NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:67.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan

Prang ...

Pecahan kaca berhamburan kemana-mana, ruangan yang beberapa menit yang lalu tampak rapi dan bersih kini bak kapal pecah.

"Apakah aku harus membawanya kembali?" tanya laki-laki yang sejak tadi tak bergeming, di tempatnya, menjadi saksi marahnya sang atasan karena ditinggal pergi kekasihnya.

"Apa kurangku selama ini, Cip?" tanya Cakra dengan tangan masih terkepal dan wajah memerah pertanda kemarahan masih menguasainya.

"Tidak ada, dianya saja yang tidak tahu diri, bukannya bersyukur memiliki kekasih sesempurna kamu tapi malah memilih pergi karena sesuatu yang belum pasti" jelas Cipta berusaha membeberkan fakta, berharap atasan sekaligus sahabatnya itu berkurang marahnya.

Bugh ...

Bukannya mereda, Cakra kembali meluapkan kemarahannya dengan meninju dinding ruang kerjanya, hingga terlihat punggung tangannya kini terluka karena aksinya itu.

"Kalau kamu tidak ingin kehilangan dia, biarkan aku pergi dan membawanya kembali, Cak." nada bicara Cipta bukan lagi mode bawahan atasan tapi berubah ke mode sahabat, melihat betapa hancurnya sahabatnya saat mengetahui jika kekasihnya pergi meninggalkannya membuat Cipta pun tidak tega.

Jika Cakra mengizinkan dia akan pergi dan membawa kembali Yumna, wanita yang selama dua tahun ini menjadi kekasih dari seorang Cakra Mahardhika Wira.

Cakra bergeming, dia tetap pada posisinya, tidak mengiyakan atau pun melarang. Tatapannya kosong, hingga akhirnya ambruk dengan lutut yang menyentuh lantai.

Kehilangan wanita yang sangat dicintainya benar-benar membuat Cakra kehilangan semangat hidup. Dia yang selama ini belum pernah mengenal cinta dan tiba-tiba jatuh cinta pertama kali pada seorang reporter sebuah majalah bisnis terkenal, berawal dari menyukai tulisan-tulisan keren dari sang reporter dan tidak menyangka jika tentang bisnis yang sering dia baca adalah wanita yang pernah di kenalnya di bangku kuliah.

Alhasil, ibarat pucuk dicinta ulam pun tiba, Yumna yang saat itu ditugaskan kantornya untuk menjadi penulis biografi seorang pengusaha muda berkesempatan untuk mewawancarai langsung sang pengusaha muda yang tak lain adalah Cakra.

Sejak saat itu mereka berdua pun dekat dan mulai menjalin kasih. Cakra yang selalu memastikan apa yang menjadi miliknya aman menurut versinya ternyata dirasakan lain oleh Yumna, bagi Yumna yang merasa dunia ini sangat luas merasa terkekang karena aturan-aturan Cakra yang membatasi geraknya.

Sampai tepat di hari anniversary mereka yang kedua tahun, Yumna memilih pergi tanpa pamit dengan dalih untuk mengejar mimpinya.

"Cakra ..." melihat Cakra seperti iru membuat Cipta sangat khawatir, dia kembali memastikan keadaan sahabatnya itu.

"Biarkan, biarkan dia pergi" ucap Cakra akhirnya, dia berdiri dan berjalan gontai memasuki ruang pribadinya di kantor, ruang hang hanya dimasuki oleh dirinya dan Cipta, tidak ada yang boleh masuk ke ruangan itu.

Meninggalkan Cakra yang tengah terluka, di kediaman keluarga besar Wira Atmaja, persiapan acara syukuran untuk cucu tersayang mereka tengah berlangsung. Acara yang akan dilaksanakan selepas maghrib itu sudah sembilan puluh persen siap. Mulai dari dekorasi tempat, catering dan semua pihak yang akan terlibat sudah siap pada posisinya masing-masing.

Kamilia yang didaulat untuk menjadi pendamping Feli sudah tampak hadir sejak pukul lima sore tadi, sopir suruhan Omanya Feli datang menjemput di waktu yang lebih awal menurut Kamilia.

"Terima kasih ya, Bu Guru. Saya senang sekarang Feli benar-benar berubah. Tadi dia bahkan bilang ingin melanjutkan kuliah sambil terus mendalami ilmu agama. Terim kasih ya," Cantika yang merupakan ibu dari Yumna dengan tulus mengucapkan rasa terima kasihnya pada Kamilia, dia mengusap punggung tangan Kamilia yang berada di atas meja.

"Sama-sama, Emmm ..."

"Panggil saja saya Mbak," sambung Cantika yang melihat Kamilia tampak kebingungan.

"Baik, Mbak, dan Mbak Cantika juga bisa panggil saja saya nama" sahut Kamilia masih dengan rasa sungkannya.

"Tentu, dengan senang hati, sudah lama aku menginginkan punya adik perempuan. Punya adik satu-satunya, cowok dan sampai saat ini bahkan belum juga bertemu entah sesibuk apa anak itu sampai melupakan kedatangan kakaknya" gerutu Cantika yang menunjukkan wajah kesal ketika mengingat adiknya yang tak kunjung pulang untuk menemuinya padahal dirinya sudah sejak dua hari yang lalu pulang ke tanah air.

