Menikah karena perjodohan membuat Arash begitu emosi, tanpa tahu siapa wanita yang sudah di pilihkan oleh orang tuanya, Tanpa melihat wajahnya ... Arash menikahinya namun ... Di malam pertamanya ia juga menikahi wanita lain demi mengusir istri pertama, Saat tahu siapa wanita di balik Niqab , penyesalan Arash rasakan, namun ... sudah tak bisa di perbaiki karena luka yang sudah ia torehkan, Ya... Wanita berniqab itu adalah wanita yang ia cari dan wanita yang ia cintai selama ini. Bagaimana kisahnya...
"Pergilah kau bersama nya, anggaplah diri ku yang tak pernah ada, jangan pernah kau. lukai hatinya, cukup aku saja"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sebelum baca bab ini, baca bab 3 ya, Karena dari bab 3 dah di review dan bab 1 dan 2 yang sama dah di revisi juga.
Waktu seolah berjalan dengan cepat. Setelah cacian dan ucapan yang tidak mengenakkan dari mertuaku lontarkan, aku pun kembali dan di ruangan itu kini hanya terlihat suamiku dan adik maduku. Aku hendak ke kamar karena sudah masuk waktunya dhuhur, namun ... langkahku terhenti saat adik maduku memanggil namaku.
''Fafa, bukankah kau harus berterima kasih padaku atas apa yang sudah aku lakukan, dan jika kau punya muka, kau seharusnya faham, bahwa Mama mertua tidak menyukaimu, dan dia lebih menyukaiku,'' ucap Liana, aku berusaha tersenyum meskipun mereka tidak melihat senyumku, tapi aku berusaha menghibur diri sendiri.
''Kau benar, aku tau apa yang harus aku lakukan, Mas Arash juga sudah memberiku waktu 1 bulan, aku akan pergi di saat waktu itu tiba, dan terima kasih banyak atas apa yang sudah kau lakukan tadi, dengan begitu ... aku dan mas Arash bisa memerankan akting kami dengan benar, jika sudah tidak ada yang ingin kita bicarakan, boleh kah aku menunaikan kewajibanku, dan untuk mas Arash, jika berkenan, jadilah imam dalam sholat kita,'' ku beranikan diri untuk meminta ia menjadi imam dan juga termasuk ajakan dariku, aku melihat Liana menatap kearah mas Arash, begitu juga dengan mas Arash, mereka saling bertatapan, sungguh pasangan yang sangat serasi dan romantis.
''Jika kau ingin sholat, ya sholat saja, gak usah banyak ini dan itu, dan ingat! mas Arash hanya milikku dan akan menjadi imamku,'' ucapnya seraya menatap tajam kearahku, aku tersenyum, awalnya aku sakit hati karena sejatinya mas Arash juga milikku, suamiku, tapi aku sadar aku hanyalah istri yang tidak di inginkan.
''Baiklah, kalau begitu saya permisi, saya hanya mengingatkan saja,'' ucapku seraya berlalu dan menuju kekamar ku.
Aku menghela nafas dalam-dalam, tentunya aku harus bertahan dengan hal seperti ini dalam sebulan, meski terasa lama tapi aku harus menggunakan waktu dengan sebaik mngkin, aku dengar kalau besok suamiku sudah mulai bekerja lagi begitu juga dengan adik maduku yang aku dengar akan menjadi sekertaris suamiku, padahal aku dengar kalau dia adalah seoarng model, bukankah itu sudah sangat jelas kalau suamiku tidak ingin berjauhan dengan istri mudanya. Aku tidak tahu harus bercerita kesiapa tentang rumah tangga yang aku jalani saat ini, tapi satu yang aku pegang ... tidak ada yang boleh tahu tentang bahtera rumah tanggaku hingga perceraian itu tiba.
Siapa yang tidak tahu dengan keluarga Nugraha jordy, keluarga yang memang terkenal kaya dari kakek buyut mas Arash, Memiliki wanita lebih dari satu bukanlah hal yang mustahil bagi kaum adam apalagi di karunia dengan uang yang berlimpah, tapi aku bukan istri seorang nabi yang memiliki kebesaran hati saat di poligami, dan juga suamiku bukanlah seorang nabi yang bisa bersikap adil pada istri-istrinya. Dengan kenyataan suamiku yang tak menginginkan aku, apakah pernikahan ini akan berthaan, tidak akan dan cepat atau lambat aku harus angkat kaki dari istana ini.
Lelah aku menangis dengan semua yang aku alami, aku juga sudah lelah dengan sikap mas Arash,. Waktu berjalan dengan begitu cepat, setiap hari aku mengirimkan bekal makan siang untuk suamiku dan juga adik maduku, aku tidak tahu apakah mereka suka apa tidak, yang aku tahu rantang mereka selalu kosong, Kadang aku tersentersenyum dengan apa yang terjadi dalam rumah ini. Mas Arash tidak menginginkan aku, tapi semua masakanku selalu habis ia makan, Padahal ia tidak memberiku uang belanja serupiah pun.
sampe ara menikah dengan hans