Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Pernikahan Rahasia
Bab. 4
Ini masih seperti mimpi bagi Ara. Beberapa jam yang lalu, ia masih berstatuskan sebagai pelajar biasa. Remaja yang masih mempunyai kebebasan akan apa yang ia lakukan. Namun, mulai detik hari ini, pada detik ini, tiba-tiba saja dirinya sudah berubah statusnya. Yakni bukan lagi seorang lajang yang penuh akan kebebasan. Melainkan sebagai istri orang.
"Mama nggak sedang bercanda, kan?" tanya Ara melayangkan protes kepada mama Yuan. Tentu saja hal itu dia lakukan setelah semua tamu yang tadi menjadi saksi pernikahannya pulang.
Mama Yuan mengangguk tanpa ragu. Semakin membuat Ara tidak mengerti. Gadis itu menggelengkan kepala, serta melangkah mundur. Matanya berkaca-kaca. Tidak bisakah dirinya menentukan apa yang ia suka?
"Mama tau sendiri, Ara tidak pernah pacaran selama ini. Ara juga selalu menuruti apa kata Mama dan Papa. Tapi kenapa malah Ara dinikahkan dengan orang yang sama sekali tidak Ata tau, Ma? Kenapa?" lirih Ara. Dadanya terasa sesak. Bahkan ia sulit untuk mengatur napasnya agar normal.
Gadis itu meringkuk di tempatnya. Berjongkok sembari menyembunyikan wajahnya di antara kedua lutut.
"Ara udah tidak nakal lagi, Ma. Ara nurut sama kalian," rengeknya lagi.
Jelas ia sangat marah. Bahkan ingin sekali membentak kedua orang paruh baya yang sudah membesarkan dirinya selama ini. Namun, Ara teringat akan kebaikan kebaikan yang mereka berikan kepadanya. Kasih sayang yang sangat tulus, dan bahkan memperlakukan dirinya seperti anak kandung mereka sendiri. Itulah mengapa Ara tidak berani berkata kasar kepada mereka.
Mama Yuan tahu betul bagaimana perasaan Ara. Beliau juga pernah merasakan di posisi Ara saat ini. Walaupun posisi Ara lebih berat darinya.
"Mama tau, Sayang. Itulah mengapa Mama menikahkanmu dengan dia. Karena Mama tidak rela jika menyerahkanmu kepada pria lain. Mama tidak percaya kalau pria lain selain dia, bisa melindungi dan menyayangi kamu seperti dia, Sayang. Semua ini demi kebaikan kamu juga. Kamu juga tau, Mama sama Papa jelas tidak akan bisa mendampingi kamu selamanya. Oleh karena itu, kita mencarikan jodoh yang bisa memperlakukan mu seperti kami memperlakukan kamu selama ini, Ara," jelas mama Yuan dengan nada yang sangat lembut.
Karena jika dengan nada tinggi sedikit saja, pasti anak itu akan memberontak. Seperti apa yang pernah mama Yuan lakukan dulu di masa lalu.
"Tapi Ara masih sekolah, Ma. Ara masih pingin tinggal sama kalian. Ara ingin membalas kebaikan kalian dulu. Nggak mau hidup sama prang asing. Ara nggak suka. Ara nggak kenal. Mama tau Ara susah dekat sama orang asing," rengek Ara menatap mama Yuan dengan mata yang basah.
Ya. Gadis itu menangis tanpa bisa meluapkan emosinya lebih dari ini. Ia tertekan dengan perasaan untuk tidak bersikap melampui batas. Tetapi, apa yang mereka putuskan untuk dirinya saat ini, terasa sangat berat untuk Ara lakukan.
Namun, mau membatalkannya pun juga percuma. Sebab semua sudah terlanjur terjadi dan dirinya sudah sah menjadi istri orang. Entah siapa dan seperti apa. Ara tidak mau tahu.
"Mama tau, Sayang. Meskipun kamu sudah menjadi seorang istri, kamu masih bisa tinggal dengan Mama dan Papa," balas mama Yuan mencoba menenangkan putrinya.
Ara mendongak, menatap mama Yuan dengan rasa penasaran.
"Serius, Ma? Ara masih boleh tinggal sama kalian? Nggak perlu jadi istri orang itu, kan? Nggak perlu layanin dia, kan?" tanya Ara menatap penuh harap. Paling tidak ia masih bisa melakukan sesuatu sebelum semuanya berjalan lebih dalam.
"Boleh, Ara. Kamu masih tinggal di sini dan nggak perlu melayani dia," sahut papa Rio yang membawa secercah harapan bagi Ara.
"Berarti Ara masih bebas melakukan apa yang Ara suka, kan?" tanya Ara lagi sambil mengusap air mata yang menutupi pandangannya.
Dua orang paruh baya di depannya itu mengangguk mantap.
"Sesukanya kamu saja, Sayang. Tapi tetap ingat, jaga jarak dengan pria lain. Jangan berhubungan dekat dengan mereka, karena status kamu tetap seorang istri, selain seorang pelajar," jelas mama Yuan dengan senyuman begitu hangat.
"Memangnya siapa suaminya Ara, Ma?"
Pertanyaan Ara kali ini sangat sulit untuk mama Yuan dan papa Rio jawab. Mereka saling pandang, entah alasan apa lagi yang akan mereka sampaikan pada Ara agar gadis itu tidak bertanya mengenai siapa pria yang sudah menikahi Ara beberapa jam yang lalu.