Satu Gadis Dua Duda

Sudah hampir satu minggu Azzura merawat Arya, hubungannya dengan Arka juga semakin dekat saja. Arka seperti mendapatkan ibu baru, karena Azzura begitu baik dan juga selalu ada saat dia kesepian tidak memiliki teman, Azzura begitu telaten merawat Arya dan juga putranya Arka. Sementara Rena sudah hampir seminggu ini, dia berada di luar kota.

"Tuan,, apa tuan tidak bosan tidur terus?"

"Dunia ini sangat indah, sayang jika anda lewatkan begitu saja. Apa anda tidak kasihan pada Arka? dia sangat butuh Anda,, setidaknya bangunlah demi Arka" ucap Azzura kepada Arya yang masih tetap terpejam dengan tubuh tak bergerak sama sekali. Sementara Arka sudah tidur di sebelah papanya setelah tadi bermain bersama Azzura.

Kemudian Azzura memeriksa kondisi Arya, tapi sedikit pun tidak ada perubahan pada pria itu, dari pertama dia memeriksa kondisi Arya, itu masih sama sampai sekarang.

"Kenapa tidak ada perubahan sama sekali?!" ucap Azzura.

Kemudian Azzura beranjak dari tempat duduknya, dia mengambil botol bekas nutrisi yang di berikan untuk Arya. Lalu Azzura membuang tutup perekatnya dan Setelah itu Azzura mencium baunya,

"Umm,, kenapa baunya seperti ini?!" Azzura mencium bau menyengat, selama ini dia tidak pernah mencium baunya, dia hanya langsung memasangkan pada nasogastric tube. Kemudian Azzura melihat obat obatan yang selama ini harus di berikan kepada Arya. Azzura membaca obat obatan itu, tapi tidak menemukan kejanggalan

"Sepertinya ada yang gak beres!" batin Azzura.

Diam diam gadis itu mengambil sedikit obat obatanan Arya, dan di simpannya di dalam tasnya. Setelah itu Azzura keluar dari kamar karena memang hari itu dia sudah izin libur kepada Rena. dan Rena juga mengizinkannya, melihat tidak ada hal yang perlu di khawatirkan dari Azzura karena gadis itu bekerja dengan baik dan menuruti semua perintahnya.

Saat Azzura keluar dari kamar, dia bertemu dengan Bude Ratih

"Sudah mau pergi La?" tanya bude

"Iya bude, nanti kalau Arka tanyain Ulla, malam ini Ulla gak bisa pulang. Karena Ulla mau nginep di rumah temen" jawab Azzura

"Ohh iya, nanti Bude sampaikan kalau Arka cariin kamu" jawab bude

Lalu Azzura pamit dan segera pergi ke Apoteknya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar 30 menit, Azzura sudah sampai di depan Apotek miliknya.

"Aunty Ulla"

Azzura kaget saat mendengar dirinya di panggil. Azzura langsung berbalik badan dan melihat siapa yang memanggilnya.

Deg!

Azzura terkejut saat melihat ada Axel bersama putrinya Vannia. Sedang Axel juga tampak terkejut karena bertemu dengan Azzura tanpa disengaja, memang sudah lama dia tidak bertemu gadis itu, bahkan sering kali keluarga mereka berkumpul membuat acara, tapi gadis itu tidak pernah muncul. Saat tatapan keduanya bertemu, yang ada hanya kebisuan.

"Hai Aunty,," sapa Vannia

Azzura terkaget, saat tangannya di sentuh oleh tangan mungil Vannia

"Hai,,," jawabnya sedikit canggung. Di beberapa kali kesempatan, Azzura sering bertemu Vannia saat gadis itu sedang bersama Cyla.

"Sedang apa disini?" tanya Azzura dengan ramah, seolah melupakan Axel yang hanya terpaku menatapnya, ntah apa yang sedang dia pikirkan.

"Beyi obat, Oma Cakit" jawab Nia

"Oma sakit apa?" tanya Azzura

"Nia ga cau,,,Pa,, Oma cakit apa?" tanya Vannia kepada papanya.

Axel terkaget saat Vannia menggoyangkan jari jarinya.

"Vitamin oma habis sayang,,," jawab Axel sedikit terlihat canggung.

"Ohhh" sahut Vannia

"Ya sudah kalau Nia dan papa mau beli obat, langsung ke dalam saja ya. Aunty juga mau bekerja" ucap Azzura, gadis itu tidak ingin berlama lama disana, selain ada hal yang ingin dia kerjakan, Azzura memilih untuk menghindari papanya Nia.

"Iya Aunty,," jawab Vannia dengan tersenyum

Azzura membalas senyum Vannia, lalu mengangguk sedikit saat melihat Axel

"Saya duluan" ucap Azzura kemudian masuk lebih dulu kedalam apotek meninggalkan Vannia dan Axel.

Melihat sikap cuek Azzura, ntah kenapa hati Axel jadi nyeri. Dulu gadis itu tidak begitu, bahkan terang terangan menyatakan cinta padanya.

"Ayo pa,," ucap Vannia

"Iya sayang,," jawab Axel

Kemudian keduanya berjalan tak jauh dari Azzura yang terus masuk kedalam.

"Pa,, andai mama cepelti Aunty Ulla ya pa,,," ucap Vannia dengan begitu polosnya

Deg!

Jantung Axel terasa seperti di hantam benda keras, rasanya sakit saat mendengar ucapan Vannia. Mengingat bagaimana kelakuan mantan istrinya.

Sementara itu, Azzura terduduk lemas ketika sudah berada didalam ruang kerjanya. Sungguh rasa itu masih begitu terasa saat melihat pria itu lagi. Padahal sudah sangat lama berlalu, tapi nyatanya masih terasa, Ntah itu rasa cinta atau rasa sakit.

Azzura tidak ingin diam saja melamun, Lalu gadis itu beranjak, dia mengambil obat obatan yang di bawa dari dalam tasnya, kemudian membawanya ke laboratorium miliknya untuk diuji kandungan obatnya.

.

.

.

.

.

Jangan lupa, tinggalin jejak kalian yahh 😁