NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.


Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.


“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.


Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buka Toko

“ANGGULLLLL NA MANAAAA INIIII !! KOK HABISSSSSSS !!!”

Suara cempreng itu menggema dari arah ruang tengah. Alana dan Zareena sontak menoleh bersamaan.

“Anna…” gumam Alana sambil menutup mulut menahan tawa.

“Dia pasti nemu keranjang anggur yang kosong, di taman !” kata Alana geli. “Ayo kita lihat!”

Mereka berdua melangkah menuju ruang tengah. Begitu sampai, pemandangan yang menyambut mereka sungguh tak bisa ditahan untuk tidak tertawa.

Elvano berdiri dengan tangan di pinggang, mulutnya manyun seperti bebek marah. Di sebelahnya, Orianna berdiri diam, kedua tangannya memegang erat boneka kelinci yang bulunya sudah sedikit kusut. Wajah Orianna cemberut, tapi jelas dia menahan tangis.

“Siapa… siapa yang ngambil anggul kitaaa?” protes Elvano dengan cadel khasnya. “Itu anggul buat kita metik-metik, kannnnn Oli motol ?!”

“Benel,” Orianna mengangguk tegas, matanya mulai berkaca-kaca.

Zareena menahan napas menahan tawa, sedangkan Alana langsung jongkok di hadapan kedua cicitnya. 

“El, Anna, kalian sudah banyak memetik anggur kan kemarin ? Masa masih kurang?”

“Tapi kan… itu buat besok juga, oma uyut ! Kita mau main jual-jualan anggul!” sahut Orianna, mulai terisak kecil. “Sekalang, buah nya nda ada. Telus kelanjangnya kita kosong semua…”

Zareena menggigit bibir menahan senyum. “Aduh, iya ya… padahal kalian sudah nyiapin buat main jual-jualan ya.”

“Ini… ini pelanggalan hak anak-anak!” Elvano menuding ke atas, menirukan gaya orang dewasa berpidato. “Kita… kita ditelantalin oleh olang dewasa!”

Zareena dan Alana tak bisa lagi menahan tawa. Elvano terlihat seperti operator cilik dengan lidahnya yang belum sempurna.

“Oke oke, kita bicarakan ini baik-baik,” kata Alana sambil membawa kedua cicitnya masuk ke dalam rumah begitu juga Zareena mengikuti mereka ke dalam.

Kini keempatnya berada di ruang keluarga. Alana meminta kedua cicitnya duduk di sofa, “Sekarang, kalian pengen anggur buat apa? Jual-jualan? Terus, siapa pembelinya?”

“El mau jual ke Bucan ! Satu anggul celatus lebu!” jawab Elvano mantap.

“Kalau Anna mau jual ke ayah sama bunda ! Satu anggul dua latus lebu, soalnya Anna udah cuci anggulnya!” Orianna menambahkan, masih dengan nada hampir menangis.

Alana  memeluk Orianna lalu mendekap Elvano bersamaan. “Ya ampun, dua-duanya pengusaha muda banget. Tapi… kalau anggurnya udah habis, gimana yaaa?”

Elvano berpikir keras. Mukanya seperti orang dewasa yang sedang menghitung pajak.

“Kita… kita bisa memetik buah yang lain, ya Oli motol ?”

“Kita bisa jual daun juga nda, oma ?” tanya Orianna polos.

Alana berpura-pura memikirkan sesuatu. “Hmm… daun bisa juga sih. Tapi kayaknya kurang laku ya, sayang.”

“Kalau bunga, oma uyut ?” tanya Elvano, matanya berbinar. “Di taman banyak bunga!”

“Bagus!” seru Alana. “Itu namanya kreativitas. Yuk, oma bantu kalian kumpulkan bunga buat dijual.”

“Tapi… tapi kita pelelu wadah! Pelelu mejaaa!” seru Elvano.

“Telus itu, apa papan penanda tokonya juga! Halus ada nama toko kita!” sambung Orianna bersemangat, air matanya langsung kering.

Alana berdiri dan menepuk tangan. “Baik, tim toko bunga, kumpul! Kita bikin toko sekarang!”. Kedua bocah itu bersorak riang. Sementara Alana terkekeh melihat keduanya. Dapat Zareena lihat bahwa oma suaminya begitu sangat berjiwa muda.

*

*

*

*

Tak butuh waktu lama, meja kecil didorong ke halaman belakang. Taplak putih diberi hiasan pita merah muda. Ody menyiapkan kertas karton besar dan spidol warna-warni. Elvano dan Orianna langsung berebut untuk menggambar.

“Kita tulis nama tokonya ‘Toko Anggul dan Bunga’, ya Oli ?” kata Elvano sambil menulis pelan dengan lidah menjulur.

“Ya! Tapi ‘Anggul’-nya harus walna ungu ya!” sambung Orianna sambil menggambar anggur bulat-bulat.

Ody dan lainnya menatap dua bocah menggemaskan dengan senyum lebar. Hati Zareena yang tadi diliputi kecemasan perlahan menghangat. Suara wanita dalam mimpinya masih membekas tapi untuk saat ini, dia ingin tenggelam dalam tawa anak-anak ini dulu.

