Raka secara tak sengaja menemukan pecahan kitab dewa naga,menjadi bisikan yang hanya dipercaya oleh segelintir orang,konon kitab itu menyimpan kekuatan naga agung yang pernah menguasai langit dan bumi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mazhivers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Wanita itu tersenyum semakin lebar, memperlihatkan gigi yang tampak runcing dan tidak alami. "Aku adalah Melati," katanya dengan suara yang awalnya terdengar lembut namun memiliki nada dingin yang menusuk tulang. "Dan aku sudah lama menunggu kedatangan kitab itu."
Raka merasakan jantung Maya berdegup kencang di sampingnya. Ia sendiri tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita bernama Melati itu. Ada aura kekuatan gelap yang mengelilinginya, seperti kabut beracun yang siap menyesakkan. Ia ingat sekarang, wanita ini adalah salah satu pedagang yang sering datang ke desa mereka, menjual ramuan-ramuan aneh dan jimat-jimat yang tidak pernah diminati oleh warga desa. Dulu ia mengira Melati hanya seorang wanita tua yang eksentrik, tapi sekarang ia melihat ada sesuatu yang jauh lebih jahat di balik penampilannya.
"Siapa kau?" tanya Raka dengan suara yang berusaha ia tegarkan, sambil melindungi Maya di belakangnya. "Dan kenapa kau mencari kitab ini?"
Melati tertawa kecil, suara yang lebih mirip desisan ular daripada tawa manusia. "Siapa aku tidak penting, bocah. Yang penting adalah bahwa kitab itu adalah milik tuanku, Naga Hitam Kaldor. Dan sudah saatnya ia kembali padanya."
Pengakuan itu bagaikan sambaran petir bagi Raka. Jadi, bayangan hitam di langit dan para sosok berjubah itu adalah suruhan Kaldor. Dan wanita ini, Melati, adalah salah satu dari mereka. Rasa marah dan takut bercampur aduk di dalam dirinya.
"Kami tidak tahu apa-apa tentang Kaldor atau kitabmu itu," elak Raka, mencoba mengulur waktu.
"Jangan berbohong padaku, bocah," desis Melati, matanya menyipit mengancam. "Aku bisa merasakan kekuatan kitab itu berdenyut di tanganmu. Cepat serahkan, atau kalian berdua akan merasakan murka tuanku."
Raka menggenggam kitab itu semakin erat. Ia tidak mengerti mengapa kitab ini begitu penting bagi Kaldor, tetapi ia tahu di dalam hatinya bahwa ia tidak boleh menyerahkannya kepada wanita jahat ini. Ia melihat ke arah Maya, yang menatapnya dengan mata penuh ketakutan namun juga tekad.
"Kami tidak akan memberikannya padamu," kata Raka dengan suara yang lebih mantap dari yang ia duga.
Senyum di wajah Melati menghilang, digantikan oleh ekspresi marah yang mengerikan. "Bodoh! Kalian pikir bisa melawanku? Aku memiliki kekuatan yang jauh melampaui pemahaman kalian."
Tiba-tiba, Melati mengayunkan tongkatnya ke arah Raka. Dari ujung tongkat itu, memancar cahaya hijau redup yang melesat cepat ke arah mereka. Raka dengan sigap mendorong Maya ke samping dan melompat menghindar. Cahaya itu menghantam pohon di belakang mereka, membuat pohon itu langsung layu dan mengeluarkan asap hitam.
"Lari, Raka!" teriak Maya.
Tanpa menunggu perintah kedua, Raka menarik tangan Maya dan mereka kembali berlari lebih dalam ke dalam hutan. Mereka mendengar tawa mengerikan Melati menggelegar di belakang mereka, diikuti oleh suara langkah kaki yang mengejar.
Mereka berlari tanpa henti, jantung mereka berpacu dengan cepat. Mereka tidak tahu ke mana harus pergi, tetapi mereka tahu mereka harus menjauh dari Melati dan para pengejarnya. Raka melihat ke belakang sesekali, memastikan Maya masih bersamanya. Wajah gadis itu pucat pasi, tetapi ia tetap berusaha untuk tidak tertinggal.
