NovelToon NovelToon
Istri Simpananku, Canduku

Istri Simpananku, Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Ibu Pengganti
Popularitas:66.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fauzi rema

Revana Arnelita...tidak ada niatan menjadi istri simpanan dari Pimpinannya di Kantor. namun kondisi keluarganya yang mempunyai hutang banyak, dan Ayahnya yang sakit-sakitan, membuat Revana menerima tawaran menjadi istri simpanan dari Adrian Wijaksana, lelaki berusia hampir 40 tahun itu, sudah mempunyai istri dan dua anak. namun selama 17 tahun pernikahanya, Adrian tidak pernah mendapatkan perhatian dari istrinya.
melihat sikap Revana yang selalu detail memperhatikan dan melayaninya di kantor, membuat Adrian tertarik menjadikannya istri simpanan. konflik mulai bermunculan ketika Adrian benar-benar menaruh hatinya penuh pada Revana. akankah Revana bertahan menjadi istri simpanan Adrian, atau malah Revana menyerah di tengah jalan, dengan segala dampak kehidupan yang lumayan menguras tenaga dan airmatanya. ?

baca kisah Revana selanjutnya...semoga pembaca suka 🫶🫰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzi rema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Bab 9

Pagi itu kantor sudah sibuk dengan tumpukan pekerjaan. Revana sedang merapikan agenda rapat ketika suara telepon dari ruang Adrian berbunyi.

“Revana, masuk ke ruangan saya.” kata Adrian singkat di telepon.

Dengan langkah hati-hati, Revana membawa buku agenda dan masuk. Adrian sedang duduk di kursinya, menandatangani beberapa dokumen. Tanpa menoleh, ia langsung berbicara.

“Kemarin sore… aku melihat Alesya tertawa lepas bersamamu.”

Revana terdiam, bingung harus menanggapi apa.

“Maaf, Pak… saya tidak bermaksud—”

Adrian mendongak, menatapnya tajam tapi ada seulas senyum samar di bibirnya.

“Jangan minta maaf. Justru aku senang. Alesya jarang sekali terlihat begitu nyaman dengan orang lain. Dia anak yang keras kepala, tapi kamu bisa membuatnya terbuka. Itu berarti kamu melakukan sesuatu yang benar.”

Revana menghela napas lega, namun rasa gugup tetap menempel di sorot matanya..

“Terima kasih, Pak. Saya hanya… berusaha menemaninya sebaik mungkin.”

Adrian mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi.

“Dan kamu harus tetap melanjutkan itu. Alesya butuh seseorang yang bisa membuatnya merasa diperhatikan. Jika bukan ibunya, setidaknya ada kamu.”

Ucapan itu membuat Revana tercekat. Ada beban sekaligus tanggung jawab besar yang tiba-tiba terasa di pundaknya.

Suasana sempat hening sebelum Adrian membuka topik baru. Ia menutup map dokumen, lalu menatap Revana lurus.

“Sekarang, dengarkan aku baik-baik. Lusa aku ada perjalanan bisnis ke Surabaya. Beberapa pertemuan penting tak bisa ditunda. Dan sesuai perjanjian kita… kamu harus ikut.”

Revana terbelalak. Tangannya refleks meremas buku agenda yang dibawanya.

“Saya… ikut keluar kota, Pak?”

“Ya. Ini bagian dari kontrak kita. Aku tidak bisa pergi sendirian. Kamu harus siap, siapkan semua keperluan, dan pastikan jadwal rapat perusahaan di sini tetap aman selama kita pergi.” ucap Adrian tegas.

Revana menunduk, jantungnya berdegup cepat.

“Ya Tuhan… ini pertama kalinya aku ikut dia keluar kota. Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Apa aku bisa menghadapinya?” ucap Revana dalam hati.

Adrian memperhatikan wajah gugup Revana, lalu suaranya melembut.

“Jangan takut begitu Rev, Anggap saja ini tugas pekerjaan, bukan hal lain. Paham?”

Revana menatapnya ragu, lalu mengangguk pelan.

