NovelToon NovelToon
CINTA SEJATI

CINTA SEJATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:376
Nilai: 5
Nama Author: maya ps

Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Rizki tarik tangan Meta untuk minta digendong takut melihat Bela, Intan, dan Putri yang terlihat tidak suka melihat Rizki, Sisil, Sisca, dan Ibu nya ikut makan malam bersama.

Kebiasaan baru yang selalu dilakukan Brata duduk ditengah-tengah istrinya saat makan malam bersama, rasanya bahagia sekali setiap makan ditemani dua wanita yang dicintainya.

"Apa kalian sudah siap sebentar lagi masuk sekolah TK?" tanya Brata melihat ketiga anaknya.

"Tentu siap dong Ayah, oh iya kita dianterin sama Ayah kan ke sekolah?" tanya Rizki berharap Ayah nya bisa anterin ke sekolah untuk pertama kalinya.

"Tidak bisa! Papi anterin saya ke sekolah, masa anak kandung tidak dianterin ke sekolah sama orang tuanya." tolak Putri dengan tegas dan sengaja, tidak akan biarkan Rizki dan kedua kakaknya mendapatkan perhatian dari Papi nya sama sekali.

"Kami juga anak kandung Ayah, punya hak yang sama untuk dianterin ke sekolah, apa tidak malu tidak mau ngalah sama anak kecil hah?" tanya Sisil dengan wajah judes, tidak akan mau kalah sama kakak tirinya yang tidak bisa terima kehadirannya.

"Betul itu, seharusnya yang sudah dewasa ngalah sama anak kecil, walaupun kamu masih SLTP seharusnya ngalah sama anak TK dong." lanjut Rizki semangat memojokkan Putri.

"Kalian apaan sih, Putri sudah terbiasa dianterin sama Papi nya, kalian harus mengalah dan wajib harus berangkat sekolah tanpa Papi mengerti, pergi ke sekolah sama Bunda kalian saja sana karena kalian tidak pantas naik mobil Papi mengerti." ujar Bela menatap sinis ketiga anaknya Meta.

"Semuanya aku yang anterin ke sekolah, Putri duluan yang Ayah anterin baru mereka karena sekolah nya lebih dekat sekolah nya Putri, tidak ada pilih kasih seperti itu semuanya sama punya hak yang sama dianterin ke sekolah!" tegas Brata berusaha adil dan memberikan keputusan yang bijak.

"Hore dianterin Papi, jangan ngerasa anak kandung sendiri deh kamu toh dimata Ayah kami juga anak kandungnya, kalo tidak suka suruh saja ibu kamu tuh yang anterin ke sekolah dasar sudah besar tidak mau ngalah sama anak kecil hahahahahaha." lanjut Rizki ketawa bahagia karena keinginannya diturutin sama Brata, Ayah nya tidak ingkar janji sama sekali dan membuat Putri kesal karena rencananya gagal membuat saudara tirinya iri.

Bagas dan Intan memilih diam dan menikmati sarapan dari pada ikut-ikutan berantem, masih pagi tidak baik emosi karena hal yang tidak penting.

**

Bagas merasa lega sudah tiba di kantor tidak dirumah lagi, rumah yang dulunya begitu sepi karena kedua orang tuanya sibuk masing-masing dan sekarang rumahnya berubah drastis seperti tempat orang tauran selalu ribut dan ribut terus setiap saat membuat dirinya pusing mendengarnya.

"Huh papi itu, kalo bukan karena kasihan sama bunda malas sekali istri keduanya dan anak-anaknya tinggal bareng dirumah akhirnya selalu ribut terus setiap ketemu mami huff pusing rasanya." ujar Bagas kesal.

Bagas mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam kantor, membuat semua karyawan kantor sapa dirinya yang mulai masuk kedalam lobi kantor jalan menuju ruangannya yang berada dilantai lima.

**

Pertama kalinya Bela anterin Putri ke sekolah, selama ini mana mau Bela mau repot anterin anak sekolah dan pulang ke rumah, saat pulang sekolah dijemput lagi supaya bisa jalan-jalan bareng, kalo bukan karena tidak rela Meta bersama Brata selama diluar rumah lebih lama dengan alasan anterin anak ke sekolah barunya.

Rizki menikmati perjalanan menuju ke sekolah nya, Rizki melihat ibu tirinya yang tidak berhenti marah-marah membuat dirinya tidak tahan untuk tidak jahili Ibu tirinya walaupun akhirnya dimarahin.

"Bisa tidak anak kamu diam dan ajarkan anak kamu sopan santun!" tegas Bela tidak suka mendengar Rizki berisik selama didalam mobil.

"Seperti orang kampung saja anak itu, bikin malu kalo orang tahu dia teriak setiap melihat tempat yang bagus duh Ayah cape deh." protes Putri tidak suka mendengar Rizki berisik sepanjang jalan.

"Biarin suka-suka lah, kalian saja suka-suka protes apapun yang saya, kakak, dan Bunda lakukan kan ngapain juga harus protes saya dianggap norak dasar julid." ucap Rizki tidak mau kalah.

"Ngerasa orang kota lebih baik diem deh kamu, orang kota yang elegan tuh duduk manis diem tanpa berisik, kamu kira ibu kamu tidak kampungan apa dari rumah sampai disini marah-marah terus protes terus memangnya tidak berisik dan ganggu apa." ucap Sisca tidak mau kalah dan tidak mau disalahkan terus menerus.

"Sudah anak-anak diem saja iya sayang, biarkan mereka bicara apapun yang mereka mau yang penting kita jadi orang orang baik dan diem jauh lebih hebat dan keren oke, kasihan Ayah lagi bawa mobil keberisikan mendengar kalian berantem sama kak Putri iya." nasehat Meta tidak mau anaknya terus menerus berantem sama Putri.

Meta geleng - geleng kepala mendengar ketiga anaknya masih ribut sama Putri, begitu juga dengan Brata memilih diem dari pada negur anak-anaknya takut dianggap pilih kasih dan akhirnya kedua istrinya ikut-ikutan marah dan emosi sepanjang perjalanan menuju kantor.

Brata berharap kedua istri dan anak-anaknya bisa akur dan bisa saling terima, rasanya bahagia melihat keluarganya bisa akur dan damai tidak ada emosi dan air mata sama sekali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!