya enggak tahu?"Tanya Tama sedikit emosi.
"Sa-saya enggak tahu Tuan siapa yang menulis berita itu, mengenai Anda yang tidak tahu soal berita itu karena saya sudah berhasil menghentikan penyebaran berita itu supaya tidak semakin luas.Walapun beritanya tersebar belum 5 menit tapi tadi ada beberapa wartawan yang datang ke hotel Tuan."Jelas Reza.
"Terus kamu bilang apa ke mereka?"
"Saya bilang kalau itu bukan Anda Tuan, awalnya mereka enggak percaya tapi saya terus meyakinkan mereka.Saya bilang kalau sekarang zaman itu sudah modern dan semuanya serba canggih, bisa saja itu orang lain yang mukanya diedit mirip sama Tuan Tama dan yang lainnya.Akhirnya mereka percaya terus pergi."Jawab Reza.
"Kerja bagus, apa saran kamu untuk saya mengenai berita itu?"
"Saran saya mendingan Tuan nikah saja sama Clara."Jawab Reza.
"Apa, kamu sudah gila ya nyuruh saya nikah sama ART itu!!!"Bentak Tama emosi dan berdiri dari duduknya.
"Bu-bukan begitu Tuan, saya cuma takut saja nanti ada pihak lain yang datang ke hotel atau kediaman Anda untuk menanyakan berita itu benar atau tidak.Karena diberita itu tertulis juga kalau Anda sudah meniduri seorang wanita di hotel dan tidak mau tanggung jawab, yang paling saya takutkan nama keluarga Dharmawangsa akan rusak di mata orang-orang."Ucap Reza.
"Saya tidak mau nikah sama ART itu, kamu ngerti kan Reza.Saya enggak mau publik tahu kalau saya menikah sama ART, mau taruh dimana ini muka saya?!"
"Iya Tuan saya mengerti, tapi ini demi kebaikan Anda dan keluarga.Soal Anda yang tidak mau pernikahannya diketahui publik saya sarankan Anda hanya mengundang orang terdekat dan beberapa karyawan hotel yang menyaksikan kejadian tadi siang."Ucap Reza.
Tut
Tama mematikan sambungan telepon sepihak.
"Walaupun nanti aku nikah sama ART itu, tidak akan tergeser posisi Vera dihatiku."Gumam Tama.