Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.
Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.
Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.
Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 18: PUTRA KESEMBILAN MEMANG BURUK
Kaisar memandangi semua orang yang hadir di perjamuan dengan saksama. Lalu, tatapan terakhirnya jatuh pada sosok wanita yang duduk di samping putra kesembilannya. Sosok wanita bertubuh kecil yang terlihat enggan berdampingan dengan putra kesembilannya membuatnya tertegun.
Kaisar paling pandai menyembunyikan wajahnya. Perasaan tidak asing yang berdesir dalam hatinya berhasil ditutupi dengan mudah.
Kaisar melemparkan senyumannya pada semua orang, menyambut mereka dengan ramah. Perjamuan, kala itu secara resmi dimulai.
Suasana hatinya sedang bagus. Melihat Murong Changfeng bersedia membawa Lin Muwan mengikuti perintahnya, hatinya merasa senang.
Kaisar tahu kebencian tidak bisa dihilangkan dengan mudah. Namun, apa yang tidak bisa dilepaskan?
Tidak ada yang mengharapkan kejadian nahas itu terjadi. Pemberontakan teman lamanya, Lin Yunshi yang membawa serta Selir Kekaisaran Chen untuk dimakamkan bersama menyisakan luka yang dalam baginya pula.
Bukan hanya Murong Changfeng yang terluka. Putranya hanya tidak tahu bahwa luka yang disembunyikan olehnya jauh lebih besar dan dalam.
“Perburuan musim gugur tahun ini sungguh membuatku kesal. Aku sudah memerintahkan Kementerian Hukum untuk menyelidikinya sampai tuntas. Mari kita lihat siapa yang begitu lancang melakukan pembunuhan terang-terangan di bawah pengawasanku,” ucap Kaisar.
Orang-orang mengangguk paham. Secara tidak langsung, Kaisar telah menekan Menteri Hukum untuk bertindak sesuai aturan. Pengumuman resmi ini menegaskan bahwa pelakunya harus ditangkap.
Dalam kasus ini, Murong Zhiyang sang Pangeran Keempat tidak bisa menggunakan alasan yang dibuat-buat untuk menjatuhkan tuduhan. Bahkan jika sudah ada bukti pun, Murong Zhiyang masih harus menahan diri.
Jika dia menunjukkan kuasanya terang-terangan dan melemparkan tuduhan pada Murong Tianlei, maka Kaisar tidak akan senang. Orang-orang juga akan berpikir Pangeran Keempat menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan Pangeran Kedua. Pemikiran dan tindakan Kaisar ini sungguh membuat orang-orang harus menahan napasnya.
“Kaisar bijaksana,” ucap mereka serentak.
“Changfeng, aku dengar kau terluka. Apakah kau baik-baik saja?”
“Ayahanda, aku baik-baik saja.”
Murong Changfeng tiba-tiba teringat pada luka di pahanya. Anak panah yang menembus merobek kulitnya itu hampir membuatnya jadi orang cacat.
Jika tidak ada pertolongan Lin Muwan, mungkin dia sudah lumpuh sekarang. Tapi, kakinya pulih dengan baik dan dia bisa berjalan normal.
“Syukurlah. Selir kecilmu juga menjadi korban, kan? Apa kau merawatnya dengan baik?”
“Kaisar tidak perlu khawatir. Pangeran Kesembilan merawatku dengan baik,” Lin Muwan segera menyela.
“Tapi, mengapa pakaianmu sangat sederhana? Dia tidak memberimu pakaian layak?”
Murong Changfeng menangkap gelagat tidak senang di wajah Kaisar. Dia menatap Lin Muwan sekilas untuk melihat penampilannya sekali lagi.
Sekarang setelah diperhatikan, Lin Muwan memang sangat lusuh. Keberadaannya seperti bunga layu di antara bunga segar yang mekar di musim gugur ini.
“Pangeran Kesembilan memberiku pakaian yang bagus. Sayangnya tidak cocok dengan seleraku, Kaisar. Mohon Kaisar memaafkan.”
“Tidak cocok?”
