NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Begitu pintu ruang pribadi Chesna terbuka, langkah Chesna hampir berhenti di ambang.

Di depan sana, berdiri Gideon, yang tanpa kata, membuka kedua lengannya lebar-lebar.

Gerakan itu sederhana, tapi seolah menjadi panggilan yang tak perlu dijawab dengan suara.

Chesna hanya menatap beberapa detik, sebelum tubuhnya bergerak sendiri, mendekat, dan membenamkan diri ke dalam pelukannya.

Hening sesaat.

Hanya ada detak jantung mereka berdua yang terasa bersahutan.

Pelukan itu bukan hanya rindu, bukan juga sekadar nyaman.

Di sana ada ketenangan, ada janji tak terucap.

“Sudah lama,” bisik Gideon, suaranya rendah di atas kepala Chesna.

“Ya,” jawab Chesna pelan, masih di pelukannya, “terlalu lama.”

Mereka diam lagi. Tapi diam yang damai, semacam jeda yang menandai, bahwa tidak ada lagi jarak di antara mereka.

Malam turun perlahan.

Lampu balkon menyala lembut, menerangi dua cangkir teh di meja kecil.

Gideon dan Chesna duduk berdampingan di kursi rotan, angin malam mengayun lembut helaian rambut Chesna yang dibiarkan terurai.

Chesna menatap Gideon dengan lembut. Mata Gideon melembut. Ia menatap wajah Chesna lama-lama, seperti ingin mengingat tiap detailnya.

“Minggu depan kita akan menikah, ya, akhirnya...”

Chesna tersenyum kecil. Ia mengangguk.

Malam itu tak butuh banyak kata, dunia seperti tahu, bahwa dua jiwa yang lama terpisah akhirnya menemukan rumahnya masing-masing, dalam satu pelukan, dalam satu tatapan, dalam  malam yang tenang menjelang hari besar mereka.

Gideon menatap langit sebentar, lalu kembali pada Chesna.

Keduanya tersenyum bersama.

"Chesna," Gideon kembali bersuara “Saat ini,” lanjutnya, “aku cuma mau jadi pria yang bersyukur, karena Tuhan akhirnya kasih aku kesempatan buat memeluk kamu tanpa rasa takut lagi.”

Chesna tersenyum, memejamkan mata sebentar.

“Dan aku cuma mau jadi wanita yang bersyukur, karena akhirnya kamu sembuh bukan cuma di kaki, tapi di hati juga. Dan terlebih lagi, selalu ada aku di hati kamu.”

Gideon tertawa kecil lalu mengulurkan tangannya, mengelus pipi Chesna.

“Kalau gitu, jangan kemana-mana, ya.”

“Kalau aku pergi pun,” jawab Chesna dengan senyum kecil, “aku bakal balik ke kamu.”

Dan angin membawa bisikan lembut di antara dua hati yang tak lagi menunggu karena mereka sudah saling menemukan.

Sore itu di balkon apartemen, suasana masih sama teduhnya.

Langit berwarna keemasan, dan di antara gelas teh yang sudah setengah dingin, Gideon serta Chesna masih duduk berdampingan tanpa banyak bicara. Tidak perlu, karena diam di antara mereka sudah berbicara banyak.

Namun ketenangan itu terusik sejenak oleh getaran ponsel di meja. Gideon menghela napas, mengambilnya, dan senyum kecil muncul di sudut bibirnya saat melihat nama di layar.

“Ma,” gumamnya sambil mengangkat panggilan itu.

Suara lembut mama Reva terdengar dari seberang.

“Gid, kamu lagi sama Chesna?” tanyanya, nada suaranya hangat tapi juga penuh arti.

Gideon melirik Chesna sekilas sebelum menjawab, “Iya, Ma. Kenapa?”

“Ajak dia makan malam ke rumah malam ini, ya.”

“Makan malam?” Gideon agak heran. “Ada acara apa?”

“Tidak ada. Hanya makan malam biasa… tapi penting,” jawab Reva dengan nada yang membuat Gideon menegakkan tubuh.

Gideon menatap wajah Chesna yang masih tersenyum tanpa tahu isi percakapan itu.

“Oke, Ma. Kami datang,” katanya akhirnya, lalu menutup panggilan.

Chesna menatapnya penasaran. “Kenapa? Ada apa?”

“Mama ngajak makan malam. Katanya penting.”

“Penting?” Chesna mengangkat alis.

Gideon mengangguk kecil. “Aku juga belum tahu… tapi sepertinya, ada sesuatu yang ingin Mama bicarakan.”

Malam itu, mobil Gideon berhenti di halaman luas kediaman keluarga Sanggana. Rumah besar itu diterangi cahaya hangat dari jendela-jendela tinggi. Chesna tampak sedikit gugup begitu turun dari mobil.

Gideon menatapnya dengan senyum menenangkan. “Tenang aja. Cuma makan malam, bukan interogasi.”

Chesna mencubit lengannya pelan. “Kamu ngomong gitu malah bikin aku makin gugup.”

Begitu masuk ke dalam, aroma masakan rumahan langsung menyambut. Reva sudah menunggu di ruang makan dengan senyum bahagia, sementara di kursi dekat perapian tampak sosok tua yang sudah sangat dikenal oleh keduanya, sang nene, nyonya tua keluarga Sanggana.

Gideon sempat terdiam sesaat. Ia tidak menyangka neneknya akan ada di sana.

Chesna yang awalnya tersenyum, refleks menundukkan kepala, sopan tapi sedikit kaku.

Reva melangkah menghampiri keduanya, memeluk Chesna dengan lembut. “Terima kasih sudah datang, Sayang,” katanya hangat. Lalu dengan sengaja ia menatap mertuanya, sang nenek.

