Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Sekte!!!
Pagi itu, sinar matahari menembus jendela kamar, memantulkan cahaya lembut ke atas meja kecil tempat MuWan dan Chen Yu duduk berdua.
Aroma makanan hangat memenuhi udara. sup kaldu spiritual, nasi lembut, dan sayuran ringan khas klan Mu. Chen Yu makan dengan lahap, wajahnya tampak jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.
MuWan duduk di hadapannya, dagunya disangga oleh kedua tangan, menatap suaminya dengan senyum penuh kasih.
“Apa masakan ku enak?” tanyanya lembut, penuh harap.
Chen Yu mengangguk cepat, mulutnya masih penuh makanan.
“Tentu saja enak. Ini masakan istri ku. Bahkan kalau pun tidak enak. aku tidak berani bilang.”
MuWan langsung menggembungkan pipinya dan berkata dengan nada manja:
“Suami yang jahat!”
Chen Yu tertawa ringan, senyum hangat di wajahnya.
Setelah selesai makan, MuWan duduk di sampingnya dan menuangkan teh hangat ke dalam cangkir batu giok. Ia menyerahkan cangkir itu dengan kedua tangan.
“Minumlah, ini teh akar giok. Bagus untuk pemulihan.”
Chen Yu menyeruput pelan, lalu mengangguk puas.
“Bahkan tehnya terasa seperti air surga saat disajikan oleh istriku.”
MuWan tersenyum dan menunduk, pipinya sedikit memerah.
Namun, suasana damai itu terganggu oleh suara pintu diketuk cepat. Seorang pelayan wanita masuk tergesa dan menunduk hormat.
“Nona. Tuan Lu Han dari Sekte Langit Merah datang menjemputmu. Katanya, waktunya kembali ke sekte.”
Sebelum MuWan sempat menjawab, seorang pria muda berpakaian putih dengan bordiran merah marun di kerah jubahnya melangkah masuk tanpa izin. Tatapan dan senyumnya penuh keangkuhan.
“Junior MuWan,” katanya sambil tersenyum, “aku datang menjemputmu. Kau terlalu lama meninggalkan sekte. Guru mulai bertanya-tanya.”
MuWan mengernyit, ketidaksukaannya tampak jelas.
“Aku akan kembali tapi bukan sekarang. Suamiku belum pulih.”
Lu Han melirik Chen Yu yang duduk tenang di sebelahnya, lalu tertawa ringan ada ejekan dalam suaranya.
“Kelihatannya dia sudah sehat. Bisa makan dengan lahap, duduk dengan tenang. bahkan sempat bercanda. Kau terlalu khawatir, Junior.”
MuWan berdiri, nada suaranya menjadi tegas.
“Aku bilang, aku akan kembali setelah suamiku sembuh. Jangan paksa aku, Senior Lu Han.”
Lu Han tersenyum tipis, suaranya menjadi dingin.
“Apa kau ingin guru tahu. bahwa kau membangkang pada perintah seniormu? Kau tahu apa akibatnya di Sekte Langit Merah, kan?”
MuWan terdiam. Ia tahu perintah dari atas tidak bisa dianggap remeh bahkan sebagai murid inti.
Namun sebelum ia menjawab, Chen Yu bangkit perlahan. Tubuhnya masih lemah, namun matanya tajam dan tenang.
“Pergilah, MuWan.” katanya lembut. “Aku akan pulih dalam sehari. Setelah itu aku akan pergi kembali ke sekte langit cerah.”
MuWan menoleh, matanya menyiratkan kekhawatiran.
**“Tapi luka-lukamu belum benar-benar sembuh...”
Chen Yu tersenyum tipis.
“Tak apa. Luka di tubuhku tidak sebanding dengan luka di hatimu jika harus dihukum sekte. Pergilah dengan tenang. Aku bukan anak kecil.”
Lu Han mendengus ringan. “Akhirnya bisa bicara masuk akal juga.” gumamnya.