“Baik, Pak… saya akan bersiap.”

Adrian kembali menatap dokumennya, namun dalam hatinya, ia sadar ada sesuatu yang mulai berubah, hubungannya dengan Revana tidak lagi sekadar antara pimpinan dan sekretaris.

...☘️☘️...

Malam ini, kamar Revana dipenuhi dengan pakaian yang berserakan di atas ranjang. Ia mencoba mencocokkan satu per satu baju, gaun sederhana, blazer hitam yang sudah lama tak dipakainya, dan beberapa kemeja elegan. Tangannya berulang kali meraba kain sambil bergumam.

“Semua harus terlihat rapi… Pak Adrian bukan tipe yang bisa menerima kesalahan kecil. Aku nggak boleh salah pilih.” gumam Revana pada dirinya sendiri.

Ia membuka koper, mulai melipat baju dengan hati-hati. Baru saja ia hendak memasukkan sepasang sepatu, terdengar ketukan pintu dari arah depan.

“Tok… tok… tok…”

Suara ketukan pintu membuat Revana menghentikan kegiatannya melipat baju. Dengan napas yang sedikit kesal karena diganggu, ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Seketika matanya membesar.

“Pak Adrian? Ngapain malam-malam datang ke sini?” ucap Revana mendesis.

Adrian berdiri dengan ekspresi santai, bahkan seolah tak peduli dengan nada kesal Revana.

“Kenapa? Aku cuma ingin memastikan kalau kamu sudah bersiap.”

Revana mendengus, melangkah ke samping dengan malas.

“Ya Tuhan… kalau cuma itu, kan bisa besok di kantor. Apa harus ke rumah saya segala?”

Adrian masuk begitu saja tanpa memedulikan nada ketus Revana. Ia menoleh ke kamar yang pintunya terbuka, lalu matanya langsung tertuju pada koper yang setengah terbuka dengan tumpukan baju di atas ranjang.

“Hm… lumayan. Setidaknya kamu serius menyiapkan diri.”

Revana melipat tangan di dada, menatapnya tajam.

“Bapak itu sebenarnya tahu nggak sih kalau saya ini butuh privasi? Tiba-tiba datang ke rumah, seenaknya masuk, komentar ini-itu…”

Adrian berbalik menatapnya, alih-alih marah, ia tersenyum nakal.

“Kamu ini galak sekali. Padahal aku cuma memastikan sekretarisku nggak kabur sebelum perjalanan penting.”

“Galak? Saya normal aja kok. Lagipula saya nggak punya niat kabur. Jangan terlalu kepedean, Pak.” ucap Revana semakin kesal.

Adrian mendekat satu langkah, membuat Revana sedikit mundur tanpa sadar. Tatapannya tajam, tapi ada guratan geli di sudut matanya.

“Ternyata kamu ini kalau semakin galak, semakin lucu.”

Revana mengernyit, tak percaya dengan reaksinya.

“Apa yang lucu?”

Adrian tersenyum tipis. “Kamu. Selalu pura-pura kesal, padahal aku tahu kamu cuma salah tingkah.”

Wajah Revana memanas, ia buru-buru mengalihkan pandangan sambil bersungut-sungut.

“Jangan sok tahu, Pak. Kalau nggak ada urusan penting, lebih baik Bapak pulang. Saya masih banyak yang harus dibereskan.”

Adrian mengangkat alis, tetap tenang dan tak bergeming.

“Baiklah. Anggap saja aku sudah lega melihatmu siap. besok pagi, aku yang menjemput kamu sendiri. kamu sudah harus siap ketika aku datang.”

Tanpa menunggu balasan, Adrian berjalan santai keluar rumah. Tingkahnya benar-benar seolah tidak terusik oleh sikap ketus Revana.

Pintu tertutup. Revana mendengus keras, wajahnya merah padam.

“Menyebalkan! Seenaknya sendiri… sok tahu pula!” Revana menggerutu.

