Sepasang anak sekolah, yang tidak saling mengenal. Berteduh di gubuk reyot pinggir jalanan sepi, di tuduh berzina dan berujung di Nikahkan secara Paksa.
"Sebentar, ini salah Paham!!."
"Kami bahkan ngga saling kenal."
Namun sayangnya, suara mereka tidak di dengar. Mereka di arak menuju masjid, dan di Nikahkan di sana.
Apa yang akan terjadi, pada dua sejoli yang tidak saling kenal, tapi tiba tiba jadi suami istri?. Usia mereka masih belia dan masa depan mereka masih panjang.
Ikuti Kisahnya (^^)
Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Pertama
Jam pulang tiba, semuanya bersiap kembali kerumah dan parkiran sudah macet. Alvian dan Aurora berjalan bersama, di belakang mereka ada Dion, Bumi dan Kayden yang juga hendak menuju parkiran.
Dion membantu mengatur motor yang keluar, Bumi juga membantu. Kayden hanya menunggu sambil menatap datar, sesekali melirik jam di tangannya.
Alvian membawa Aurora ke tepi, lebih baik keluar terakhiran saja daripada berdesakan. Aurora jadi diam mengamati berisiknya deru motor yang bersahutan.
Setelah semuanya beres, mereka pun bersiap untuk pulang meskipun harus memakan waktu cukup lama. Aurora melihat Soraya seperti sedang menunggu jemputan di samping gerbang, Soraya terlihat lemas.
Belum juga Aurora naik ke motor, dia melihat sesuatu yang mengganjal matanya, tiba-tiba Galang datang dan menarik tangan Soraya kasar. Soraya terhuyung, Yuni di sebelah Galang terlihat kacau dan menyedihkan.
"GUE UDAH BILANG JANGAN BULLY YUNI." teriak Galang.
"Siapa yang Bully?." Soraya kesal.
"Tadi, pas jam terakhir setelah istirahat. Lo kunci Yuni di gudang belakang kan? Lo juga ga masuk kelas, nggausah ngeles." Tuding Galang.
"Sora, kamu udah sembuh?." Aurora berlari mendekat.
"Eh... Iya, udah mendingan." Jawab Soraya.
"Lo ngapain lagi Lang?." Ujar Dion.
"Soraya Bully Yuni." Ucap Galang.
"Kapan?." Tanya Dion.
"Jam setelah istirahat, Yuni di kunci di gudang." Ujar Galang.
"Bener Yuni?." Dion melirik Yuni.
"Iya kak, aku takut banget. Kak Sora pasti marah karena waktu itu di tampar, tapi ini keterlaluan." Ucap Yuni.
"Gue tanya sekali lagi, Bener Yuni?." Bumi ikut angkat bicara.
"Iya Kak, Dia seret aku dan Jambak aku, dia lempar aku ke gudang terus dia kunci aku di sana." Ucap Yuni.
"Artinya lo liat dan bener bener Soraya yang seret lo?." Ujar Kayden.
"Iya... hiks.." Ucap Yuni menangis.
"Kacau... Ngga tertolong sih ini, Soraya jangan bilang dulu-dulu juga aslinya gini?." Ucap Bumi penuh arti.
"Ya, gitu deh." Soraya merasa lelah.
"Maksud kalian apa?." Galang kesal.
"Sorry yang lang, kali ini Lo gabisa ngelak dari fakta lagi. Hari ini Soraya istirahat bareng kita di kantin, wajah dia pucet jadi Aurora ajak dia ke UKS, dia ga masuk di jam setelah istirahat karena sakit. Gue, Bumi, Kayden, Alvian sama Aurora ada di sana. Makanya gue negasin tadi sama Yuni, dan dia tetap kukuh buat bohong." Ucap Dion.
"Tadi Lo bilang bener-bener liat Soraya yang seret Lo, artinya itu hantu atau halusinasi Lo kali." Ucap Kayden.
"N-nggak." Yuni tertangkap basah.
"Lo bohongin gue Yun?." Galang terlihat kecewa.
"Nggak kak, s-sebenernya temen temen Kak Sora yang seret dan Bully aku. Mereka yang suruh aku ngadu kalo Kak Sora yang bully." Ucap Yuni, tergagap.
"Kenapa Lo ga bilang daritadi." Ucap Galang.
