Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4.
Paras pria yang baru saja berteriak, tampak berkharisma Austin lihat. Seorang pria dewasa bertato, yang sepertinya memiliki reputasi berpengaruh.
Dengan menahan sakit pada tubuh dan kepalanya, akibat tinju dan tendangan para gangster tadi, Austin melihat para gangster itu menundukkan kepalanya dengan sopan kepada pria bertato tersebut.
PLAK!!!
Tamparan yang cukup kencang, tiba-tiba melayang ke wajah salah satu wajah pria gangster tersebut, sehingga tubuh pria itu tersungkur ke tanah.
"Bedebah!! berani sekali kalian melakukan kekerasan di daerahku!! apa kamu tidak ingin hidup nyaman lagi?!" hardik pria itu dengan suaranya yang lantang.
"Ampun Tuan.. maaf kan saya, sa.. saya tidak sengaja melakukan pengeroyokan pada mereka.. maaf"
Pria yang terkena tampar dengan cepat bangkit dan berlutut di tanah, dengan tubuh gemetar dan wajah pucat pasi.
"Lihat! dia masih anak remaja! tega sekali kalian menganiaya dia!!" pria bertato itu menunjuk Austin dengan wajah yang penuh amarah.
"Maaf Tuan.. maafkan saya.. maaf Tuan, saya tidak memperhatikan anak itu, apakah masih remaja atau sudah dewasa.. "
"Sialan! patahkan tangan mereka semua! jangan cari alasan! pandai sekali lidah mu bicara untuk memutar balikkan fakta! cepat lakukan!!" teriak pria itu dengan kencang.
Krakkk!
Terdengar suara tulang patah, diiringi suara lolongan kesakitan dari para pria gangster tersebut.
"Aaaaaa.....!!!"
Austin jatuh terduduk melihat aksi beberapa lelaki, yang di perintahkan oleh pria bertato itu. Seumur hidup Austin, baru kali ini ia melihat bagian tubuh seseorang di patahkan.
Kepalanya yang terasa pusing, karena pukulan dan tinju gangster tadi menghantam dirinya, membuat ia ingin pingsan.
"Nak, kamu tidak apa-apa?" pria bertato itu dengan cepat berjongkok, dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh, "Johan!!" teriak pria itu.
Salah satu pria yang ikut memberi perhitungan pada para gangster itu, bergegas datang begitu namanya di panggil.
"Angkat dia! bawa masuk ke dalam mobil!!" perintah pria bertato.
"Baik, Tuan!"
*****
Austin mengedarkan pandangannya melihat sekitarnya. Tempat yang asing, dan sangat mewah.
Saat ini ia tengah berbaring pada sebuah tempat tidur king size, yang seumur hidupnya belum pernah melihat tempat tidur sebesar itu.
Saat ia akan bangkit merasa kaget melihat, di mana saat ini berbaring. Sebuah kamar yang luas bagaikan kamar istana.
"Kamu sudah bangun, nak?"
Austin mendengar suara seorang pria, dan ia melihat pria yang bertato terakhir kali, saat menolongnya dari para gangster.
Tidak jauh dari tempat tidur, sebuah sofa panjang mewah duduk pria bertato itu, sedang mengerjakan sesuatu di atas meja sofa.
Pria itu sedang mengetik sesuatu pada mesin ketik, dan sepertinya akan selesai, terlihat dari kertas folio yang sudah memanjang keluar dari mesin ketik.
"I.. ini di mana?" tanya Austin.
Akhirnya ia dapat mengeluarkan suaranya, dan saat ia mencoba akan turun dari tempat tidur, tubuhnya terasa begitu sakit.
"Di rumahku!" jawab pria bertato itu.
"Sudah berapa lama saya pingsan, sa.. saya harus pergi, saya mencari Paman, Bibi, dan kakak saya!" Austin menahan sakit pada sekujur tubuhnya.
"Kamu sudah dua hari pingsan, nak!"
"Hah?! dua hari? tidak! saya harus segera pergi! keluarga saya pasti sekarang sedang mencari saya! Akh!!"
Austin merasakan sakit di kepalanya, ia memegang kepalanya, dan kembali terduduk ke tempat tidur.
"Istirahatlah, nak! nanti setelah kamu sembuh aku akan antarkan ke alamat yang tertulis di sini!" pria itu mengangkat secarik kertas.
Mata Austin terbelalak melihat secarik kertas, yang dipegang pria itu. Kertas berisi alamat rumah susun, yang menampung ketiga keluarganya.
"Jangan takut! aku hanya menyimpannya untuk mu, sampai kamu sudah mampu berjalan, akan ku berikan kembali padamu!"
Austin terpaksa mendengarkan, apa yang pria bertato itu katakan. Ia kembali membaringkan tubuhnya yang terasa sakit.
"Siapa namamu, nak?" terdengar pria itu bertanya.
"Austin, Austin Chloe!" jawab Austin.
"Hmm.. nama yang bagus, namaku Rudolf, Rudolf Claude!" kata pria itu memperkenalkan namanya juga.
Austin tinggal beberapa hari di rumah Rudolf, yang akhirnya Austin tahu kalau rumah Rudolf ternyata sebuah Mansion.
Rumah besar dengan sederet Pelayan, yang memiliki tugasnya masing-masing di dalam Mansion.
Dalam beberapa hari itu, Austin pun mengetahui kalau Rudolf ternyata seorang Mafia. Yang akhirnya ia sadari lagi, kenapa gangster yang mengeroyoknya beberapa hari yang lalu begitu takut pada Rudolf.
*****
Mata Austin terbelalak melihat Rudolf menghajar seorang pria, yang ia dengar sepintas dari anak buah Rudolf, lelaki itu salah satu anak buah Rudolf yang berkhianat.
Austin kembali melihat hal, yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya. Rudolf dengan wajah datar, tanpa emosi membuat anak buahnya itu terkapar ke lantai, yang kotor itu diam tidak bergerak lagi.
Tubuh Austin gemetar, dan lututnya tidak mampu menopang kakinya untuk berdiri. Ia nyaris jatuh terduduk, dan muntah menyaksikan apa yang Ia lihat.
Bersambung......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