Pelayan membawakan perlengkapan MuWan. Namun sebelum pergi, MuWan menatap Chen Yu dalam-dalam.
“Kalau kau tidak pergi dalam tiga hari, aku sendiri yang akan mengantarmu.”
Chen Yu tertawa pelan dan membalas:
“Kalau begitu, sebaiknya aku sembuh lebih cepat. Kalau tidak, istriku sendiri yang akan menculikku.”
MuWan tersenyum samar, lalu berbalik dan pergi bersama Lu Han. sementara Chen Yu menatap kepergiannya dengan damai dan harapan.
Namun sebelum MuWan sempat melangkah keluar bersama Lu Han, dua sosok tiba-tiba muncul di gerbang kediaman.
Yang satu adalah pria gendut berwajah jenaka, dengan kantong ramuan tergantung di pinggang. Itu adalah Puyou. Dan di sampingnya, seorang wanita cantik mengenakan jubah biru langit, rambut panjang diikat rapi, wajahnya bersih dan anggun, memancarkan kelembutan, dan itu Xining.
Begitu melihat Chen Yu yang duduk bersandar di bantal, mata Xining membelalak, dan tanpa mengucap sepatah kata pun, ia langsung berlari dan memeluk Chen Yu erat-erat.
“Chen Yu!” serunya dengan mata berkaca-kaca. “Apa lukamu masih sakit? Apa kau tidur nyenyak? Kau makan cukup? Apa kau baik-baik saja?”
Chen Yu terkejut, tapi senyumnya lembut. Ia mengangkat tangan dan membelai rambut Xining.
“Kakak senior, aku baik-baik saja. Jangan khawatir.”
MuWan, yang belum sempat pergi, mematung. Matanya menyipit, dan hawa dingin mengelilingi tubuhnya. Langkahnya kembali mendekat, dan suaranya terdengar datar tapi tajam:
“Hey… jangan peluk suamiku terlalu lama. Lukanya bisa makin parah, kau tahu?”
Suasana seketika tegang.
Puyou yang tadi hendak berlari menyambut Chen Yu, membeku di tempat. Ia pelan-pelan mundur setengah langkah. Lu Han yang berdiri di sisi pintu, mengernyitkan dahi. matanya mengamati seperti penonton drama yang tak ingin terlibat.
Xining tersadar, lalu perlahan melepas pelukannya.
“Maaf. aku terlalu khawatir dengan junior ku.” katanya pelan, lalu duduk di sisi tempat tidur, menggenggam tangan Chen Yu.
Melihat ini, MuWan merasa seperti ditusuk. Tanpa basa-basi, ia langsung duduk di sisi lain Chen Yu dan memeluk lengan suaminya erat-erat.
“Kalau sudah melihatnya baik-baik saja, silakan pergi. Dia butuh istirahat.” ucap MuWan dengan nada tegas, menahan amarahnya.
Namun Xining tidak tinggal diam. Ia memeluk lengan Chen Yu dari sisi lain, matanya menyipit.
“Aku menjemputnya untuk kembali ke Sekte Langit Cerah. Sebagai seniornya, aku bertanggung jawab menjaga juniorku selama perjalanan. dengan penuh kasih sayang.”
MuWan langsung meledak dalam hati. Wajahnya merah padam, bukan karena malu, tapi karena amarah yang meluap.
“Tidak perlu! Aku yang akan pergi bersama suamiku. Lagipula, AKU adalah istrinya.” katanya sambil menarik lengan Chen Yu makin erat.
Chen Yu yang terjepit di tengah-tengah hanya bisa tersenyum pahit, memandang kiri dan kanan. Puyou di sudut ruangan sudah menahan tawa, hampir meledak.
Lu Han menghela napas panjang.
“Ternyata bukan hanya duel antar sekte yang bisa memicu perang. tapi juga duel antar istri dan calon istri.” gumamnya pelan, hanya terdengar oleh pelayan yang ikut berdiri di belakang.
