VR Immortal: Sekteku Aturanku

Sebelum para pemain datang kesini, di kamar sederhana yang sunyi, hanya diterangi cahaya batu roh yang redup, Han Wuqing duduk bersila di atas tempat tidurnya. Tatapannya tajam menembus udara kosong di depannya, namun dalam kesunyian itu… sebuah suara mekanis menggema dalam benaknya.

[Aktivasi: Karma Seal System… Menghubungkan kesadaran kolektif… Sinkronisasi selesai.]

[Penjelasan Karma.

[Setiap tindakan, baik atau buruk, meninggalkan jejak di aliran langit dan bumi. Para kultivator biasa membutuhkan ribuan tahun untuk mengolah karma mereka menjadi kekuatan—itu pun jika mereka tidak terbakar oleh kutukan karma buruk. Jadi, Karma adalah energi abstrak. Tapi dalam sistem ini, ia dimurnikan—ditakar, disegel, lalu dikristalkan menjadi kekuatan yang bisa langsung menaikkan kultivasi.

Sistem ini mengumpulkan Karma dari setiap tindakan bermakna yang dilakukan murid: membasmi binatang, menyelesaikan misi, meracik ramuan, bahkan membangun sekte.

Karma yang terkumpul secara otomatis dikonversi menjadi energi spiritual murni, langsung disalurkan ke tubuh pengguna, menaikkan level kultivasi tanpa meditasi panjang. Sebagai Pemilik Segel, Host menerima sebagian kecil Karma dari murid yang aktif dan juga True Karma—bentuk penghargaan sistemik karena Host menyediakan teknik, misi, jalur, dan sekte sebagai medium kultivasi. Namun, sistem tidak bisa ditipu. Misi yang asal-asalan, tanpa nilai atau risiko, tak akan menghasilkan Karma.

Sistem ini menilai manfaat, tantangan, dan dampak nyata.]

Ia mengangkat tangannya, dan sebuah lingkaran cahaya keemasan muncul—penuh dengan angka, simbol, dan aliran karma yang membentuk grafik seperti jaringan tak terlihat.

Jumlah murid aktif:

Total karma(EXP) terkumpul:

EXP Host:8122/9000(Level Up)

True(Poin)Karma disalurkan:

Han Wuqing menyipitkan mata

“Tidak bisa asal mengeluarkan misi…,” gumamnya pelan.

Sistem Karma ini, meski terlihat seperti EXP dari sudut pandang para murid, sebenarnya memiliki mekanisme yang sangat ketat.

“Setiap misi harus memiliki nilai… harus ada kontribusi nyata terhadap tatanan dunia ini. Jika aku mencoba mengakali sistem—misalnya, menyuruh mereka mengumpulkan batu kosong hanya demi angka—maka Karma tidak akan mengalir. Sistem menolaknya. Benar-benar seperti entitas hidup yang menjaga keadilannya sendiri.”

Ia menyeringai kecil, penuh keheranan.

“Haha… inilah EXP yang paling ‘like-game’ yang pernah ada. Tapi juga yang paling adil. Tak bisa ada spam, tak bisa asal farming. Sistem ini… mengukur makna.”

Lalu ia terkekeh kecil.

“Ha...tinggal duduk manis, dan biarkan murid-murid bekerja untukku.”

Tangannya terangkat, memunculkan grafik karma.

“Inilah hak eksklusif pemilik segel karma. Aku memberi mereka jalan untuk berkembang, maka sebagian dari langkah mereka jadi kekuatanku.”

Prinsipnya sederhana:

“Siapa yang memberi jalan, akan mendapat bagian dari langkah yang dilalui.”

“Bukan eksploitasi… tapi kontrak tak kasatmata antara Guru dan Murid”

Selesai dengan urusan EXP pemain, malam nya Han Wuqing tidak sabar dengan hari esok.

Kembali ke waktu yang sekarang, di Aula Utama sekte yang dimana ditengah aula utama ada papan misi untuk pemain, jika pemain mendekat ada panel sistem berisi misi-misi yang bisa dikerjakan pemain seperti misi:

[Bunuh beast dipinggiran hutan sekte.]

Common beast: Serangga batu, kelinci tanduk tunggal, Ayam Hutan Bergigi, Katak Qi Lembah, dan Serpent kabut hijau. (Misi berulang)

[Misi mengumpulkan tanaman spritual.]

Tanaman Grade1–2: Rumput roh tiga daun, akar hangat kabut,daun lembayung fajar, jamur batu lembut.

