Kimberly Lansonia, Gadis cantik berasal dari keluarga kaya raya, Merupakan putri tunggal dari keluarga Lansonia. Dia tumbuh dengan kasih sayang berlimpah, Begitu di cintai dan di perlakukan dengan layaknya seorang ratu dalam keluarga tersebut.
Namun pernah dia memimpikan untuk memiliki seorang adik perempuan, Siapa sangka jika tuhan mengabulkan keinginannya, Namun sebuah fakta terungkap tentang jati dirinya.
Fakta tersebut menunjukkan jika dia memiliki adik sesuai keinginannya, Namun adiknya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Membuatnya secara paksa masuk kedalam keluarga Fillmore membantu adiknya mendapatkan kembali miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Kimberly
Sedangkan gadis cantik di kamar mewah dan megah yang bernuansa pink itu tampak diam dihadapan meja riasnya saat ini.
Wajahnya tampak datar, Dengan sisa air mata yang mengering di ujung matanya. Dia tidak menangisi takdirnya hanya saja ia takut jika kehilangan orang yang begitu dia sayangi, Dan rupanya pikirannya itu yang berlabu terlalu jauh karna pada faktanya keluarganya akan tetap menyayanginya sampai kapanpun
Kini dia sedang memikirkan keluarganya yang sebenarnya. Mendengar cerita dari ayahnya dia bisa tau jika keluarga tersebut begitu serakah akan kekayaan sehingga membuat adiknya menjadi korban yang saat ini berbaring tidak berdaya.
Hanya sedikit cerita namun dia bisa menyimpulkan semuanya, namun Kimberly menginginkan cerita lengkap tanpa kekurangan cerita sedikitpun, Maka jika itu adalah keinginannya dia harus bertemu dengan pria tua yakni kakeknya dari keluarga Fillmore.
Kimberly menghembuskan nafasnya pelan, Lantas dia merebahkan tubuhnya di kursi miliknya, Memejamkan matanya memikirkan situasi rumit yang saat ini terjadi
Keesokan harinya
Disebuah rumah sakit tampak seorang gadis cantik dengan balutan dress selutut berjalan dengan begitu anggun menyusuri koridor rumah sakit dimana seorang pria tampan tampak jalan dibelakang gadis tersebut.
Pria di ujung sana yang melihat kedatangan seorang gadis yang mengenakan masker dan topi di wajahnya bisa menebak siapa gadis itu. Lantas berjalan mendekati dirinya kemudian membungkukkan badannya dengan sopan.
"Tuan besar telah menunggu anda di lantai paling atas, Saya akan mengantar anda nona"
Kimberly hanya menganggukkan kepalanya setuju, Dengan langkah pasti dia berjalan masuk kedalam lift dengan Leonel yang turut mengikuti dirinya
Hening tidak ada pembicaraan apapun, hingga
Ting
Pintu lift telah terbuka setelah sampai di lantai paling atas rumah sakit tersebut.
Pria yang mengantar Kimberly tadi dengan sigap membuka pintu yang tidak jauh dari posisinya.
"Maafkan saya nona, Tapi bodyguard anda tidak di izinkan untuk masuk"
Pria tersebut berkata dengan sopan.
Kimberly terdiam beberapa saat, Kemudian tanpa ragu menganggukkan kepalanya lantas dia kemudian masuk kedalam ruangan tersebut.
Kimberly merasa jantungnya kini bergemuruh begitu hebat, Entahlah dia bingung dengan perasaannya saat ini. Dia mengedarkan pandangannya yang saat ini tertuju pada sosok gadis yang tengah terbaring tak berdaya disebuah ranjang rumah sakit yang tidak jauh dari posisinya.
Pandangan Kimberly tertuju kearah depan, Dengan tangan yang bergerak menutup mulutnya secara refleks. Dia menatap gadis yang terbaring tersebut dengan tatapan tidak percaya.
"Ini"
Kimberly kehilangan kata katanya beberapa waktu.
Gadis itu benar benar begitu mirip dengannya, Tidak ada cela ataupun perbedaan dari kedua wajah mereka, Hanya saja tubuh gadis itu lebih kurus dari pada dirinya yang dimana tubuhnya dalam proporsi ideal.
Dengan langkah perlahan Kimberly mendekati gadis tersebut, Dimana dia bisa lihat ada banyak selang yang menancap di tubuh gadis yang begitu mirip dengannya.
Dan entahlah, Tiba tiba ada sebuah kemarahan yang menjalar didalam hatinya, Sebuah kemarahan yang begitu membara sehingga membuatnya sedikit merasa sesak. Kimberly tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun dia menatap wajah mungil tersebut dalam waktu yang cukup lama.
Hingga
Tes
Air mata Kimberly jatuh membasahi pipi mulusnya.
Tangan gadis itu terkepal kuat, Dia memejamkan matanya rapat rapat untuk menetralisir kemarahannya. Lantas secara perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajah Alethea dengan mengusap wajah pucat tersebut dengan perlahan
"Alethea ini pertemuan pertama kita bukan, Begitu buruk karna tidak ada perbincangan diantara kita, Kau tau aku begitu menantikan seorang adik perempuan dan kehadiranmu mampu membuat impianku menjadi nyata, Meski dalam waktu yang tidak tepat"
Kimberly berbisik ditelinga Alethea, Entah gadis itu mendengarkannya atau tidak Kimberly tidak peduli.
"Aku menantikan pertemuan kita selanjutnya dimana kita akan berbicara panjang lebar, Maka dari itu tetaplah bertahan dan berusahalah membuka matamu, Jangan takut pada siapapun, Karna kelak jika kau membuka matamu semuanya akan berubah, Maka dari itu aku mohon bertahanlah untukku"
Lanjut Kimberly kembali.