Sementara itu, Chen Yu mencoba meredakan suasana.
“Ehem... Kakak Xining, terima kasih sudah datang. Dan istriku tenanglah.” Ia menatap keduanya. “Kalian tidak perlu berebut."
MuWan dan Xining menoleh bersamaan. Chen Yu menutup mulutnya cepat-cepat, sadar leluconnya hanya akan memperkeruh keadaan.
Puyou tak tahan lagi, ia pun tertawa keras.
“Aduh Chen Yu, cepat sembuh! Dunia kultivasi jadi lebih hidup sejak kau muncul!”
Saat ini!!!
Ketegangan masih menggantung di udara, ketika Xining melangkah satu langkah ke depan. Wajahnya kini berubah serius, tak lagi menunjukkan gurauan atau kecemburuan halus.
“Chen Yu dibutuhkan oleh Sekte Langit Cerah dalam dua bulan ke depan, untuk mewakili sekte dalam Pertarungan Besar Antar Sekte.
Aku datang ke sini atas perintah langsung dari Ketua Sekte untuk menjemputnya.”
Semua orang langsung diam. Bahkan MuWan, yang semula memeluk lengan Chen Yu erat-erat, kini melepaskannya perlahan dan memandang Xining dengan kening berkerut.
Xining melanjutkan, nada suaranya tenang, tetapi tegas.
“Di Sekte Langit Cerah, kami sudah menyiapkan formasi penyembuhan khusus. Tubuh Chen Yu masih belum pulih sepenuhnya. Jika dia tetap di sini, proses pemulihannya akan lebih lambat.”
MuWan mengepal tangan, matanya menatap tajam.
“Aku bisa merawatnya di sini. Aku tidak butuh sekte kalian untuk.....”
“Itu bukan satu-satunya alasan,” potong Xining.
“Jika dia ikut denganmu ke Sekte Langit Merah… kau tahu bagaimana para tetua di sana. Mereka benci semua yang berhubungan dengan Sekte Langit Cerah. Bisa saja Chen Yu celaka hanya karena salah sekte.”
MuWan tersentak. Kata-kata itu seperti cambuk yang membangunkan kesadarannya. Ia sadar, memang benar, sektenya sangat keras terhadap siapa pun dari sekte lawan.
“Aku akan melindunginya. dengan nyawaku jika perlu,” ucap MuWan lirih tapi penuh ketegasan.
Xining tersenyum tipis, tapi tak menyudahi. Ia menoleh sekilas ke arah Lu Han yang berdiri dengan ekspresi datar.
“Lagipula, bukankah kau sudah dijemput oleh seniormu yang tampan? Ikutlah bersamanya saja,” ucap Xining, nada suaranya setengah menggoda.
MuWan langsung berdiri.
“Berhenti bercanda!” bentaknya dengan wajah merah padam karena marah.
Suasana kembali tegang.
Chen Yu hanya bisa diam, menatap dua wanita yang sama-sama peduli padanya. dengan cara mereka sendiri.
Xining menarik napas dalam, lalu membungkuk sedikit dengan penuh hormat.
“Maaf. Tapi aku serius. Aku mohon, nona MuWan, izinkan aku membawa junior Chen Yu untuk menjalankan tugasnya. Ini perintah langsung dari sekte.”
MuWan terdiam. Ia memejamkan mata sesaat, lalu menatap wajah Chen Yu. Ada keraguan dan kesedihan di sana, tapi juga tekad.
“Baiklah…” ucapnya pelan.
“Kau boleh membawanya pergi.”
Semua orang di ruangan menatap MuWan.
MuWan perlahan mendekat, lalu duduk di sisi tempat tidur. Ia menunduk, mencium pipi Chen Yu dengan lembut.
“Suamiku... kau harus menjaga diri baik-baik. Jangan ceroboh lagi. Meskipun aku tahu saat ini kau kuat. tapi aku tak ingin kehilanganmu.”
Chen Yu mengangkat tangannya, lemah, tapi lembut, mengelus rambut MuWan dengan kasih sayang.