Sesampainya Han Wuqing di depan pintu masuk aula utama sekte, kerumunan pemain yang sejak tadi menunggu di kejauhan langsung berhamburan mendekat. Seperti kawanan lebah yang menemukan nektar langka, mereka menyerbu dengan mata berbinar dan mulut tak henti bergerak.

“Apa kau NPC utama!!?”

“Bro, bisa buka quest langka nggak? “Eh, ini hidden storyline, kan? Kan?”

“A-Apakah di sini ada adik junior cantik yang bisa dinikahi?”

“Hm!?, pasti kau yang di forum terus menanyakan adik perempuan, iyakan bro”

“Ehehe ya...”

Suara mereka saling bertumpukan, mulai dari pertanyaan serius hingga omong kosong yang sulit dipercaya. Beberapa pemain bahkan sudah mengaktifkan fitur selfie, berdiri di samping Han Wuqing sambil berpose konyol.

Han Wuqing berdiri di tangga batu aula utama, jubah hitamnya berkibar pelan ditiup angin gunung. Tatapannya tak bergeming sedikit pun saat puluhan suara terus menyerbu dari segala arah—meminta quest, menanyakan adik junior, bahkan ada yang sibuk mencari tanda-tanda “gacha tersembunyi”.

Namun, tak satu pun dari mereka mendapat jawaban langsung.

Setelah beberapa detik sunyi yang hampir terasa sakral, Han Wuqing akhirnya melangkah maju satu langkah. Suaranya dalam dan jernih, terdengar jelas meski tanpa ia meninggikan nada:

“Jalan kultivasi bukanlah tempat bermain. Jika kalian hanya mengejar bayangan cantik atau harapan keberuntungan, maka lebih baik pulang sebelum Qi kalian tersesat dan hidup kalian berakhir dalam kesia-siaan.”

Tatapannya menyapu kerumunan. Para pemain yang semula ramai kini terdiam, sebagian merasa seperti sedang diceramahi guru besar, sebagian lainnya malah tambah yakin—ini pasti quest penting.

Han Wuqing melanjutkan dengan suara sedikit lebih dalam, nadanya berat bagaikan gema dari gua tua yang menyimpan sejarah sekte

“Dan ingatlah satu hal dengan baik—sekte ini didirikan dengan darah dan tekad. Di hadapan Aula Utama, kalian berdiri di bawah pandangan para leluhur yang telah lama tidur. Jangan bertindak sembarangan. Jangan bersikap lancang.”

“Hormatilah pemimpin sekte ini, Han Wuqing. Bila kalian menodai namanya dengan kebodohan dan tingkah memalukan…”

“Maka jiwa kalian tidak akan kembali ke aula kebangkitan. Kesadaran roh kalian akan dihapus dari jalur reinkarnasi, lenyap bagaikan debu tanpa nama.”

Seketika, hawa dingin seolah menyelimuti tempat itu. Bahkan mereka yang tahu ini hanyalah game pun mendadak merasa bulu kuduk merinding. Entah karena atmosfer yang dibangun begitu nyata, atau karena tatapan Han Wuqing yang menusuk hingga ke dasar jiwa digital mereka.

“A-Aku sujud ya, bro? Aman, kan?”

“Baru kali ini aku takut sama NPC... tapi respect.”

“Kalau saya sujud tiga kali, bisa langsung naik jadi murid inti nggak?”

Tapi begitu ia berkata demikian, langit bergemuruh pelan. Kabut qi yang semula tipis mendadak menebal di sekelilingnya, dan suara sistem berbunyi:

[Peringatan: Sikap tidak hormat terhadap Sekte dan Pendiri akan memengaruhi Karma Anda]

[Jika karma menyentuh -100 akan langsung dibekukan(di ban dari dunia ini)

[Karma saat ini: -5]

–Catatan penulis "Karma seal system" dan sistem karma itu berbeda.

Beberapa pemain secara reflek langsung berlutut.

Yang lain dengan canggung ikut bersujud, meski tubuh mereka setengah membungkuk seperti sedang bingung: ini cutscene atau ritual sungguhan?

“M-Maafkan murid karena sudah bersikap lancang...Ketua sekte”

Yang lain buru-buru mengikuti, meski dengan posisi yang sedikit miring, tangan menempel di dada seperti orang kebingungan,

“Hormat, Ketua Sekte! T-tolong jangan hapus kesadaran roh kami…”

Ada yang berbisik pelan ke temannya,

“Eh, ini masih tutorial, kan?”

“Bro, kayaknya ini hidden main quest deh…”

Di antara tawa kecil dan rasa sungkan, perlahan muncul rasa kagum. Bukan hanya karena efek suara dan atmosfer, tapi karena Han Wuqing—NPC ini… terasa hidup.