Kamilia hanya tersenyum, dia yang juga hanya memiliki satu saudara laki-laki bisa merasakan perasaan Cantika saat ini.

"Kalau begitu aku akan memanggilmu Milia saja, ya?! Mulai sekarang Milia jangan sungkan padaku, mana ponselnya, biar aku simpan nomorku di ponselmu" Cantika mengulurkan tangannya meminta ponsel Kamilia, dia benar-benar sudah sangat nyaman dengan Kamilia, tidak salah jika.putri semata wayangnya sangat mudah akrab dan nyaman dengan Kamilia padahal Feli termasuk orang yang sulit sekali bersosialisasi.

Deg ...

Wajah Kamilia seketika terlihat kaget, bukan karena tiba-tiba Cantika yang meminta ponsel untuk memasukan nomornya di ponsel Kamilia, seorang desainer terkenal yang sudah go internasional pasti sangat berbangga bisa mengenalnya secara pribadi. Namun bukan itu yang menjadi fokus Kamilia, gadis itu merasa de javu mendengar nama panggilan yamg diucapkan Cantika untuknya.

"Milia ..." seru Cantika yang melihat Kamilia hanya bengong,

"Eh ..." seketika Kamilia tersadar dari keterkejutannya, dia pun segera merogoh tas selempangnya mencari ponsel dan langsung diserahkan pada Cantika.

"Milia" gumam Kamilia sangat pelan, namun ternyata di dengar oleh Yumna,

"Kenapa? Kamu tidak suka saya memanggil kamu begitu?'' tanya Cantika memastikan,

"Tidak Mbak, tidak apa-apa, saya suka" jawab Kamilia buru-buru dia tidak ingin membuat Cantika salah faham.

Perbincangan keduanya pun kembali berlanjut, hingga akhirnya Cantika pamit untuk menyambut kedatangan keluarga jauhnya yang baru datang.

"Milia ...'' sepeninggal Cantika, Kamilia kembali menggumamkan namanya sendiri, mendengar nama itu dia kembali diingatkan pada seseorang yang selalu memanggilnya dengan nama Milia.

"Ariq ..." batinnya,

Acara syukuran Feli berlangsung dengan khidmat, semua orang yang hadir turut berbagai atas pencapaian cucu kesayangan keluarga itu. Kedua orang tua Feli bahkan sampai menitikkan air mata ketika mendengar putri tercinta mereka melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan begitu merdu dan penuh penghayatan.

Tidak hanya kemampuan membaca Al-Qur'annya yang luar biasa bagus, penampilan dan sikap Feli, ucapan terima kasih pun tak urung terus terucap dari kedua orang tua Feli pada Kamilia, sungguh kehadirannya telah menjadi berkah untuk keluarga mereka, ucap Omanya Feli.

Acara terus berlanjut hingga sesi akhir yaitu semua tamu yang hadir yang hanya terdiri dari keluarga dan rekan yang sangat dekat saja yang diundang tengah berbahagia sembari menikmati hidangan yang tersedia.

Keriuhan di lantai satu rumah mewah itu tidak lantas menular pada setiap sudut rumah itu, nyatanya di sebuah kamar yang berada di lantai dua seseorang tengah bergelut dengan kesedihannya karena sebuah kehilangan.

1
Mukmini Salasiyanti
hadehhhhhhh
babang Cakra ganggu aj deh...
ada yg GaMon nih...

Aaaaa Aa' Ariq....
bolehkah readers berharap???
(eh,.. maksud looh...? 😁)
Yhanie Shalue: tau nih bang cakra,, sibuk dulu gih😅
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Sabar riq semua ada ceritanya masing-masing
Mariyatun Mariya
😩😩😩😭😭😭pengennya....ariq ma Mila bersatu
Biru
Semoga Uthor nya masih menjodohkan kalian
Biru
Sedih euy 😭😭😭 Sabar riq... semua bakal indah pada waktunya
Mbing
sedih aku cakra sakit 😓
Mbing
nah kan, cakra sakit. aduuh padahal aku tim cakra thor 😓
Mbing
wah ini, cakra sakit kayanya.
Meli Anja
lanjut kak
Mbing
cakra junior otw kayanya
Mbing
tanyakan lgsg ke suami aja
Mbing
semoga samawa ya Kamila Cakra
Mbing
nyesek yaa
Mbing
kesalahan Ariq kenapa gak kasih kabar ke Kamilia
Mbing
masih ingat Kamila nggak ya?
Mbing
Ariq kok belum muncul
Mbing
semangat thor
Mukmini Salasiyanti
up nya everyday napa, thor..... 🤗
Lailatus Sakinah: maafkan Kakak, dunia nyata sedang sangat menyita ....🤩
total 1 replies
Mukmini Salasiyanti
hadehhhhhhhh...
aukh ah... , Riq..
Gelap..... 😡🤣
Biru
Jangan salah milia...yg masih bertahta di hati ariq cuma kamu belum tergantikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!