“Warnanya terlalu mencolok. Ukurannya juga tidak sesuai.”
Sontak pernyataan barusan mengundang aneka reaksi. Jika ukuran tidak sesuai, artinya Pangeran Kesembilan sama sekali tidak pernah menyentuh Lin Muwan. Jika tidak, tidak mungkin tidak tahu ukuran tubuhnya.
Ini masalah kehormatan. Kalau wanita lain pasti sudah menangis. Namun, Lin Muwan sama sekali tidak keberatan membicarakannya di depan umum.
Dia sedang mempermalukan diri sendiri, juga sedang mempermalukan Murong Changfeng. Sebagian besar orang akan mengerti alasan di balik perlakuan buruk itu. Tapi bagi Kaisar, ini adalah pelanggaran titah.
Lin Muwan dikirim sebagai selir dan diampuni, maka dia punya posisi khusus yang membebaskannya dari dosa orang tuanya. Memperlakukannya dengan buruk sama dengan menampar wajah Kaisar terang-terangan.
Di dunia ini, berapa banyak orang bisa mendapat perlakuan istimewa dari Kaisar?
Pengampunan yang diterima Lin Muwan menjadikannya terbebas dari dosa pengkhianatan orang tuanya. Walau tidak sepenuhnya diterima orang, namun tidak bisa diabaikan juga.
“Putra Kesembilanku memang buruk. Aku akan mengirim penjahit dari Biro Jahit untuk membuatkanmu pakaian baru.”
“Terima kasih, Kaisar.”
“Kalian bersenang-senanglah.”
Kaisar tidak lama di aula. Dia pergi setelah memberi martabat kepada Lin Muwan. Ia berharap setelah ini, orang-orang yang mengkritiknya berkurang banyak.
Dengan begitu, perasaan di dalam hatinya bisa lebih ditenangkan. Biarlah anak-anak muda itu menyelesaikan urusan yang tersisa dengan cara mereka sendiri.
Zhou Ying membawa Sheng Jiayin bersantai di Taman Fuxi. Berada satu atap bersama Lin Muwan membuat dadanya sesak.
Bahkan dia merasa sangat tidak adil untuk Sheng Jiayin. Jelas-jelas Kaisar tahu Murong Changfeng mencintai Sheng Jiayin, tapi tidak pernah menunjukkan niat memberi mereka pernikahan.
“Beberapa orang dilahirkan tidak tahu malu. Bahkan dengan belas kasih sebesar itu pun masih tidak sadar diri. Kakak Jiayin, kelak kau harus menjauh dari orang seperti itu.”
“Hati-hati dengan ucapanmu. Nona Lin tidak seburuk yang kau kira. Aku pikir, dia baik hati.”
“Kakak Jiayin, kenapa kau malah berpihak kepadanya?”
“A Ying, aku bukan berpihak padanya. Aku hanya merasa kalau kita mungkin sudah salah paham padanya selama ini. Saat dia menyelamatkanku dan Pangeran Kesembilan, aku bisa melihat sisi lain dari dirinya.”
Sisi lain, yang bahkan Murong Changfeng pun belum tentu menyadarinya. Ketangguhan Lin Muwan membuat Sheng Jiayin sadar bahwa dia bukan wanita sempurna di sini. Ada jenis orang yang meski punya kisah yang buruk dan hidupnya pahit, namun hidup secara jujur dan tanpa takut apapun.
“Tetap saja tidak mengubah kenyataan kalau dia adalah putri pemberontak. Ayahnya-lah yang telah menyebabkan Selir Kekaisaran Chen meninggal dan membuat Pangeran Kesembilan menjadi seperti sekarang.”
“A Ying, sudahlah. Mari nikmati saja perjamuannya.”
Malam itu begitu ramai. Gadis bangsawan yang diundang datang bersama orang tua mereka berkeliaran di Taman Fuxi. Mereka telah sampai di usia yang matang.