“Nah, ini, Ma. Orang yang Mama ingin temui.”

Ruangan mendadak hening.

Nenek menatap lama pada sosok gadis di hadapannya. Tatapan yang dulu pernah tajam dan dingin itu kini justru tampak bergetar.

Pelan, beliau berdiri dengan bantuan tongkat kecilnya, melangkah ke arah Chesna.

“Chesna…” panggilnya lirih.

Chesna langsung menunduk. “Selamat malam, Nenek.”

Nenek menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis, senyum yang tidak pernah terlihat selama ini.

“Ternyata benar, sekarang sudah jadi wanita yang kuat, ya?” katanya pelan.

Chesna masih diam, tidak tahu harus menjawab apa. Tapi Gideon yang berdiri di sampingnya menatap dengan perasaan bercampur.

“Sebelumnya, Nenek salah,” lanjut sang nenek. Suaranya pelan, namun setiap kata terasa menembus ruang hening itu. “Nenek terlalu buta oleh rasa takut. Nenek pikir, kamu membawa celaka untuk Gideon. Padahal justru karena kamu, dia bertahan, dan mau berjuang sampai hari ini.”

Reva menatap ibunya dengan senyum kecil, senyum lega karena akhirnya tembok itu mulai runtuh.

“Gideon nggak pernah berhenti bicara tentang kamu waktu di masa pengobatan dulu,” lanjut sang nenek lagi, matanya berkaca. “Nenek baru sadar… kalau rasa yang tulus tidak bisa disalahkan.”

Suaranya bergetar saat akhirnya berkata, “Maafkan Nenek, Nak. Dari hati yang paling dalam.”

Chesna spontan menggeleng cepat. “Jangan begitu, Nek… saya tidak pernah menyimpan dendam sedikit pun,” ujarnya lembut.

Namun air mata sudah terlanjur mengalir di pipi wanita tua itu. Ia meraih tangan Chesna, menggenggamnya erat.

“Nenek minta maaf. Dan terima kasih… karena sudah mengembalikan senyum cucu Nenek yang dulu hilang.”

Gideon berdiri di belakang, menatap pemandangan itu dengan mata berkaca. Ia mendekat, menyentuh pundak neneknya dengan lembut.

“Terima kasih, Nek,” katanya pelan.

Sang nenek menatapnya, lalu menepuk tangan Gideon. “Jagalah dia baik-baik. Jangan biarkan Nenek salah untuk kedua kalinya.”

Ruangan itu berubah hangat.

Reva tersenyum puas, memandang ketiganya, putranya, calon menantunya, dan ibu mertuanya yang akhirnya berdamai dengan masa lalu.

Dan untuk pertama kalinya, makan malam di keluarga Sanggana terasa benar-benar lengkap. Tidak ada lagi bayangan luka, hanya ada tawa lembut dan percakapan yang mengalir ringan.

Sesekali Gideon dan Chesna saling bertukar pandang, keduanya tahu, malam itu bukan sekadar makan malam, tapi awal dari lembaran baru yang telah lama mereka harapkan.

1
Ophy60
Soalnya sikembar ada gara² kamu ngapa²in Alan y Shen 🤭🤭
Aku malah penasaran sama kehidupan Lila thor.
Dar Pin
ketawa sendiri bacanya Thor jadi sasaran ledekan kan Alan 🤣
Dar Pin
lanjut Thor masih kurang
Dew666
🔥🔥🔥
septiana
jadi terharu,ga terasa ikut ngalir aja ini air mata.. semoga kakek sama Aroon sukses untuk menyatukan kedua orangtuanya
Ophy60
Alana masih sebaik itu.Meski kecewa dengan Shenia tapi tetap memperlakukan Shenia dengan baik.
Dar Pin
bahagianya Thor semoga dilancarkan sampai halal dan chesna selamat sampai melahirkan 💪😄
Diyah Saja
ahh lega nya😍
Diyah Saja
eh jangan salah masih cinta itu mas nya Saama mbak chesnaa 😍
Dar Pin
ayolah sen setidaknya demi anak anak 💪Thor jangan lama lama updatenya
tari
semangat thor
up lagi dong yang banyak 😄😀
Dar Pin
ayo Alan semangat jagain anak anakmu jangan lepaskan shenia 💪😄
Dar Pin
habis nangis nangis Bombay langsung ngakak Thor sama kelakuan mama mertua tersayang ada ada aja hebohnya 🤭 💪 Thor tak tunggu lanjutanya👍
tari
thor up lagi dong yang banyak
Nurminah
akhirnya semoga segera yg manis2 ya Thor buat mereka berdua
tari
akhirnya kebongkar juga thor
Dar Pin
plong deh Alan udah tau kebenarannya pedih deh Thor mataku pengen nangis tp cuma cerita novel tp rasanya ky kisah nyata semangat Thor udah berhasil memporak porandakan hatiku 🤣
RaveENa
kl aku jd alan juga pasti bakalan marah bgt.
dr awal shenia udah salah jd terima aja hasil dr semua perbuatan km.
buat alan gak usah sadis2 amat,bagaimanapun juga Shenia ibu dr anak km.jgn km pisahin seorang ibu dr anaknya,ingat gmn menderitanya ibu km rania waktu jauh dr anak2nya
Dar Pin
tahulah shenia kesel deh nggak kasian malah mana ada ibu tega memberikan anaknya meskipun sama ayahnya sendiri nggak ngerti lah Thor bikin darting aja kenapa nggak jujur 🤣aja sih lanjut Thor bikin emosi 🤭
tari
thor kok anak nya di ambil alan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!