"Aku cuma takut." Ujar Yuni.
"Kacau, udah ketangkep basah numbalin orang lain." Bumi tak habis pikir.
"A-aku ngga bohong." Yuni panik.
"Galang, lain kali kalo ngga ada di lokasi kejadian. Jangan buru-buru nelen aduan adik Lo itu, bukan gue ngatur. Cuma menurut gue keterlaluan si adik Lo POLOS itu, masa dia nuduh Sora yang lagi sakit. Nanti dulu biarin dia sembuh dulu, minimal punya empati dikit." Ucap Bumi.
"Sebagai ketua OSIS, gue harus hukum Yuni. Kaya dulu-dulu Lo selalu negasin gue biar hukum Sora. Tapi sekarang, Yuni yang salah jadi dia juga harus di hukum." Ucap Dion.
"Ngga bisa gitu lah, ini kan udah jam pulang sekolah. Lo udah ngga ada hak lagi." Sungut Galang.
"Loh kan KATANYA dia di bully waktu jam pelajaran, ya artinya itu masih tanggung jawab gue. Lama-lama gue ngga respect dan bakal laporin ini ke guru, kalo lo tetep seenaknya." Ucap Dion.
"Ra, ayo pulang." Alvian tidak peduli urusan orang lain, dia sibuk membenarkan anak rambut Aurora.
"Bentar, kayaknya jemputan Sora belum dateng. Dia kan lagi sakit, jangan di biarin nunggu sendirian." Ucap Aurora, dengan tampang kukuh nya.
"Udah, Ra. Biar kita aja yang temenin. Lo pulang aja, kayaknya Alvian udah muak itu." Ucap Bumi.
"Kalo laki-laki semua, nanti kena tuduh lagi." Celetuk Aurora.
"Tenang-tenang, kan ada Paketos sama Cctv." Ucap Bumi, mengangkat jempolnya.
"Yaudah kalo gitu, duluan ya. Sora, duluan ya." Ucap Aurora.
"Iya." Sora terlihat senang, karena dianggap ada.
Alvian dan Aurora pun pulang, tidak lama setelah itu Galang membawa Yuni pulang dengan motornya.
Dion, Bumi dan Kayden menemani Sora di sana. Dion mengambilkan kursi untuk Sora duduk, wajah Sora semakin pucat dan terlihat lemas.
"Kok bisa telat banget, gue pesenin Grab aja gimana, Sora?." Ucap Dion.
"Iya, sorry ngrepotin." Suara Soraya sangat lirih, seperti berbisik.
Kayden mengamati dengan mata elangnya, menyentuh dahi Aurora. Terasa lebih panas dari sebelumnya, artinya Soraya pasti merasa sangat lemas, pusing dan tidak bertenaga.
"Kita anterin langsung ke rumah sakit aja, Pesenin Grab kita ikutin sampe Rumahsakit. Bumi, Lo Video dari awal sampe akhir. Jaga-jaga ada yang fitnah lagi." Ucap Kayden, tenang.
Bumi langsung mengeluarkan ponselnya, dia merekam ke arah Soraya yang pucat dan menyentuh dahinya yang panas. Lalu menggulir kameranya ke arah Dion, yang sedang memesan Grab. Lalu, ke arah Kayden yang sedang menatap jam di tangannya.
"Soraya sakit guys, ternyata Ratu Iblis kita bisa sakit. Kita bertiga yang tampan dan dermawan ini, akan mengantar Yang mulia Ratu Iblis ke Rumahsakit. Kita pesan Grab dulu, karena Soraya udah mau pingsan ini." Ucap Bumi berceloteh.
"Video aja ngapain banyak omong." Tegur Kayden.
"Oh Live, sekalian minta gift." Cengir Bumi.
"Anjir, si goblok." Dion terkekeh.
Penonton naik Drastis, banyak yang bertanya dan juga merasa penasaran. Apalagi Tiga Pilar IHS ada di sana, mereka sempat menanyakan dimana Alvian atau Aurora, karena biasanya bersama mereka. Kenapa sekarang malah bersama Soraya.
"Aurora sama Alvian udah balik duluan, tadi sempet ada Drama si Galang sama Yuni. Alvian muak kayaknya jadi cabut duluan."Jawab Bumi, merasa jadi orang penting.
