Ketika Cinta Berakhir

Pagi itu Dio menyiapkan susu hangat beserta roti untuk sarapan istrinya. Di atas meja juga bertuliskan catatan agar Nina menghabiskan makanannya. Nampaknya lelaki itu ,asih merasa bersalah dan kasihan pada Nina.

Kemudian ia berangkat lebih cepat tanpa membangunkan istrinya. Dio bergegas pergi ke kantor bersama dengan Yuri agar tidak terjebak padatnya lalu lintas. Dio juga tidak ingin orang-orang melihat kalau mereka pergi bersama.

Dalam perjalanan Dio memberitahu Yuri tentang kehamilan Nina. Sontak kabar itu membuat Yuri terkejut, bagaimana mungkin dia dan Nina hamil di waktu yang bersamaan. Lantas bagaimana dengan nasib dirinya dan bayi yang ada dalam kandungannya.

Selain itu Dio juga mengatakan pada Yuri bahwa ia akan mendampingi istrinya setidaknya sampai anak mereka lahir. Karena bagaimanapun Shenina masih istrinya dan saat ini sedang mengandung darah dagingnya yang sejak lama mereka nantikan.

Mendengar itu Yuri menjadi semakin kesal dengan sikap Dio yang mendadak berubah.

"Tidak...!! Bukankah kemarin kau bilang akan bertanggung jawab terhadap aku dan calon anak kita ??" ucap Yuri dengan nada tinggi.

"Iya, itu kan kemarin saat aku belum tahu kalau Nina hamil. Dan untuk sekarang aku tidak mungkin meninggalkan Nina" sahut Dio yang tidak mau kalah dengan Yuri.

"Tapi aku juga sedang hamil mas, aku dan anak ini juga membutuhkan sosok seorang ayah"

"Bagaimana kalau kita gugurkan saja bayi itu, lagipula selama ini tidak ada yang tahu tentang hubungan kita"

"Apa ???" Plak.... sebuah tamparan mendarat di wajah Dio

"Kamu gila mas, laki-laki macam apa kamu sampai tega bicara seperti itu?"

Setelah melayangkan pukulannya pada Dio kesabaran Yuri benar-benar habis. Wanita itu berteriak memaki laki-laki di sampingnya. Ia tidak habis pikir dengan keputusan bodoh yang keluar dari mulut Dio.

Padahal Yuri sudah sangat lega karena karena kemarin Dio berjanji akan bertanggung jawab terhadapnya. Namun hari ini semua kata-katanya berbanding terbalik dengan tempo hari.

Yuri menolak mentah-mentah tentang keputusan Dio. Ia bersikeras mempertahankan kehamilannya bagaimanapun caranya.

Yuri sangat marah ketika Dio lebih mengkhawatirkan kehamilan Nina, sementara kandungannya sendiri ingin digugurkan.

Yuri juga mengancam Dio, jika tidak segera menikahinya maka ia akan membeberkan semua rahasia tentang mereka yang selama ini disimpan rapat-rapat.

Dengan begitu orang-orang di kantor termasuk istrinya juga akan segera tahu tentang hubungan mereka.

Namun jika Dio segera bertanggungjawab, maka Yuri akan segera mengundurkan diri dari pekerjaannya. Lalu ia akan pergi tanpa meninggalkan kecurigaan agar Dio masih tetap bisa bekerja di sana.

Wanita itu berencana pindah dan mencari tempat tinggal yang jauh dari lingkungan sebelumnya agar Dio bisa segera tinggal bersamanya.

Karena perdebatan sengit di antara keduanya nyaris saja mobil yang mereka tumpangi menabrak pengendara lain. Kejadian itu hampir saja menimbulkan kekacauan besar.

Yuri yang kaget langsung terdiam, ia merasakan sedikit kram di bagian perutnya. Dio ingin membawanya ke rumah sakit tapi wanita itu menolak dan mengatakan kalau ia tidak apa-apa.

Setibanya di basement kantor Yuri turun lebih dulu dan bergegas pergi meninggalkan Dio. Sementara Dio buru-buru mengejar wanita itu sambil terus berusaha meminta maaf dan membujuknya.

Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa dari kejauhan ada yang sedang memperhatikan gerak geriknya.

"Ken, coba kau cari tahu tentang mereka" ucap seseorang dari dalam mobil.

"Baik Tuan" sahut sekretaris Ken

Suda lama sekali Shendra curiga dengan adik iparnya yang selalu pulang diam-diam bersama sekretarisnya. Tetapi lelaki itu tidak ingin menimbulkan keributan tanpa adanya bukti yang jelas.

Ditambah lagi Yuri juga masih berhubungan dengan Mario kekasihnya.

Sebenarnya Shendra sama sekali tidak peduli dengan Dio, hanya saja ia adalah suami dari nina adiknya. Dia tidak ingin ada orang yang berniat jahat atau melukai adik perempuannya.

Karena ia tahu bahwa Nina sangat mencintai suaminya. Meski dari awal hingga saat ini Shendra selalu meragukan ketulusan Dio.

Sebagai sesama lelaki Shendra bisa memahami seorang pria seperti Dio. Terlebih lagi dengan sikap kedua orangtua Dio pada Nina.

Namun Shendra tidak mungkin ikut campur terlalu dalam tentang urusan rumah tangga adiknya.