“Oke! Sekarang… jualan dibuka!” seru Sandra, yang kini berperan sebagai pembeli pertama.

Elvano langsung berdiri di balik meja. “Celamat datang di toko kami, mau anggul atau bunga, Onti Sandela?”

“Saya mau bunga ya,” kata Sandra sambil pura-pura memilih. “Ini yang ungu cantik banget, berapa harganya?”

“Itu… sepuluh lebu. Tapi kalo beli dua, gelatis satu senyum!” kata Elvano mantap.

“Senyumnya Anna atau El, ya?” canda Alana.

“Iya, senyum Anna yang gelatis, Onti. Tapi kalau senyum El, halus bayal!”

Semuanya tertawa. Orianna tersipu-sipu malu. Zareena duduk agak jauh, mengamati dari kursi taman. Tapi tiba-tiba, suara kecil memanggil.

“Zaree…”

Maureen berdiri di hadapannya. Mata coklat wanita hamil itu menatap penuh rasa ingin tahu.

“Ada apa, Kak Iren?”

“ Zaree… tadi malam….” Maureen menghentikan ucapannya membuat Zareena penasaran.

Zareena langsung menatap iparnya penasaran. “tadi malam apa kak ?”

“Hm nggak jadi, Ree”. Zareena mengangguk pelan. Dia sebenarnya penasaran dengan kakak iparnya itu tapi juga tidak mau memaksa.

“Oh, ya. Kata mami, nanti Andra kemari mau jemput kamu sama El,”

“Kamu udah baikan ?” tanya Maureen pelan.

Zareena tersenyum. Dia sudah merasa cukup baik. Sudah lama dia tidak melakukan kewajibannya sebagai istri. Maka itu, dia meminta Marissa untuk menghubungi suaminya.

“Kalau ada apa-apa hubungi kami, jangan memend4m sendirian. Kita ini keluarga,” timpal Ody yang ternyata ikut bergabung dengan Maureen dan Zareena. Sementara yang lain bermain bersama Orianna dan Elvano.

“Terima kasih, kak. Kalian sangat baik padaku !” seru Zareena tersenyum dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

“Oh iya, kamu kapan akan melahirkan ?” tanya Maureen kepada adik iparnya.

“Dua bulan lagi kak, kalau Kak Iren ?” tanya  Zareena balik.

“Dalam waktu dekat ini,” ucapnya gugup.

“Wah, bentar lagi dong !” seru Zareena heboh.

*

*

*

*

 Langit sore mulai berubah jingga. Angin bertiup pelan. Andra meraih tangan Zareena dan mengecupnya pelan.

“Sayang… maafkan mas. Mas akan membuktikannya segera. Mas, sama sekali tidak menyentuh wanita itu.”

Zareena tersenyum kecil. “Buktikan, mas. Selagi mas bisa membuktikannya, aku akan memikirkan lagi hubungan kita”

Andra mengangguk. “Mas janji.”

Malam menjelang. Setelah toko kecil sudah ditutup sore tadi dan dua bocah itu sudah telungkup di ranjang  kamar Elvano. Zareena duduk sendirian di balkon menunggu suaminya yang tengah membersihkan diri. Di tangannya, ia memegang bunga biru yang tadi  ditemukan Elvano di bawah pohon disamping rumah.

Bunga itu anehnya tidak layu meski dicabut. Warnanya biru pekat, seperti tinta langit malam. Dia mengingat pesan wanita itu: “Lindungi Elvano.” Dan sekarang, mimpi itu menguatkan semuanya.

“Elvano bukan anak biasa…” bisik Zareena. “ Tidak mungkin, pasti ini semua hanyalah mimpi. Mana mungkin di dunia ini ada hal seperti ini. Tidak ! Aku tidak akan mempercayai mimpi itu. Tapi aku akan tetap menjaga El dan bayi kembar ini,”.

Ia memandang jauh ke langit malam. Lalu ia membuka ponselnya. Tangannya gemetar ketika mengetik satu nama di aplikasi novel yang baru dia download diponselnya.

“Zareena”

Itu nama yang terngiang di kepalanya saat mimpi itu berakhir. Dan beberapa kali sosok itu sempat menyebut "Re…"

Nama itu tak ada di novel manapun. Tapi hatinya yakin. Seolah nama itu adalah kunci dari semuanya.

Zareena memejamkan mata. Saat ia membuka matanya, niatnya telah bulat. Dia akan mencari kebenaran tentang Zareena. Tentang siapa wanita itu, dan mengapa dia memilih dirinya menjadi Zareena persis di novel yang ia baca.

Tanpa Zareena sadari, Andra memantaunya sedari tadi di tengah pintu yang terbuka lebar. Merasa sudah cukup  diam, Andra menghampiri istrinya itu.

“Sudah jangan banyak dipikirkan. Biar aku yang mengurusnya, kamu cukup beristirahat agar kamu dan bayi kita sehat selalu..” ucap Andra mengagetkan Zareena.

“MAS ?!”

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
next
Heni Mulyani
lanjut
Yuni Anto
next Thor gpl /Angry//Determined//Angry//Determined/
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
DISTYA ANGGRA MELANI
Lnjt up doble
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!