Tidak lama berselang Grab datang, Dion membantu memapah Soraya yang sudah lemas. Bumi ikut masuk di samping Soraya, takut Supirnya jahat sama pasien sakit.
Dion dan Kayden mengikuti mereka dari belakang, Motor Bumi di tinggal di Parkiran. Tidak mungkin hilang, kalau pun hilang bisa di tuntut sekolahnya.
Di dalam mobil, Bumi menyorot ke belakang, dimana Dion dan Kayden membuntuti mobil. Lalu kembali menyorot Soraya yang menutup matanya, terlihat pucat sekali.
"Sora, jangan mati dulu." Bumi panik.
Soraya hanya membuka matanya sedikit, lalu kembali menutup matanya. Dia merasa sangat lemas, pusing dan berkunang-kunang.
Sampai di Rumahsakit, Soraya di bantu perawat naik ke brangkar dan di dorong ke UGD. Bumi fokus dokumentasi, Kayden mengurus Administrasi sedangkan Dion memastikan Soraya sudah di tangani dengan benar.
Setelah segala keriwehan yang ada, Soraya sudah di pindahkan di ruang rawat VIP. Dia sedang tertidur dengan infus terpasang, Bumi trus menyorot kameranya takut di tuduh yang tidak-tidak.
"Kata Dokter, Soraya mabok rondap." Ucap Bumi.
"Yang beres deh Lo." Dion, kesal.
"Dokter bilang Soraya kenapa lambung sama tifus. Sering telat makan, doain Soraya cepat sembuh yang teman-teman." Ucap Dion.
"Kasian juga ya."
"Itu orangtuanya ngga ada yang dateng."
"Galang mana."
"Beneran sendirian."
"Untung ada mereka."
"Kita udah hubungi Galang, kita lagi nunggu dia Dateng. Kita ngga ngapa-ngapain ya, awas aja kalo tiba-tiba ada Fitnah. Kasian dia lagi sakit guys, jangan di hujat dulu." Ucap Bumi.
Menunggu dan menunggu, bahkan sampe hari petang. Galang maupun orangtua Soraya tidak kunjung datang, justru Alvian dan Aurora yang datang.
(Visual Dari kiri. Bumi, Kayden, Aurora, Alvian, Dion).
Live masih berlangsung, Bumi terus melakukan dokumentasi dan kekecewaannya terhadap orangtua Soraya. Bahkan Aurora sampai terkejut, karena sejak tadi hanya ada mereka.
"Dia punya orangtua ngga sih?." Tanya Alvian.
"Punya, nggatau peran nya." Celetuk Bumi.
"Kelewatan, telepon polisi aja." Ucap Kayden.
"Kenapa tiba-tiba polisi?." Heran Dion.
"Biar polisi yang nungguin, kita juga harus pulang ngga bisa nungguin disini terus." Ucap Kayden.
"Balik aja Lo pada, makasih udah anterin gue kesini." Suara Soraya terdengar.
Kayden telepon Damkar. Mengatakan jika ada seorang murid yang sakit, tapi pihak keluarga tidak kunjung datang. Sebenarnya Kayden ingin masalah ini Viral saja, apalagi di medsos pasti sudah ramai karena Live dari Bima.
Sekitar 15 menit kemudian, Damkar datang. 2 orang petugas laki-laki dan satu petugas perempuan. Mereka akan menemani Soraya, berterimakasih karena mereka menjadi teman yang baik.
Semuanya izin pulang, dan Live Bumi pun berhenti. Di media sosial ramai Video potongan Live Bumi, mereka mengecam karena pihak Orangtua seperti tidak peduli, apalagi Galang yang tidak punya empati.
Akun Galang dan Yuni diserang netizen, Yuni memposting story jika dirinya sedang sakit dan sedang di temani oleh Galang, dan Orangtua Soraya.
Yuni pun semakin di kecam, apalagi Galang dan Orangtua nya yang terkesan pilih kasih. Para netizen yang geram, akhirnya menyadari jika selama ini Soraya hanya kecewa. Yuni lah yang lebih keterlaluan, karena merebut Kakak dan Orangtua dari Soraya.
Pihak sekolah menjenguk Soraya, Soraya sudah sedikit lebih baik meskipun dia pasti memendam kesedihan karena sakit tanpa ditemani Keluarga.