PARASIT

Dokter Andrew membalas uluran tangan dari Marcell Siahaan .

" Saya Andrew "

Keduanya sama-sama tersenyum sembari melepaskan genggaman tangannya.

Tak lupa pula Nirmala memperkenalkan diri kepada Celina , tidak jauh berbeda dengan Marcell Siahaan . Mereka mengaku sahabat sejak kecil.

Tapi Celina tidak langsung percaya, dia sudah mengenal Marcell Siahaan lebih dari sepuluh tahun. Dan selama ini Marcell Siahaan tidak pernah menyebut nama Nirmala.

Dan setiap ada reuni, Marcell Siahaan selalu membawa Celina . Hampir semua teman-teman Marcell Siahaan , dia mengenal nya.

Apakah Nirmala pun tidak jauh berbeda dengan Syafa Namata ?

Celina melirik Dokter Andrew yang terlihat sangat mencintai gadis itu. Terbersit rasa iba kepada sang Dokter. Karena nasib mereka tidak jauh berbeda.

" Ohya sayang, Minggu depan Marcell akan menikah. Aku diundang nya, kamu ada waktu luang kan untuk menemani aku kan?" Suara Nirmala begitu lembut dan manja, bagi Celina itu nilai plus untuk nya.

" Yah!! Aku juga diundang oleh Nona Celina " Jawab Dokter Andrew sembari melirik Celina .

" Ahhh kebetulan sekali "

Nirmala terlihat senang, namun ketika pandangan matanya bertemu dengan anak mata Marcell Siahaan . Ia mengedip manja, Celina memperhatikan semua nya.

***

Usai makan siang, Marcell Siahaan mengantar Celina ke kantor nya. Dalam perjalanan pria itu terus saja bersenandung kecil sembari asyik mengemudi.

Layaknya seorang anak manusia yang tengah dimabuk cinta. Celina muak sekali mendengarnya.

Ingin sekali ia keluar saat itu juga dari dalam mobil, tapi cuaca yang sangat terik memaksanya untuk bersabar.

Begitu mereka tiba, Celina langsung menengadahkan tangan nya. Dengan pedenya Marcell Siahaan mengulurkan tangannya. Dia pikir Celina akan mencium tangan nya.

Namun Celina justru menepis tangan Marcell Siahaan , yang membuat pria itu sedikit terkejut.

" Kunci mobil "

" Hah?? Terus aku pulang naik apa sayang ?"

" Bisa order taxi online kan? " Jawab Celina datar.

Marcell Siahaan melongo, kunci mobil diambil paksa oleh Celina dan dia diusir keluar.

Tanpa perasaan Celina meninggalkan Marcell Siahaan begitu saja. Pria itu diam mematung menatap punggung si calon istri.

Getaran di saku celana mengalihkan perhatian Marcell Siahaan , ia merogoh kantong tempat menyimpan ponsel.

" Ya?" Sapa Marcell Siahaan menjawab panggilan dari seberang. Matanya mencari sosok Celina , gadis itu sudah tidak terlihat lagi.

" Aku disini sayang " Balas si penelpon, Marcell Siahaan menoleh ke belakang. Rupanya Syafa Namata diam-diam mengikuti menggunakan mobil pribadi Marcell Siahaan .

>

Celina melangkah masuk ke dalam lift, bersamaan dengan itu seorang office boy melangkah keluar. Keduanya hampir saja bertabrakan.

" Aduh.."

" Ma-maaf Mbak, saya nggak sengaja "

Si Office boy meminta maaf dengan sopan, Celina menilik pria itu. Wajahnya bersih dan tampan, terlihat masih asing.

" Kau karyawan baru?"

Sergah Celina , semua staf disini kenal siapa Celina . Tapi pria itu ?

" I- iya Mbak saya office baru"

Celina mengangguk paham, ia mundur memberikan laluan untuk si Office boy.

" Terimakasih Mbak "

Celina tidak menyahut, segera ia masuk kembali ke dalam lift.

>

" Hari ini Celina tidak seperti biasanya "

Marcell Siahaan bergumam sambil lalu mengendalikan setir mobil.

" Mungkin dia lagi stress mikirin kerjaan " Jawab Syafa Namata enteng.

Marcell Siahaan tidak menyahut, namun hatinya menyangkal pernyataan Syafa Namata . Dia yakin ini bukan hanya sekedar masalah pekerjaan.

Deringan telfon binbitnya menyita perhatian Marcell Siahaan , ia merogoh benda canggih yang berada di balik saku jasnya.

" Hallo "

Syafa Namata melirik Marcell Siahaan , ada perasaan aneh menggelitik hatinya.

" Siapa yang nelfon ?"

Tanya Syafa Namata penuh selidik.

" Klien, aku lupa kalau ada janji dengan seseorang hari ini " jawab Marcell Siahaan disertai sebuah senyuman.

" Aku ikut "

Marcell Siahaan terhenyak kaget.

" Untuk apa?"

" Ya mau ikut aja"

Marcell Siahaan berdecih kesal.

" Ngapain sih?? Aku mau kerja"

" Aku nggak bakalan ganggu kamu kerja, aku akan tunggu di mobil "

Marcell Siahaan menghela nafas kasar, tapi untuk mengelak dari permintaan Syafa Namata , dia tidak menemukan alasan yang tepat.

