Pesona Si Wanita Malam

Ini merupakan hari kedua Sky di rawat. Ia pun tampak lebih sehat dari kemarin. Seorang pria muda masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Kedua tangannya di masukkan kedalam saku celana sambil tersenyum mengejek.

"Seorang dokter kalah di keroyok." Melvin menggeleng-geleng sambil terkekeh.

"Sebaiknya kau tidak perlu lagi datang menjenguk ku. Sudah lebih dari dua puluh empat jam aku terbaring di sini dan kau baru datang sekarang." Sky membuang muka ke arah jendela. Malas melihat wajah menyebalkan sepupunya itu.

Melvin berjalan mendekat dan duduk di kursi samping tempat tidur. Jika saja, ia tidak memaksa Sky untuk menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit milik keluarganya tentu saja Sky tidak akan jadi korban dari persaingan bisnis dari orang yang menginginkan posisi direktur itu.

"Aku membereskan mereka terlebih dahulu sebagai bentuk pertanggungjawaban ku." dengan kekuasaan yang di milikinya, dalam sekejap Melvin bisa menemukan pelaku yang menganiaya Sky, termasuk juga dalang yang menyuruh mereka melakukan itu.

Sky masih diam dan membiarkan Melvin berbicara semaunya. Sejak awal Sky menolak untuk menjabat sebagai Direktur, tapi Melvin terus memaksanya. Karena Melvin sendiri tidak mempercayai kinerja calon kandidat yang di usulkan oleh beberapa pemegang saham.

"Sebentar lagi mama dan papa mu akan tiba di sini." Sky langsung menoleh ke arah Melvin mendengar apa yang baru saja pria itu katakan.

"Kau memberi tahu mereka ?" Sky menatap kesal sepupunya dan Melvin juga mengangguk membenarkan dengan wajah tanpa dosa.

"Tentu saja. Aku tidak mau Tante Helena menyumpahi ku jadi perjaka tua jika menyembunyikan keadaan mu."

"Sialan, kau." Sky melemparkan bantal yang ada di sampingnya ke arah Melvin. Dan dengan sigap di tangkap oleh pria itu.

Melvin terkekeh melihat wajah kesal Sky. Ia selalu saja berhasil membuat adik sepupunya itu jengkel dan kesal. Kali ini Melvin benar-benar membuat Sky kesal setengah mati. Betapa tidak, jika sampai mamanya datang kesini dan melihat keadaannya sekarang, pasti sang mama akan membuatnya seperti anak kecil yang berumur lima tahun.

Helena sangat protektif kepada putra semata wayangnya. Karena setelah melahirkan Sky, dokter mengangkat rahim wanita itu sehingga Helena tidak bisa melahirkan lagi.

"Baiklah, Al. Aku tidak ingin melukai harga diri mu saat melihat Tante Helena memperlakukan mu seperti anak kecil. Sebaiknya aku pergi sekarang. Semoga lekas sembuh." Melvin menepuk pelan lengan Sky sebelum ia keluar dari ruangan itu.

Meskipun Melvin selalu membuat Sky kesal, tapi percayalah mereka berdua saling menyayangi dan sangat dekat sejak masih kecil. Meskipun tinggal di luar negeri, Marcelino dan Helena selalu pulang ke tanah air untuk bertemu dengan kakaknya, keluarga yang mereka punya. Karena baik Marcelino maupun Helena tidak memiliki keluarga lain selain Abizar dan Melia. Saudara tirinya.

Sebelum jam makan siang, Marcelino dan Helena sudah tiba di rumah sakit. Wanita itu menangis histeris saat melihat putranya terbaring sakit. Padahal saat ini kondisi Sky jauh dari kematian, meskipun kemarin sempat kritis sebelum di operasi. Sementara Marcelino memutar bola matanya ketika melihat drama sang istri.

"Al, apa yang terjadi ? mengapa bisa jadi begini ? hiks hiks hiks." tanya Helena disertai isak tangis sambil memeluk tubuh sang anak.

"Aku tidak apa-apa, ma. Ini hanya luka kecil. Beberapa hari lagi juga akan sembuh." Sky mencoba menenangkan ibunya, seolah-olah ia tidak merasa sakit sama sekali. Tentu saja karena Sky tidak ingin sang ibu khawatir dan semakin mendramatisir keadaan.

Sky sedikit meringis saat sang ibu memeluk tubuhnya terlalu kuat.

"Ma, kau membuat ku tidak bisa bernapas." kata Sky sambil menahan sakit.

"Oh, ya ampun. Maafkan mama sayang." Helena bangkit dan melepaskan pelukannya.

"Kapan mama dan papa tiba ? mengapa tidak memberitahukan pada ku terlebih dahulu ?" Sky mengalihkan pembicaraan. Tak ingin kedua orang tuanya membahas kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.

Belum sempat Marcelino menjawab, Helena lebih dulu bersuara.

"Bagai mana mau memberi tahukan pada mu. Kau saja sedang sakit. Jika saja Melvin tidak menelepon papa, mungkin kau tidak akan memberitahu kami tentang keadaan mu.". terang Helena panjang lebar. Kemudian wanita itu melanjutkan dengan omelan dan nasehat serta cerita yang sedih tentang dirinya jika terjadi apa-apa kepada Sky.

Malas mendengarkan cerita sang ibu yang berulang-ulang, Sky lalu mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan kepada Tom, agar mencegah Alula datang menemuinya untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan Sky karena ia belum siap untuk mengenalkan Alula kepada kedua orang tuanya. Tak ingin kedua orang tuanya berharap lebih, sedangkan Sky sendiri belum yakin tentang hubungannya dengan wanita yang berprofesi sebagai model itu.