Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Bak Aminah pun menutup toko kue setelah selesai beres-beres Bak Aminah pamitan kepada Siska yang masih membereskan tasnya.
"Neng Ba, pulang duluan ya ?!" Kata Bak Aminah berpamitan.
"Ya ba, hati-hati dijalanya ya !" Ucap Siska sangat peduli kepada Bak Aminah.
" Iya, neng ...!!" Jawab Bak Aminah sambil pergi.
Setelah kepergian Bak Aminah terdengar pintu toko ada yang mengetuk.
" tok tok tok ?!"
" Ya, siapa ?" Tanya Siska yang kelihatan masih membereskan meja-mejanya.
" Saya Sandi. !" Jawab yang mengetuk pintu yang berada diluar pintu, yang ternyata tiada lain dia adalah Sandi yang datang ketoko kue.
Siska sedikit kaget karena Sandi datang ketoko kuenya tidak memberi kabar terlebih dahulu.
" Ya, masuk saja tidak dikunci ko pintunya ?!" Jawab Siska mempersilahkan masuk.
Lalu Sandi membuka pintu, yang lantas masuk kedalam, dengan tidak lupa untuk menutup pintu.
" Masih beres-beres ya ?" Tanya Sandi kepada Siska yang masih membenahi meja-mejanya bekas pengunjung pembeli kue tadi siang.
" Iya, ini sedikit lagi sudah beres ko !!" Jawab Siska.
Setelah membereskan meja-meja, Siska merasa sedikit pusing kepalanya, mungkin karena lupa makan seharian tidak makan apa-apa, matanya terasa berkunang-kunang, lalau tubuhnya limbung hendak jatuh, tapi untung ada Sandi yang berdiri tidak jauh dari situ.
Sandi yang melihat Siska hendak jatuh cepat-cepat menahan tubuh Siska dengan reflek Sandi mendekap tubuhnya Siska.
Ada Rasa hangat ditubuh Siska yang terasa dalam dekapan tangan Sandi hati Siska terasa sedikit bergetar dalam dekapan Sandi.
Begitu juga dengan Sandi yang memandangi wajah Siska yang hampir menempel kewajahnya itu, ditatapnya wajah Siska yang begitu ayu dan cantik dalam pandangan Sandi.
Ada Rasa hangat dirasakan ketika mendekap Siska lalu memegang dahinya yang merasa pusing, yang lalu Sandi memapah Siska kekursi untuk mendudukan Siska kekursi meja yang tidak jauh dari tempat berdiri Siska.
" Kenapa, kamu sakit ?" Tanya Sandi kepada Siska.
" Kayanya aku lupa makan deh, dari semenjak berangkat ketoko aku gak sarapan gak juga makan apapun !" Kata Siska teringat bahwa dia seharian gak sarapan juga gak makan apa-apa.
" Waduh kenapa, kok bisa begitu ?!" Tanya Sandi
" Iya, lupa saja !" Jawab Siska yang masih memegang dahinya dan sikutnya yang menahan kemeja makan.
" Ya sudah, makan dulu sekarang ?!" Kata Sandi sambil menengok ke etalase dagangan kuenya Siska yang kebetulan disana terlihat ada dua bongko nasi yang tersisa, yang isinya ada sayuran dan daging ayam, lalu cepat-cepat Sandi mengambil bongko nasi tersebut, lalu dibukanya bongko nasi itu lalu disuapinya Siska dengan bongko nasi itu tersebut.
Setelah Siska memakan boko nasi itu, kini tubuhnya sudah terasa sedikit membaik, lalu Sandi membuka sebotol air putih yang lalu diberikanya pula kepada Siska untuk diminum, yang lalu Siska pun meminum air putih dalam botol sambil menatap wajah Sandi yang tampan menawan.
Sandi melihat tatapan Siska yang mengibakan karena kelihatan lesu dan sedih itu merasa kasian, tak sengaja karena reflek tangan Sandi membetulkan rambut Siska yang menutupi wajahnya.
Tak terasa Siska meneteskan air matanya sehinga Sandi memeluk Siska erat-erat seakan engan melepaskannya lagi, begitu juga Siska tangannya reflek merangkul tubuh tegap Sandi.
" Ada apa ?" Bisik Sandi ketelinga Siska.
Sejenak Siska tersadar dari lamunannyai yang terbawa perasaan sedih yang melandanya, lalu Siska melepaskan Rangkulannya yang melilit kebahu Sandi.
" Aku teringat kepada masa laluku !" Ucap Siska dengan nada sedikit tertahan karena ingin menangis.