Hingga akhirnya dia pun setuju, dan membawa Syafa Namata ke sebuah restoran.

" Kamu tunggu disini, klien aku sudah menunggu di dalam "

Marcell Siahaan pamit seraya mencium bibir Syafa Namata , gadis itu mengangguk disertai senyuman.

Satu jam berlalu, dua jam berlalu, Syafa Namata sampai tertidur beberapa kali. Namun Marcell Siahaan belum juga terlihat batang hidungnya.

Syafa Namata mulai jengkel, ia pun keluar untuk mengecek keberadaan Marcell Siahaan .

Seluruh pelosok restoran ia telusuri, tapi tidak ada Marcell Siahaan disana. Sampai ia bertanya untuk memastikan, dan jawaban para karyawan adalah tidak tahu.

YAPS!!

Marcell Siahaan sebenarnya tidak ada meeting di restoran tersebut. Ia berhasil mengelebui Syafa Namata , Marcell Siahaan hanya berpura-pura saja masuk ke dalam restoran. Dan kabur secara diam-diam menuju sebuah hotel.

Marcell Siahaan melakukan pertemuan secara sembunyi-sembunyi dengan Nirmala. Tunangan Dokter Andrew.

Di sana mereka melepas rindu, bergumul penuh nafsu.

Marcell Siahaan sengaja menonaktifkan ponsel nya supaya tidak terganggu dengan telfon dari Syafa Namata . Pria itu sudah tidak perduli lagi bagaimana marahnya Syafa Namata jika tahu Marcell Siahaan berbohong.

Yang terpenting saat ini hasrat kerinduan nya kepada Nirmala bisa terobati.

>>

Syafa Namata pulang dengan Isak tangis, ia berhambur kepelukan Maudi Dania sambil mengadu tentang perbuatan Marcell Siahaan .

Maudi Dania tidak bisa berkata apa-apa, matanya bergulir menatap sang suami Raja Sujakna. Pria itu juga tidak mampu mengeluarkan kata.

Mereka sangat berharap besar kepada Marcell Siahaan agar bisa melanjutkan perusahaan PT LEMBAGA TBK setelah kematian Celina .

Karena hanya Marcell Siahaan yang punya kemampuan mengimbangi Celina . Raja Sujakna sendiri cuma sekedar status dalam perusahaan besar tersebut.

" Ya sudah, kita tunggu Marcell dulu. Jangan sampai kamu tersakiti oleh penilaian yang tidak mendasar "

Begitu bijak ucapan Maudi Dania kepada putri nya, Syafa Namata terus saja menangis dalam pelukan sang Ibu.

Tiba-tiba deringan telfon terdengar, Syafa Namata langsung mendongak dan merogoh ponsel nya di dalam tas.

" Hallo !! Kamu dimana sayang ?"

Marcell Siahaan mendahului bertanya sebelum Syafa Namata .

" Di rumah !! Kamu kemana aja sih? Kenapa kamu ninggalin aku? Hah??!!! Kamu jahat banget ya!!" Cerca Syafa Namata .

" Sudah sudah... Tunggu disana ya, Aku OTW "

Talian terputus, perasaan Syafa Namata sedikit membaik meskipun rasa kesal masih membuak di dada.

Marcell Siahaan meluncurkan jurus rayuan mematikan ketika bertemu Syafa Namata , kemarahan Syafa Namata ditanggapi dengan lembut dan penuh cinta.

Ditambah lagi dukungan dari Maudi Dania dan Raja Sujakna, menjadikan Marcell Siahaan seperti diatas angin. Rayuannya mumpuni sehingga berakhir dengan cubitan manja di lengannya.

" Nah gitu dong.. Jangan langsung berburuk sangka " Maudi Dania tersenyum lega.

" Iya Ma" jawab Marcell Siahaan , Syafa Namata menyender manja di bahu nya yang kekar.

" Terus... Bagaimana persiapan pernikahan mu dengan Celina ?" Tanya Raja Sujakna.

" Sudah delapan puluh persen rampung Pa.." Jawab Marcell Siahaan yakin.

" Bagus... Jangan lupa supaya Celina segera menandatangani pengalihan saham dan hartanya atas nama mu dan juga Syafa Namata " Maudi Dania memperingati Marcell Siahaan supaya tidak lupa.

" Beres Ma, semua sudah saya atur dengan rapi. Nanti akan saya buat Celina mabuk hingga mau melakukan semua yang saya perintahkan. Syafa pun juga boleh menyaksikan secara langsung, biar kalian yakin" Tambah Marcell Siahaan .

Raja Sujakna manggut-manggut, begitu pula dengan istrinya.

" Kami berusaha mencari surat-surat tanah milik Celina , tapi di penthouse nya tidak ada. Sepertinya dia sudah memindahkan surat-surat berharga itu" Sahut Raja Sujakna.

Marcell Siahaan mengangguk mengerti, dia akan bertanya langsung nanti kepada Celina . Dimana dia menyimpan surat-surat tersebut. Karena jika tidak ada surat-surat itu, maka sama saja Marcell Siahaan membeli kucing dalam karung.