Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menyingkirkan sang cucu asli
Di kediaman keluarga Jayata, Airin yang tidak bisa tidur selama beberapa hari terakhir akhirnya bisa bernafas lega saat ia mendapat panggilan telepon dari sang suami.
Dari seberang telepon, Daniel berkata, "kami sudah mengetahui lokasi keberadaan perempuan itu, dan sekarang kami dalam perjalanan untuk menemuinya. Ternyata dia hanya menjadi seorang pelayan di warung makan kecil yang ada di pinggiran kota, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentangnya."
Segera, seutas senyuman puas muncul di wajah Airin saat dia dengan lega berkata, "kalau begitu dia bukanlah orang yang penting, sepertinya tidak masalah jika kalian Langsung membunuhnya saja, terlepas dia benar-benar cucu asli atau bukan, pokonya yang memiliki potensi mengancam harus disingkirkan," kata Airin yang ingin segera melepaskan rasa cemasnya terhadap kehadiran cucu asli keluarga Jayata yang akan menggantikan posisinya.
"Jangan khawatir, semuanya akan dibereskan dengan baik. Aku akan langsung pulang begitu memastikan perempuan itu sudah dibereskan. Sekarang tidurlah dengan nyaman, Jangan memikirkan apapun lagi," kata Daniel yang tahu bagaimana kondisi istrinya selama beberapa waktu terakhir hanya gara-gara Putri asli keluarga Jayata yang hampir saja kembali menyingkirkan posisinya.
"Aku tidak akan bisa sampai aku melihat sendiri perempuan itu telah mati," ucap Airin.
"Kalau begitu akan ku kabari kau setelah memastikannya," kata Daniel dari seberang telepon.
Sementara itu di tempat lain, saat ini presiden Jayata ditemani oleh asistennya berada di ruang baca.
Sang asisten yang baru saja masuk langsung menghampiri presiden Jayata, "tuan," ucap sang asisten membuyarkan fokus presiden Jayata yang sedang tenggelam dalam buku bacaannya.
Sang presiden meletakkan buku, menatap asistennya, "hasil pemeriksaannya sudah keluar?" Tanya Sang presiden saat melihat asistennya membawa map berwarna coklat dengan logo Rumah Sakit di depannya.
"Iya tuan," sang asisten menyerahkan map coklat di tangannya, "silakan," kata Sang asisten sambil memberi kode pada dokter yang ikut bersamanya masuk ke ruangan tersebut, dimaksudkan untuk berjaga-jaga jika presiden terkejut dengan hasilnya dan mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Presiden Jayata segera memeriksa isi dokumen di tangannya, ia terdiam setelah membaca isi dokumen yang jelas menerangkan hubungan presiden Jayata dan Hani adalah hubungan kakek dan cucu.
"Hah,,, ha ha ha...." Seketika tawa presiden Jayata meledak dengan air mata menggenang di sudut matanya, air mata haru bahagia.
Benar, dia benar-benar sudah menemukan cucunya yang selama ini menghilang.
"Cepat siapkan mobil!" perintah presiden Jayata sambil mengambil obat dari sakunya dan segera menelan beberapa untuk menenangkan dirinya sendiri yang sangat bersemangat atas informasi yang baru saja didapatnya.
Bisa-bisa gawat jika tekanan darahnya tiba-tiba naik dan berujung pada stroke.
Dokter mengawasi dari samping, dan setelah memastikan bahwa presiden Jayata baik-baik saja, Dia pun keluar dari ruangan.
Presiden Jayata yang bersemangat segera berganti pakaian, berpakaian rapi dengan wajah dihiasi senyuman dan menuju depan rumah untuk meninggalkan kediaman Jayata.
Tetapi sebelum keluar dari kediaman, sang asisten menyampaikan sesuatu padanya, "Tuan, Saya baru saja mendapatkan kode dari Filipina, perempuan yang saya tugaskan menyamar menjadi Nona muda sudah ditemukan oleh cucu menantu anda, dan sepertinya cuci menantu anda sedang dalam perjalanan untuk menemuinya," ucap sang asisten.
"Baiklah," presiden Jayata menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan langkahnya keluar dari rumah.
Dari lantai 2, Airin melihat kakeknya yang hendak pergi dengan wajah berseri-seri sehingga dia tiba-tiba memikirkan sesuatu yang aneh, 'dia tampak begitu senang, Bukankah sekarang dia seharusnya tampak gelisah memikirkan hasil pencarian yang dilakukan Daniel?' kening Airin berkerut saat dia berlari cepat ke lantai bawah menyusul presiden Jayata.
"Kakek!" Seru Airin.
Presiden Jayata menghentikan langkahnya dan berbalik menatap perempuan cantik yang berlari ke arahnya.
"Airin," ucap sang kakek.
"Kakek mau kemana?" Tanya Airin.
Presiden Jayata menatap sang cucu, Dia teringat akan ucapan asistennya sehingga dia berkata, "hanya ingin keluar sebentar bertemu dengan seorang teman lama."
"Ah,, begitu, kalau begitu hati-hati di jalan kakek," ucap Airin merasa lega, memang selama ini setiap kali kakeknya hendak keluar untuk bertemu dengan teman-temannya, pria itu akan terlihat begitu senang terlepas dari adanya situasi tidak menyenangkan di dalam keluarga.
Maka tanpa kecurigaan sedikitpun, Airin membiarkan presdir Jayata meninggalkan kediaman, sementara dia kembali ke lantai atas dan menerima telepon dari suaminya.
Itu adalah sebuah panggilan video, jadi ketika Airin mengangkat panggilan tersebut, dia bisa langsung melihat situasi sebuah warung kecil yang ada di Filipina.
"Perempuan yang sedang membawa makanan di sana itu, dialah orangnya," suara suami dari seberang telepon membuat Airin memperhatikan perempuan yang sedang dipertontonkan pada layar ponselnya.
"Hanya Perempuan Biasa, tidak perlu menunggu waktu lama, habisi saja dia sekarang," kata Airin sudah tidak sabar untuk benar-benar menyingkirkan perempuan yang di masa depan bisa melengserkan posisinya.
"Jangan khawatir, kau akan segera melihatnya," ucap Daniel membuat Airin tersenyum, dan sesaat kemudian saat panggilan video masih berlangsung dengan Airin memperhatikan perempuan yang diduga sebagai cucu kandung keluarga Jayata, tiba-tiba saja perempuan itu tertembak di bagian dadanya dan langsung terjatuh ke tanah.
Suara jeritan di warung kecil itu pun memenuhi tempat, dan terlihat orang-orang berusaha menolong sang perempuan, tetapi sayang sekali darah telah menggenang di mana-mana dan seorang pelayan restoran yang memeriksa denyut nadinya langsung berteriak, "dia mati! Tertembak!"
Orang-orang menjadi waspada, bersamaan dengan kamera yang kembali memperlihatkan wajah Daniel keluar dari warung kecil itu dengan wajah yang tampak puas, "sekarang semuanya sudah selesai, jangan khawatirkan apapun lagi, aku akan meninggalkan beberapa orang di sini untuk memastikan perempuan itu benar-benar mati," kata Daniel.
"Kerja bagus," kata Airin lalu mengakhiri panggilan video tersebut.
lanjut Thor....