Mungkin saja, salah satu di antara mereka nanti akan terpilih menjadi selir atau istri dari salah satu pangeran. Perjamuan hanya kedok. Tujuan lain yang lebih penting adalah melihat berapa banyak gadis bangsawan yang layak dipilih oleh keluarga kekaisaran.
Lin Muwan sibuk memakan sajian makanan di meja. Keriuhan di luar itu sama sekali tidak menarik. Wajah para gadis itu meski cantik, namun bermuka dua.
Kulit mereka tebal. Mulut mereka juga begitu pandai berkata-kata. Lebih baik dia menghindari mereka daripada menimbulkan masalah yang tidak perlu.
“Orang lain bersenang-senang di luar menikmati kesempatan langka ini. Kau malah asyik di sini. Nona Lin, kau memang pantas menjadi selir Adik Kesembilan. Bahkan kemegahan istana pun tidak membuatmu tertarik. Aku rasa ayahmu memberimu banyak hal sebelum dia mati, kan?”
Lin Muwan menatap sekilas orang yang baru saja berbicara padanya. Itu jelas menyindirnya. Tapi, orang sepertinya belum layak membuatnya mengalihkan perhatian.
“Tentu tidak sehebat Pangeran Keempat yang mengutus banyak prajurit mengepung hutan. Orang yang tidak tahu akan berpikir kau sedang memanfaatkan kesempatan untuk membunuh saudaramu sendiri.”
Ekspresi Murong Zhiyang jadi kaku. Senyumnya pudar dan matanya mulai menatap tidak senang pada Lin Muwan. Jika saja tidak ada Kaisar, wanita ini mana mungkin bisa ada di sini. Benar-benar tidak tahu diri.
“Lin Muwan, bersyukurlah karena kau tidak jatuh ke tanganku.”
“Tidak peduli jatuh pada tangan siapa, akhir yang kudapatkan hanya mati. Bukankah begitu, Pangeran Keempat?”
“Oh? Saudara Kesembilan ingin membunuhmu?”
“Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Pangeran Keempat, aku masih belum memperhitungkan masalah kau yang mendorongku ikut serta dalam perburuan. Hati-hati, jangan sampai kau jatuh ke tanganku.”
Hasutan Murong Zhiyang memaksanya ikut serta menjadi objek perburuan Murong Changfeng dan Zhou Ying. Murong Zhiyang juga yang membuatnya harus membawa beban sebesar Murong Changfeng menyusuri hutan demi menemukan jalan keluar. Orang inilah salah satu penyebab kesusahannya.
“Kalau begitu, aku menantikannya. Aku ingin tahu siapa yang akan membuat perhitungan lebih dulu.”
Murong Zhiyang dengan sombong mengejeknya dan menghinanya. Wajah baiknya hanya ditunjukkan saat Kaisar ada.
Selebihnya, dia adalah penjahat yang sangat menjengkelkan. Saat Murong Zhiyang hendak berbalik untuk pergi, Lin Muwan menendang meja dan berdiri.
Meja itu terdorong ke depan dan menabrak kaki Murong Zhiyang. Tubuh Murong Zhiyang sedikit goyah dan sensasi rasa sakit menjalar seketika.
Anggur di tangannya hampir tumpah. Matanya menatap tajam Lin Muwan seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.
“Pangeran Keempat, kau menghalangi jalanku. Jangan salahkan aku jika kau tertabrak. Salahkan saja meja ini, atau salahkan dirimu sendiri yang tidak hati-hati.”
Lalu, Lin Muwan meninggalkan aula. Pengganggu itu harusnya sedang marah. Sungguh merusak suasana hati saja!
yang sabar ya zhipeng, maklum nyonya bos agak Laen /Sneer/
tapi daku jadi kepo, gimana caranya mindahin 2 orang itu /Slight/
kamu sendiri aja mulut nya lebih jahat sama istri tp manis sama perempuan lain..
kalo aq istri nya, kdrt itu berlaku.. 😂😂😂
baru mampir ,, nyimak sambil baca .. semoga sampai tamat ya Thor
sehat sehat Thor
semangat nulisnya 🥰🥰
sampai gak bisa berkata kata