Kecuali suatu saat Nina sendiri yang meminta bantuannya. Untuk saat ini dia hanya bisa memastikan bahwa adiknya baik-baik saja.

Ketika sudah masuk jam kerja semua terlihat normal seperti biasa. Tidak ada tindak tanduk yang mencurigakan antara Dio maupun Yuri. mereka tetap bekerja secara profesional.

Meski sempat bertengkar beberapa saat yang lalu dan belum akur hingga saat ini, namun keduanya tetap bisa memisahkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

Hanya saja hari itu Yura berusaha menghindari Dio. Hingga waktu istirahat tiba wanita itu memilih pergi makan diluar dengan Mario.

Mario berencana mengajak kekasihnya untuk pergi makan malam bersama setelah pulang dari kantor. Mendengar ajakan itu Yuri pun menyetujuinya, karena memang ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Mario.

Mario adalah sosok lelaki sekaligus pacar yang baik. Berkat bantuan dari Mario ia bisa diterima bekerja di Luxe'me yang merupakan perusahaan kosmetik terbesar dan selalu menjadi incaran banyak orang.

Mario juga sering berkunjung ke rumah orangtua Yuri. Lelaki itu sangat baik dan sopan dengan keluarganya. Namun entah kenapa Yuri justru lebih tertarik dengan Dio yang jelas-jelas sudah menikah.

Terlebih lagi Dio adalah suami dari Nina yang tidak lain merupakan teman sekaligus mantan atasannya sendiri.

Sampai saat ini baik Nina maupun Mario keduanya tidak ada yang curiga dengan pasangannya masing-masing. Meski Nina sempat curiga namun wanita itu masih berusaha untuk berpikir positif pada suaminya.

Sedangkan Yuri tengah berusaha mencari cara agar Dio bisa secepatnya bertanggung jawab dan menikahinya. Dengan begtu secara resmi ia akan memiliki Dio seutuhnya.

Menurut Yuri malam ini adalah waktu yang tepat baginya untuk mengakhiri hubungannya dengan Mario.

Karena terus terang saja Yuri sangat lelah jika terus-terusan terjebak dalam sebuah hubungan yang rumit dan penuh sandiwara seperti sekarang.

Selepas jam istirahat keduanya kembali ke kantor. Ketika memasuki lift mereka tidak sengaja bertemu dengan Dio, sontak saja suasana di lift saat itu membuat Dio kesal lantaran matanya sempat melihat Yuri bergandengan tangan dengan Mario.

Seelah Mario menuju ruangannya dengan cepat Dio menarik lengan Yuri dan membawanya menuju tangga darurat.

"Apa maksud sikapmu tadi Yuri ??"

"Maksudmu...?"

"Kenapa masih berhubungan dengan Mario ??"

"Kenapa ? Memangnya kenapa hah ?? Bukankah kau sendiri juga mengatakan akan bertanggungjawab padaku, tapi nyatanya lebih memilih istrimu"

"Oke oke, baiklah sekali lagi aku minta maaf"

"Jangan hanya minta maaf, aku ingin kau membuktikan secepatnya dan jangan jadi laki-laki plin plan"

"Baik aku akan segera menikahi mu, tapi beri aku sedikit waktu untuk berpikir. Selain itu kau juga harus segera mengakhiri hubungan mu dengan Mario"

Setelah mengatakan itu Dio bergegas pergi ke ruangannya lebih dulu. Lelaki itu terlihat sangat kesal dengan kejadian tadi.

Sementara Yuri nampak tersenyum puas dengan reaksi Dio. Itu tandanya Dio memang menginginkannya, hanya saja ia terhalang oleh rasa bersalahnya pada Nina.

Andai saja Nina tidak hamil mungkin Dio tidak akan ragu untuk segera meninggalkannya.

Hanya dengan memikirkan kehamilan Nina saja sudah membuat wajah Yuri berubah kesal. nampaknya wanita itu punya rencana sendiri untuk menyingkirkan Nina.

Yuri kembali marah ketika mengingat kata-kata Dio yang ingin menggugurkan kandungannya. Itu semua terjadi karena Nina, bagaimana jika kandungan Nina saja yang digugurkan ? Bukankah dengan begitu Dio akan segera jatuh ke tangannya ? Seketika senyum licik terpancar dari wajah Yuri.

Sementara dirumahnya Nina mendadak menjatuhkan gelas kaca yang ada ditangannya. Tubuhnya terkulai lemas saat membuka pesan dari nomor yang tidak dikenal. Pesan itu berisi beberapa photo wanita dengan wajah di sensor dan tanpa busana sedang tidur dalam pelukan Dio.

Nomor tidak dikenal itu juga mengirim gambar hasil tespek dengan garis dua kepada Nina. Saat ia mencoba menghubunginya Nomor itu sudah tidak aktif.

Nina hanya bisa menangis dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ia bahkan tidak merasa ketika tangannya dipenuhi banyak darah akibat terkena pecahan gelas kaca yang ada di lantai.

Beruntung tangannya sempat menekan nomor darurat yang ada di ponselnya sebelum akhirnya ia terjatuh tidak sadarkan diri.

Ditempat lain seseorang tengah berlari meniggalkan kantor karena mendapat panggilan dadakan tanpa suara sepatah katapun dari seberang telepon.