" Emang kenapa, ceritakan kepada aku, siapa tau mungkin aku bisa membantu kamu ?!" Kata Sandi memohon kepada Siska agar menceritakan masa lalunya.
Entah mengapa bibir Siska bergerak seakan ingin mengungkapkan seluruh perasaan kesedihannya kepada Sandi yang lalu Siska menceritakan masa lalunya yang sudah melukai perasaan hatinya itu.
Sandi terharu melihat Siska yang bercerita sambil matanya berkaca-kaca penuh air mata yang ditahannya, namun air mata itu tetap saja jatuh mengalir kepipinya dihapusnya air mata Siska oleh tangan Sandi sambil berkata.
" Seandainya saja Siska dapat membuka hati untuk Sandi pasti Sandi akan merasa bahagia, dan berjanji akan menyayangi Siska sepenuh jiwanya ?!" Begitu bisik Sandi yang wajahnya hampir menempel ke wajahnya Siska.
Mendengar ucapan Sandi yang sayup-sayup mesra membuat hati Siska yang terluka merasa sedikit terobati, lalu tangan Siska memeluk Sandi yang langsung disambutnya oleh Sandi dengan pelukan hangat dan lembut.
"Aku sayang kamu Sis, dan kamu harus percaya kepada aku pasti aku akan menjaga kamu untuk selama-lamanya ?!" Begitulah bisik Sandi kepada Siska untuk meyakinkannya.
Siska cuma bisa mengangukan kepalanya dipelukan Sandi yang tetap tangan Siska masih mendekap tubuh Sandi erat-erat seperti tak mau melepaskannya lagi.
Malam itu mereka tidak pulang kerumahnya masing-masing, mereka berdua masih berada didalam toko kuenya Siska malam itu adalah malam awalnya pertemuan cinta dua insan yang mau memulai dan membentuk janji-janji cintanya.
Keduanya terduduk dilantai toko, kepala Siska yang menyadar kedada Sandi membuat Sandi medekap kepala Siska yang tertidur ditangannya.
" Sunguh kasihan Siska yang malang ?!" Begitu pikir Sandi sambil mencari-cari tempat bersadar karena tubuhnya yang telah dibebani oleh Siska yang tertidur dibahunya, lalu dengan tangan kanannya Sandi menyeret satu kursi kebelakang tubuhnya dan kursi itu tertahan oleh lemari yang dapat menahan kursi utuk sandarannya, yang lama kelamaan tidak terasa mata Sandi pun terpejam dan keduanya tertidur disana.
Suara derunya mobil diluar toko, membangunkan Siska dan Sandi terlihat jam didinding waktu sudah menujuk pada pukul enam pagi Siska dan Sandi pun beranjak dari tempat duduknya, sambil merapikan pakaiannya.
" Maap, semalam aku ketiduran ?!" Ucap Siska kepada Sandi
" Gak apa-apa, aku juga sama ko, semalam aku juga ketiduran disini !!" Kata Sandi tersenyum sambil memegang bahu Siska.
" Aku pergi dulu ke bengkel yah, sudah siang nih, yah ?!" Kata Sandi.
" Iya !" Kata Siska sambil berjalan mengantarkan Sandi sampai kepintu toko.
Siska membuka toko kuenya, disebrang jalan sana, terlihat Bak Aminah hendak menyebrangi jalan, sambil berlari Bak Aminah memperhatikan Siska dari jauh yang sedang membersihkan etalase, dan juga karena pengantar kue-kue dagangannya sudah pada datang.
" Aduh aku kesiangan !" Gerutu Bak Aminah.
"Maap, neng mbak kesiangan ?!" Kata Bak Aminah, sambil langsung menata kue-kuenya kedalam etalase.
"Iya tidak apa-apa ba !" Kata Siska.
Setelah selesai menata kue-kuenya Siska berpamitan kepada Bak Aminah untuk pulang sebentar.
Sesampainya ditempat tingalnya Siska merebahkan diri dikasurnya sejenak, menghilangkan rasa pegalnya karena semalam tertidur sambil duduk disandaran dada Sandi.
Sambil sedikit melayang-layang pikirannya mengingat-ngingat kembali kata-kata yang diucapankan oleh Sandi percaya atau gak percaya tapi itu nyata semalam Sandi bersamanya, tapi apakah Siska telah jatuh hati kepada Sandi dalam benak Siska hanya ada satu yaitu ada rasa takut ditingal pergi lagi oleh seseorang yang telah dekat dengan dirinya.
Setelah merasa agak kendoran pegalnya, langsung Siska bangun dari rebahannya, lalu mengambil handuknya langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
B e r s a m b u n g.