Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

" Sepertinya ada yg sakit gigi nih" Daddy mendekati ku yg sedang asik menikmati indah nya bintang dan rembulan malam, sinar nya mampu mengalihkan sejenak perhatian ku, semilir angin bertiup menyelusup ke tulang ku membuat aku menutupi kepala dan tubuh ku dengan jaket .

" Sakit gigi? siapa dad? aku kah?" Aku membalikan badan sambil mengernyitkan dahi , pandangan ku tertuju pada daddy.

" Habisnya diem mulu" Daddy mengusap lembut sambil tersenyum tipis. Daddy walau beliau sudah kepala 4 lebih tetap terlihat muda dan berisi.aku bahagia bisa hadir di tengah - tengah keluarga ini.

" Aku cuma pengen cari angin, malem ini begitu senyap, aku bisa menghilangkan kebosanan ku dengan melihat indah nya bintang yg bersinar di tengah gelap nya malam tiba" Aku masuk ke dalam pelukan daddy yg hangat dan wangi.

" Angin malem nggak enak, lebih baik makan kue ini, buatan paman " paman Alvin membawakan kue itu dengan penuh senyuman hari ini paman menginap karna sudah rindu.

" Yg lain udah tidur kah?" Daddy mengambil satu kue itu sambil tersenyum tipis. Aku pun menikmati kue nya dengan lahap.

" Belum sih, oh iya Viona satu kampus kah sama kamu Thel?"Paman Alvin membahas Viona lagi ,padahal mommy nggak sudi mendengar nya.

" Nggak bosen - bosen ya ngebahas dia mulu, capek deh!" Mommy berjalan cepat membuat daddy, aku dan paman terkejut.

" Maaf , kita bahas kue aja deh" Paman mengusap lembut pipi mommy agar tenang dan tidak marah lagi.

" Kue nggak perlu di bahas!kalian lebih baik masuk!" mommy menarik tangan ku dan daddy, paman pun tak bisa menolak.

Setelah kami masuk mommy mendudukan bokong nya dengan kasar di kursi. Memang mommy tak ingin mendengar nama putrinya tante Arin lagi karna sudah cukup dengan semua hal itu di masa lalu.

" Mom maafin aku karna mem....." ucapan ku di potong oleh mommy padahal aku tidak ingin membahas Viona.

" Cukup! sekarang lebih baik tidur!" mommy menunjuk kamar ku , aku pun hanya bisa menuruti saja karna mommy sudah sangat kesal.

Setelah aku masuk , mommy menarik daddy agar masuk juga ke kamar, paman Alvin dan istrinya hanya bisa menuruti saja.

Di kamar aku hanya duduk memangku kaki sambil memandangi foto keluarga .

Sinar terang mengusik perhatian ku, ku lihat sosok bayangan semakin mendekati tak lama pun terlihat lah abang membawa roti selai coklat dan susu hangat yg baru saja dia bikin untuk ku.

" Makan dulu nih rotinya dan minum susu nya, abang yg bikin!" Abang mendudukan bokong nya di kasur ku sambil menyodorkan roti itu.

" Thank bang" Aku menerima nya dan langsung memakan nya dengan pelan, ku lihat wajah abang yg mirip mommy seketika aku terdiam sejenak ketika senyum nya mirip mommy.

" Abang ngerti kok, emang susah kalo nggak merestui , apalagi ini mommy , walau cuma sebatas persahabatan aja, tapi tetep sulit, semoga semua akan baik ya, walau nggak bersama dia sih bertemen nya" Abang mengusap lembut pipi ku yg sedang mengunyah.

" Iya , tapi aku nggak maksa kok, aku pengen mommy tetep ada di sini bersama kita, aku nggak mau kehilangan mommy , orang yg aku sayangi lebih dari apa pun itu" aku menyeruput susu itu sambil tersenyum ke arah abang.

" Sip deh, kita harus bikin mommy seneng, karna kasih nya seorang ibu nggak ada dua nya, meski kita mencintai orang yg kita sayangi tapi bagi abang cinta buat mommy lebih besar" Abang menaruh telapak.tangan nya di paha ku.

" Wah abang punya pacar kah?" Aku menghabiskan cepat roti dan susu itu sambil tersenyum tipis.

" Nggak , cuma hayalan dulu sih, belum ada, tapi cinta buat mommy lebih besar bagi abang meski nanti abang punya pendamping" Abang menggelengkan kepala nya .

" Oh , oke, iya sih aku juga sangat sayang sama mommy dan daddy, aku nggak mau jadi anak durhaka, lebih baik aku penasaran sampe menemukan teman baru" Aku menyimpan gelas kosong itu di meja.

Abang hanya tersenyum sambil mengusap lembut kepala ku.

Viona sudah terlelap di atas kasur empuk nya, tante Arin mengintip dari pintu yg terbuka sedikit. Ketika mata indah itu beristirahat tidak ada yg boleh mengganggu nya.