Saat mereka melewati rimbunnya pepohonan, Raka melihat sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik semak-semak. "Kita sembunyi di sana!" katanya dan menarik Maya masuk ke dalam gua.
Gua itu gelap dan lembap, tetapi setidaknya mereka aman untuk saat ini. Mereka berdua tersandar di dinding gua, mencoba mengatur napas. Raka mengeluarkan kitab dari dalam bajunya dan menatapnya dengan cemas. Kitab inilah yang menjadi penyebab semua kekacauan ini.
"Apa yang akan kita lakukan, Raka?" tanya Maya dengan suara bergetar. "Wanita itu sangat menakutkan. Dan bagaimana dia bisa tahu tentang kitab ini?"
Pertanyaan Maya mengingatkan Raka pada kecurigaannya terhadap orang-orang di desa. Mungkinkah Melati menyamar sebagai pedagang untuk mencari informasi tentang legenda kitab naga? Atau mungkinkah ada seseorang di antara warga desa yang berkhianat dan memberitahukan keberadaan kitab kepada Kaldor? Pikiran itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Siapa yang bisa mereka percayai?
"Aku tidak tahu, Maya," jawab Raka jujur. "Tapi kita tidak bisa menyerah. Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana cara melindungi kitab ini."
Tiba-tiba, Maya meraih tangan Raka. "Raka… kau ingat cerita kakekku tentang Kitab Naga? Ia bilang, kitab itu hanya bisa dibaca oleh orang yang memiliki garis keturunan tertentu, keturunan para penjaga kitab."
Raka menatap Maya dengan bingung. "Penjaga kitab? Aku tidak pernah mendengar tentang itu."
Maya mengerutkan kening, mencoba mengingat lebih jelas perkataan kakeknya. "Aku juga tidak yakin. Tapi seingatku, ia pernah bilang begitu. Dan ia juga bilang, kitab itu akan memberikan kekuatan yang luar biasa kepada pemiliknya, tetapi hanya jika digunakan untuk tujuan yang benar."
Percakapan mereka terhenti ketika mereka mendengar suara langkah kaki di luar gua. Melati dan para pengikutnya pasti sudah menemukan jejak mereka. Raka menggenggam erat kitab itu dan menatap Maya dengan tekad di matanya. Mereka mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi mereka berjanji untuk menghadapinya bersama-sama.
Di tengah kegelapan gua, Raka merasakan kehangatan tangan Maya yang menggenggam tangannya. Rasa takutnya sedikit mereda, digantikan oleh keberanian yang tumbuh dari cinta dan kebersamaan mereka. Ia tahu, apa pun yang terjadi, mereka akan menghadapinya berdua. Cinta yang baru bersemi di antara mereka kini diuji oleh bahaya yang mengintai, dan misteri kitab kuno itu semakin dalam, membawa mereka menuju takdir yang belum terungkap. Pengkhianatan mungkin sudah terjadi di antara orang-orang terdekat mereka, dan Raka harus segera mencari tahu siapa musuh sebenarnya sebelum terlambat.
Terdengar suara Melati dari luar gua, suaranya yang semula lembut kini terdengar dingin dan mengancam. "Kalian tidak bisa bersembunyi selamanya, bocah. Cepat keluar dan serahkan kitab itu, atau aku akan membakar hutan ini dan kalian akan mati terpanggang di dalamnya!"
Raka dan Maya saling pandang. Mereka tahu mereka tidak punya pilihan lain. Mereka harus keluar dan menghadapi Melati. Raka menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia menggenggam erat tangan Maya dan bersiap untuk melangkah keluar dari kegelapan gua, menuju bahaya yang menanti. Misteri kitab itu baru saja dimulai, dan Raka harus segera belajar untuk memahami kekuatannya dan mengungkap rahasia di baliknya, sebelum Kaldor dan para pengikutnya berhasil menghancurkan segalanya. Cinta dan pengkhianatan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ini, dan Raka harus memilih jalannya dengan bijak jika ia ingin selamat dan menyelamatkan dunianya.