“Tenang saja. Kita akan bertemu lagi di Pertarungan Besar antar Sekte.”
MuWan menatapnya, matanya berkaca-kaca.
“Wan’er akan menunggumu… dan berharap kau menjadi pemenang.”
Chen Yu tersenyum kecil.
“Aku pasti akan menjadi pemenang akhir Untukmu.”
MuWan tersenyum pahit, lalu berdiri. “Baiklah. Kakak Senior Xining, aku titip suamiku.”
Xining mengangguk.
“Aku akan menjaga juniorku. Dengan segenap hidupku.”
Chen Yu memandang keduanya. satu dengan kasih, satu dengan rasa hormat.
Pertarungan antar sekte mungkin masih dua bulan lagi, tapi pertarungan hati telah dimulai jauh sebelumnya.
Setelah kepergian MuWan, suasana di kamar Chen Yu menjadi lebih ringan. Keheningan dipecahkan oleh langkah ringan seseorang yang mendekat.
Ternyata Puyou, sahabat ceria Chen Yu, datang dengan senyum lebar yang khas.
Puyou:
(dengan semangat)
“Sahabatku! Kau benar-benar membuatku kagum. Pertarunganmu dengan Wen Taishan sudah tersebar ke mana-mana. Kau menghancurkannya dengan kekuatan pukulanmu. sungguh luar biasa!”
Chen Yu tersenyum kecil. Tubuhnya masih lemah, tapi hatinya hangat melihat Puyou berdiri di sana dengan mata berbinar.
Puyou melanjutkan, penuh semangat:
“Aku bahkan menciptakan jurus baru sebagai bentuk penghormatanku padamu! Namanya Pukulan Menusuk Perut Babi!”
Chen Yu:
(terbatuk pelan, lalu tertawa)
“Apa-apaan itu, Puyou?! Pukulan menusuk perut babi?”
Tawa pecah di kamar itu. Bahkan Xining, yang biasanya tenang dan anggun, ikut tertawa sambil menutup mulutnya.
Xining:
(sambil tertawa kecil)
“Kau yakin itu nama teknik? Kasihan sekali musuhmu, kalah bukan karena hebatnya teknik. tapi karena malu disebut sebagai ‘babi’.”
Puyou menggaruk kepala dengan wajah memerah.
“Eh... ya... aku hanya ingin nama yang berkesan,” ucapnya dengan malu-malu.
Chen Yu mengangkat tangannya dan mengacungkan jempol.
“Kalau kau sudah menciptakan jurus sendiri, berarti kau makin kuat. Aku bangga padamu, Puyou.”
Setelah tawa mereda, mereka bertiga bersiap untuk kembali ke Sekte Langit Cerah.
Mereka menuju kediaman MuTuzhi untuk berpamitan. MuTuzhi berdiri di depan aula. Wajahnya terlihat seperti seorang ayah yang hendak melepas anaknya merantau.
MuTuzhi:
(dengan nada tegas, seperti orang tua menegur anak)
“Chen Yu, dengar baik-baik. Jangan ceroboh lagi. Kalau ingin bertindak, pikirkan dulu. Jangan ulangi kejadian Klan Wen. Dunia kultivasi tidak sepele!”
Chen Yu menundukkan kepala sedikit, lalu berkata sambil tersenyum:
“Baiklah, Ayah Mertua. Aku akan dengar nasihatmu. Kalau tidak, nanti aku tidak boleh makan masakan MuWan lagi.”
MuTuzhi terdiam, lalu tertawa kecil sambil menggeleng.
“Kau ini ya... Ya sudah, Semoga perjalananmu lancar. Jangan lupa kembali dalam keadaan utuh.”
Dengan itu, Chen Yu, Xining, dan Puyou melangkah meninggalkan klan Mu.
Tiga sosok, berjalan menyusuri jalanan berbatu menuju pegunungan timur tempat Sekte Langit Cerah berada.
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya