NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Aduh,, ya ampun . Vicky,," Ucap Serra menutup bibir dengan tangan nya. Ia menggigit bibir nya perlahan, memejamkan kedua matanya sejenak. Perasaan bersalah itu sangat jelas dirasakan nya.

"uhuk,,,uhuk " Vicky batuk batuk , ia memegangi leher nya yang terasa sesak.

"Maaf ya Vic, gue gak sengaja. Gue terlalu bersemangat, " Jelas nya dengan wajah bersalah.

Vicky mengatur nafas nya , mengecek tenggorokan nya yang terasa susah berbicara, " O,,ke. Ayok duduk, kita makan bareng ," Jelas Vicky terbata bata.

Serra menatap Vicky dengan perasaan bersalah, disisi lain dirinya mulai bergegas duduk , air liur nya sebentar lagi akan jatuh. Tanpa aba aba, Serra langsung mengambil piring dan menyendokan nasi , serta mengambil lauk pauk yang ada di meja.

*****

Perumahan keluarga Eros,

El sudah tiba dirumah, ia melangkah maju dengan membawa sesuatu di tangannya. Sedikit penasaran, kira kira apa yang dibawa oleh El. Ia meletakan nya di atas meja makan.

"Bi, itu pesenan bibi, El taruh di meja makan," Jelas El berteriak.

Bibi langsung datang, dan melihat bungkusan berwarna biru itu. Wajah nya sangat sumringah dan antusias, " Wah, makasih ya den. Bibi jadi ngerepotin," Ucap Bibi tersenyum.

"Udah santai aja, bibi udah El anggep orang tua El. El malah senang bisa bantu bibi," Jelas El dengan nada lembut.

Dari cara bicara nya , terlihat El sangat menyayangi bibi nya. Ia tak pernah merasa direpotkan dengan segala urusan atau masalah bibi.

"El masuk dulu, Oh ya bi. Nanti Devan dan Adit kesini, seperti biasa ya," Perintah El.

"Oke den, siap. Nanti bibi siapkan," Ucap bibi memberi dua jempol pada El.

El kembali melangkah, menaiki anak tangga dan memasuki kamar nya . Yang berada di lantai atas. Ia membuka pintu, meletakkan tas nya di kasur mewah itu, melepas kedua sepatu dan tak lupa melepas dasi sekolahnya.

El kemudian merebahkan tubuhnya di Bean Bag Sofa, menatap langit langit dan melepas penat hari ini. Suasana yang tenang membuat hawa ngantuk mulai menghampiri nya, kedua matanya mulai sendu. Tubuhnya terasa nyaman dan rileks.

Kedua matanya mulai menutup sempurna, tetapi, tiba tiba pikiran bergejolak akan sesuatu hal. Itu membuat nya terbangun dan membuka matanya, El mengingat kejadian di kantin tadi, tepatnya pada seorang gadis pemberani.

Terukir senyum kecil di sudut bibir nya, ia juga mengingat pertemuan keduanya di pinggir jalan, bagaimana gadis itu berbicara dengan nada khas nya. " Baru kali ini, gue penasaran dengan seorang gadis. Seperti ada sesuatu hal yang menarik diri gue, ke arah nya," jelas El tersenyum.

"Gadis pemberani, berani menyuarakan pendapatnya. Ketajaman mata, dan cara dia berbicara seperti sangat tertata rapi," Ucap El, terus menerus membayangkan nya.

El ingat sesuatu. Ya. Sesuatu yang unik. Ia mengingat buku yang jatuh dari tas gadis itu. El segera bangun, dengan cepat ia meraih tas nya dan mengambil buku catatan itu.

Sampul warna coklat muda dengan polesan tulisan menarik perhatian El, ia memandangi nya tanpa henti. Memikirkan sesuatu yang diluar kontrol dirinya. El Menatap ke depan, dengan harapan bisa tau siapa nama gadis ini.

Clekkkkk,, suara pintu kamar El , seseorang dengan langkah pasti memasuki kamar nya.

Ehhh, tapi tunggu dulu. Sepertinya pria itu tak mengetahui ada seseorang yang memasuki kamar nya.

"Van, kayak nya nih ada gak ngeh kalo kita masuk, liat aja dia biasanya langsung confes , kalo kita dateng," Jelas Adit berbicara pada Devan.

"Hmmm, mungkin," Sahut Devan singkat.

Adit menoleh sinis, sedikit ada perasaan menyesal berbicara mengenai hal ini dengan Devan. "Gue kerjain nih, " Ucap Adit tersenyum licik.

Devan menghela nafas, menyipitkan kedua matanya dengan tajam, ia menyandarkan tubuhnya pada dinding putih itu, melipat kedua tangannya sambil memantau malas pada Adit.

Adit mulai mengendap endap melangkah, dengan tatapan puas dan senyum licik nya dia siap mengagetkan El. Hanya Beberapa langkah, kini Adit sudah tepat berada dibelakang El. Dengan penuh keyakinan, sesekali ia menoleh pada Devan.

Adit mulai menghitung , " 1, 2 dan.... HAYOOOOO...." Teriak Adit dengan keras , El bergidik Spontan, walaupun tak bersuara. Buku ditangannya terlempar jauh di lantai, El menghela nafas berat, menatap ke arah buku Sedangkan Adit mulai tertawa terbahak bahak.

"Hahahahah...hahahah ..." Tawa Adit sampai terguling guling dikasur El.

Devan hanya tersenyum kecil, melihat tingkah sahabatnya. El membalikkan badannya gerakan nya agak kaku, sepertinya ia sangat kesal , menajamkan kedua matanya , melihat Adit yang tertawa terbahak bahak . Ia menikmati suasana ini.

"hahahahah, ,, komuk Lo El.... sakit perut gue ," Ujar Adit, menunjuk pada El. Ia tak tahan melihat wajah tegang El, dan reaksi nya.

El mulai menyipitkan matanya, ia sampai tak berkedip, menatap Adit. Tanpa aba aba yang jelas, ayunan tangan itu terlihat mengerikan.

BLAMMM!!!! SUARA PUKULAN YANG NYARING.

"Akhhhhhh....." lirih Adit, berhenti tertawa.

"Aduh,,, Sakit El," Lirih Adit , memegangi lengan kiri nya , itu pasti terasa panas. Adit langsung beranjak bangun, meratapi kemalangannya.

"Jahat banget, masak gue di pukul," Gerutu Adit.

"Lagian Lo yang salah, udah tau El lagi bengong. Lo kagetin," Sahut Devan, melangkah maju, kemudian menjatuhkan tubuhnya di Bean bag Sofa.

"Yaudah sih, lagian kan gue cuma becanda," Bela Adit tak ingin merasa bersalah.

"Becanda!?," Terka El cukup keras.

"Ya, maap. Gue gak ulangin lagi deh, niat gue kan cuma becanda ," Ujar Adit menenggelamkan wajahnya.

Devan menoleh ke sampingnya, terlihat sebuah buku dengan sampul coklat tergeletak dilantai. Devan meraih nya, membolak balikan buku tersebut. " Buku Lo?," Tanya Devan menunjukkan nya pada El.

Dengan segera El mengambil nya dari tangan Devan, " hmmm, bukan. ini punya gadis itu," Ucap El .

Telinga Adit sedikit bermasalah," Ha?, siapa siapa? Coba ulang, gue gak denger ?,"

El melirik panas, " Buku punya gadis itu!!" teriak nya di telinga Adit.

Adit tercengang, telinga nya terasa tertusuk oleh gigi ikan piranha. " Yehhh, kenceng amat tuh suara, pecah nih gendang telinga gue," Terka Adit mengeluh.

Devan menggeleng geleng , tak heran melihat tingkah tengil Adit.

"El, tapi tunggu deh. Gue masih penasaran, ini gadis yang mana , yang Lo maksud?. Maksud gue gadis keberapa?," Pertanyaan berkedok Ledekan.

Tatapan yang berawal serius, berubah menjadi tajam , dan bermakna . " Eh,,, tunggu dulu. Kali ini bener kok, gue cuma becanda. Gue tau Lo kan anti baper baper," Ucap Adit klarifikasi lebih dulu. Sebelum ia terkena hantam lagi.

"Gue gtw nama nya, " Jelas El. Agak kosong.

Bibir Adit terbuka lebar, ia melebarkan kedua bola matanya dengan bantuan tangan. Apa ini balasan untuk becanda an nya tadi?.

"Gue nanya serius, Lo malah becanda ," Keluh Adit lemas.

"Gue serius, " Jelas El.

"Hmmmmmm,,, apakah ini bisa dipercaya?," Tatap Adit mendekati El.

"Oke. Gue percaya, tapi pasti Lo tau kan ciri ciri atau, spesifik nya. Jenis apa, atau spesies dari kalangan apa?,"

"Jangan sampe, sofa ini pindah ke mulut Lo," sahut Devan sinis.

"Heheheh... Selow aja selow, maksud gue ciri cirinya ,"

"Cewe yang tadi di kantin," Sahut El.

"Hah???, What????, Why???," Teriak nya heboh.

"Apa?"

"Jadi ini adalah buku cewe yang tadi di kantin, owahhh... Seorang anak tunggal kaya raya, sampe repot repot nampung nih buku?,"

"Adit!," Teriak El muak.

"Ya, gue cuma agak syok aja. Awas Lo lama lama jatuh cinta, untuk sebagian orang cinta itu menyeramkan." El menghela nafas panjang, tak henti henti celotehan dari orang disebelah nya ini.

"Dia bisa merusak seluruh hidup Lo, sampai gak ada yang tersisa," Ucap Adit cukup menajamkan nada suaranya.

Devan sedikit ambigu, ia mulai mengamati wajah Adit yang tiba tiba merubah tegang, seperti ada makna khusus dibalik kata katanya.

"Tumben, maksud Lo gimana?, gue ngerasa ada makna khusus. Dari ucapan Lo," Sahut Devan.

"Hah??, engga. itu cuma kata kata perumpamaan aja, child aja," Sahut Adit, kembali cengengesan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!