"Kau begitu mirip dengan Alethea bukan?"
Tiba tiba suara yang cukup keras dan berat masuk dalam indra pendengarannya. Membuat Kimberly membalikkan posisi badannya mencari sang pemilik suara. Dan tanpa dia sadari ada setetes air mata yang keluar dari ujung mata milik Alethea.
Dan saat Kimberly membalikkan tubuhnya dilihatnya sosok pria tua dengan tongkat ditangannya yang membantu pria tersebut untuk berdiri. Tatapan mereka beradu beberapa saat.
Hingga tuan besar Fillmore memilih untuk membuka suaranya lebih dulu
"Keluarga Lansonia membesarkan mu dengan baik"
Mata tuan besar Fillmore tampak berkaca kaca menatap Kimberly setelah sekian lama berpisah. Entahlah sudah berapa tahun lamanya namun yang dia ingat saat itu Alethea dan Kimberly baru saja lahir.
Ada banyak masalah yang memisahkan mereka bahkan untuk bertemu ditempat ini ada banyak masalah juga yang menimpanya, Dimana putranya Chaiden berniat menggagalkan penerbangannya ke london, Sayang sekali otak Tuan besar Fillmore bisa menangkap dan menganalisa rencana putranya sehingga dia bisa mencari cara yang lebih baik dengan mengganti jadwal penerbangan diwaktu dimana dia yakini Chaiden tidak akan sadar dengan hal itu.
Sedangkan Kimberly yang mendengar itu tampak menarik ujung bibirnya.
"Itu benar, Namun sayang sekali keluargamu tidak membesarkan adikku dengan baik. Bukankah itu terdengar begitu aneh? Alethea seharusnya tumbuh begitu baik di keluarga kandungnya tapi dia mendapatkan neraka, Sedangkan aku hidup di keluarga angkat ku tapi mereka bisa memberikan surga untukku"
Satu kalimat yang cukup panjang milik Kimberly seolah menusuk hati pria itu dengan telak.
Ya, tuan besar Fillmore tidak akan mengatakan itu salah karna yang sebenarnya itulah yang terjadi
"Itu benar, Pria tua ini gagal melindungi Alethea"
Tuan besar Fillmore menghembuskan nafasnya kasar, Dia lantas bergerak duduk disalah satu kursi yang ada disana. Perasaan bersalah kembali menghantam pria tua itu dimana dia kembali mengingat dimana anak dan menantunya mati di tangan anaknya yang lain namun dia tidak bisa melakukan apapun untuk membuktikan jika itu perbuatan mereka.
"Lantas apa yang kau inginkan dariku? Memanggilku dalam situasi yang bisa dikatakan ini telah terlambat pria tua"
Kimberly berkata dengan sarkasnya, tidak peduli jika perkataannya akan menyakiti pria tua itu atau tidak, Dia sama sekali tidak peduli dengan itu.
Ada kekecewaan dalam hatinya, Dia berfikir jika saja kakeknya itu mempertemukan dirinya dengan Alethea begitu awal, Bukan di saat sekarang dimana adiknya tengah berada di ambang kematian. Fakta itu membuat kemarahan Kimberly semakin besar.
"Kembalilah bantu adikmu duduk di tahtanya, Pria tua ini jelas tau jika kau marah, Ada banyak pertanyaan di otakmu kenapa kakek memisahkan kalian, Namun harus kau tau langkah ini telah kakek pertimbangkan bersama kedua orang tuamu dulu, Dan hanya cara itu yang bisa menyelamatkan salah satu diantara kalian"
Tuan besar Fillmore berkata dengan pelan, Dengan mata yang tertuju pada manik mata cucunya yang saat ini memandangnya dengan tatapan tajam.
"Kembalilah pertahankan apa yang seharusnya menjadi milik kalian, Dan buat mereka yang terlibat dalam kematian orang tuamu mendapatkan balasannya"
Pinta tuan besar Fillmore dengan tegas.
Kimberly mengepalkan kuat tangannya, Membiarkan kuku indah miliknya melukai kepalan tangannya.
Dendam dalam hatinya semakin membara ketika mendengar itu, Ya dia akan melakukannya bahkan tanpa diminta sekalipun, Siapapun yang berani menyentuh keluarganya harus mendapat balasan yang setimpal atau bahkan lebih mengerikan.
"Tentu namun aku memiliki syarat"
Tuan besar Fillmore tampak mengerutkan keningnya.
"katakanlah"
"Aku ingin Alethea ikut denganku"
Kimberly berkata tanpa ragu.
Tuan besar Fillmore segera menganggukkan kepalanya, Bukan tanpa alasan dia menyetujuinya karna dia jelas tau jika bibi angkat Kimberly merupakan dokter terkenal dengan jam terbang tinggi, Bahkan sangat sulit untuk membuat janji dengan wanita itu.
Dia pernah mencoba menghubunginya beberapa kali namun sayangnya dia tidak bisa mendapatkan dokter tersebut untuk menangani cucunya
"Tentu aku menyetujuinya"
Tuan besar Fillmore berkata dengan cepat
Kimberly menganggukkan kepalanya dengan puas.
"Aku akan meminta orangku untuk membawa Alethea besok, Lakukan rencanamu tapi untuk dendam biarkan aku yang menentukan bagaimana caraku membalasnya"
Lagi lagi tuan besar Fillmore hanya bisa menyetujuinya, Dia jelas tau bagaimana kehidupan gadis itu berjalan beberapa tahun ini, Gadis itu tumbuh begitu hebat dan dia yakin Kimberly bergerak setelah memikirkannya dengan matang.