Namun dalam hatinya, ia tak bisa memungkiri, setiap kali Adrian menanggapinya dengan tenang, ada rasa aneh yang membuat dadanya berdebar.

setelah dari rumah Revana, Adrian langsung menuju ke rumahnya yang sunyi. Nadya sibuk di ruangannya sendiri, bahkan tak melirik sedikitpun ketika suaminya pulang. Adrian hanya menghela napas panjang, lalu menuju kamar tidurnya.

Di sana, ia membuka lemari pakaian dan mulai memilih jas, kemeja, dan beberapa dasi yang sesuai. Tangannya cekatan melipat, meletakkan rapi ke dalam koper. Bagi Adrian, menyiapkan barang sendiri sudah menjadi kebiasaan, ia tak lagi berharap pada istrinya.

Suara pintu berderit pelan terdengar. Adrian menoleh. Alesya berdiri di ambang pintu dengan wajah penasaran.

“Papi… mau pergi ke mana? Dari tadi aku lihat Papi sibuk packing.”

Adrian tersenyum kecil, memberi isyarat agar putrinya masuk.

“Papi besok ada perjalanan bisnis beberapa hari. Jadi harus bersiap dari sekarang.”

Alesya duduk di tepi ranjang, ikut memperhatikan pakaian yang dipilih ayahnya. Ia mengambil salah satu dasi, mencoba mencocokkannya dengan jas.

Alesya tersenyum. “Yang ini cocok, Pi. Biar nggak terlalu kaku.”

Adrian terkekeh, mengelus kepala putrinya.

“Kamu selalu punya selera bagus, Lesya. Baiklah, dasi ini Papi bawa.”

Hening sejenak, sebelum akhirnya Alesya memberanikan diri bicara.

“Papi… kalau Papi pergi, boleh aku sama Andrew tinggal di rumah Oma? Rasanya lebih enak di sana daripada sendirian sama Mama. Oma juga pasti senang kalau ada kami.”

Adrian menatap putrinya dengan sorot iba. Ia tahu, Alesya tidak pernah merasa nyaman bersama ibunya sendiri.

“Boleh sayang ? tapi kamu jangan bikim repot Oma Opa ya.”

Alesya mengangguk cepat-cepat. “Iya Pi. Oma malah sering bilang kalau kangen Andrew. Lagipula, aku juga bisa bantu jagain Andrew di sana.”

Adrian tersenyum hangat, lalu mengangguk.

“Baiklah, kalau begitu Papi setuju. Kamu dan Andrew boleh menginap di rumah Oma selama Papi pergi. Nanti sepulang sekolah Papi bilang sama Pak Salim, buat antar kalian ke rumah Oma.”

Mata Alesya berbinar senang. Ia langsung memeluk ayahnya erat.

“Makasih, Papi. Aku janji nggak akan ngerepotin Oma, aku bakal jaga Andrew baik-baik.”

Adrian membalas pelukan itu, ada rasa hangat yang menenangkan di tengah kelelahan hidupnya.

“Kalau bukan karena anak-anak, mungkin aku sudah menyerah dengan semua ini…” ucap Adrian dalam hati.

...☘️☘️☘️...

1
Ma Em
Nadia kamu yg berulah kamu yg marah itulah akibat dari semua kelakuanmu pada anak2 dan suamimu karena Nadia terlalu terlena dgn kemewahan sehingga melupakan suami dan anak2 nya , jgn sampai Nadia mencelakakan Revana Thor .
Ririn Susanti
ayo nadia beli kulkas biar gk panas
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik 🥰
Ma Em
Adrian secepatnya klarifikasi berita yg tdk benar jgn sampai menghancurkan segalanya , beritahu semua masalah yg ada di keluargaku agar TDK berkepanjangan dan langsung bungkam orang2 yg ingin menjatuhkan mu Adrian .
kalea rizuky
hmmm apapun alesannya selingkuh tetap g bs di benarkan paham
Anita Rahayu
TOLONG THOR BUAT NADYA MALU KARNA JADI ISTRI DAN IBU YG GAGAL DIA DI CERAIKÀN KARNA TUKANG BELANJA GK URUS SUAMI DAN ANAK TITIK
DAN UTK RANI BUAT DIA SADAR DIRI KERJA JGN NGAREPIN MANTAN KAKAK IPAR UNTUK BIAYA HIDUPNYA BUAT VIRAL👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
Ma Em
Selamat untuk Alesya yg sdh diterima di kedokteran dan juga Alesya tdk terhasut sama Rani dan Nadya yg ingin memecah belah Adrian dan Revana .
Anita Rahayu
Thor langsung ke penjara aja karna ke tangkep tangan usaha nyelakainnya gagal sama adiknya biar tobat tuh 2 benalu😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
Ma Em
Adrian benar Alesya hrs hati2 sama Rani karena dia akan berbuat jahat pada Alesya , pokonya Alesya jgn sampai lengah jgn percaya mulut manis tapi berbisa apalagi Rani emang sdh TDK suka pada Alesya .
refinorman norman
💪 thor,,, up lagi donk
Ma Em
Rani yg tdk tau malu dan tak tau diri wajar Alesya masuk kuliah di kedokteran karena bapaknya mampu membiayai kuliah anaknya lah si Rani cuma ipar minta dibayarin juga uang kuliahnya mending kalau Nadya kelakuan nya benar dan baik2 sama anaknya yg ada di otak Nadya cuma uang ..uang dan uang ga ada yg lain dasar keluarga benalu kamu Rani dan keluargamu .
Anita Rahayu
buat nadya kalah di persidangan DAN
dia jadi gembel kalau butuh uang harus kerja biar dia tau capeknya jadi adrian kayak mana
MANTAP GK THOR🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😈
Ma Em
Nadya nekad menjual semua perhiasannya demi untuk memenangkan gugatan harta Gono gini yg banyak , tapi blm tentu dapat Nadya y perhiasan yg ada saja kamu jual takut nanti setelah habis simpananmu sidangnya kalah Nadya dapat zonk .
Ma Em
Semoga keputusan Adrian untuk berpisah dgn Nadya tdk ada hambatan dan dimudahkan di segala urusannya .
Ma Em
Nadya itu akibat kelakuanmu yg sdh mengabarkan kan suami dan anak2 mu , Nadya tdk akan bisa lagi membuat Adrian kembali pada Nadya karena sekarang Adrian sdh punya istri yg mau mengurus kebutuhannya dan juga anak2 nya dan Nadya sdh kalah telak dari Revana , terima saja nasibmu Nadya yg tdk bisa berfoya foya lagi .
Ma Em
Nadya ngaku istrinya Adrian tapi tdk pernah mengurus rumah tangganya suami dan anak2 nya dia abaikan sekarang Nadya nuntut haknya dari Adrian sedangkan kerjaannya cuma foya2 menghabiskan uang Adrian .
Ma Em
Alesya berani kasih tau mamanya tentang Adrian sdh nikah lagi dgn Revana yg membuat Nadya jadi sock karena tdk menyangka Adrian berani nikah lagi , makanya Nadya punya suami itu dilayani dgn baik bkn cuma dijadikan ATM berjalan doang uangnya mau tapi suami dan anak2 nya tdk diperhatikan
Ma Em
Nadya mau anak2 nya kembali tinggal bersama nya tapi kelakuan nya sangat kasar pada Andrew dan Alesya mana mau anaknya tinggal dgn Nadia malah lbh berpihak ke ibu tiri karena Revana baik bisa ngemong dan sayang sama mereka berdua
Ma Em
Pasti Adrian ngamuk tuh langsung ceraikan saja Nadya jgn biarkan Nadya merusak mental Andrew dan Alesya malah akan membuat anak2 jadi trauma nanti .
Anita Rahayu
buat nadya di ceraikan adrian hari itu juga dan hak asuh anak jatuh ke tangan adrian sekaliaan video kelalaian nadya sebagai ibu yg gk ngurus anaknya sendiri plisss thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!