NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:840.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 4.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di depan pintu, Yuna menghela nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Kemudian menekan kenop pintu dan mendorongnya dengan pelan.

Setelah masuk dan menutup pintu, Yuna menekuk wajahnya dan berjalan menuju sofa. Dia belum berani menatap wajah Elkan setelah apa yang terjadi sebelum ini.

Yuna merebahkan diri di sofa dengan posisi memunggungi Elkan. Dia sama sekali tak peduli dengan tatapan Elkan yang tengah memperhatikannya dengan tajam.

"Cuih, dasar wanita tidak tau malu! Sudah punya suami masih saja kegenitan dengan pria lain!" sindir Elkan sembari menyibukkan diri dengan ponselnya yang tengah menyala.

Yuna menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sesak, ucapan Elkan itu membuat jantungnya berdenyut nyeri. Akan lebih baik jika Elkan melukainya saja dengan sebilah pisau, mungkin rasa perihnya tidak akan sesakit ini.

Tidak mau memicu keributan, Yuna terpaksa menebalkan telinganya. Jika dilawan pun, belum tentu dia akan menang. Elkan memiliki banyak cara untuk menorehkan luka di hatinya.

"Sabar Yuna, kuatkan hatimu!" batin Yuna menguatkan dirinya sendiri, kemudian memilih tidur dari pada harus mendengar mulut busuk Elkan yang sangat pedas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya, Yuna sudah selesai menyiapkan semua keperluan Elkan. Mulai sarapan hingga pakaian yang akan dikenakan Elkan pagi ini. Dia pun memulai rutinitasnya sehari-hari.

Saat Elkan bangun, dia mendapati Yuna yang tengah sibuk dengan peralatan flog nya. Pagi ini Yuna tengah asik mempromosikan barang endorse nya, membuat berbagai konten untuk menarik minat masyarakat luas.

Karena merasa terganggu, Elkan pun bangkit dari tidurnya. Dia masuk ke kamar mandi dengan wajah masam memendam kekesalan, lalu membanting pintu dengan kasar.

Usai mandi, Elkan keluar dan mendapati Yuna yang tengah sibuk membereskan semua peralatan tempurnya. Elkan tersenyum miring, rahangnya mengerat kuat penuh kebencian.

"Lain kali, jangan membuat keributan di kamarku! Jika ingin tebar pesona, lebih baik lakukan di luar saja!" ketus Elkan, dia jijik melihat Yuna yang seakan menjual wajahnya untuk meraih popularitas.

Yuna menggertakkan giginya kuat, dia sangat kesal mendengar ucapan Elkan yang menyinggung perasaannya.

"Hei, bukankah aku bebas melakukan apa saja di rumah ini? Kau tidak perlu mengatur hidupku!" geram Yuna dengan tatapan mematikan, mulut Elkan begitu pedas hingga membuat darahnya mendidih.

"Bebas sih bebas, tapi tidak perlu sok kecantikan juga di hadapanku! Kenapa tidak menjual diri saja sekalian?" hina Elkan tanpa rasa bersalah sedikitpun, lalu dengan santainya mengenakan pakaian yang sudah disiapkan Yuna untuknya.

"Bajingan! Apa mulutmu tidak pernah di sekolahkan? Pantas saja tidak ada satupun wanita yang mau dengan orang sepertimu!" Yuna bangkit dari duduknya dengan amarah berapi-api, kemudian melempar batok charger ke punggung Elkan. Setelah itu, dia berlalu meninggalkan kamar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di bawah sana, Yuna duduk menemani Beno yang tengah asik menyantap makanannya. Entah kenapa, dia lebih nyaman berada di dekat pria itu dari pada suaminya yang tidak punya hati.

"Kamu tidak sarapan?" tanya Beno sembari menghentikan suapannya, dia menatap Yuna dengan kening sedikit mengkerut.

"Nanti saja, aku belum lapar! Kamu makan saja duluan!" jawab Yuna dengan wajah sendunya, tatapannya mengisyaratkan perasaan hatinya saat ini.

"Apa yang terjadi? Kalian bertengkar lagi?" tanya Beno, dia bisa membaca mimik muka Yuna yang jelas menahan kesedihannya.

"Tidak apa-apa, bukankah aku harus membiasakan diri?" sahut Yuna sembari tersenyum pelit. Dia tak habis pikir, kenapa sikap dan kepribadian kedua pria itu bisa berbanding terbalik, padahal keduanya besar di keluarga yang sama.

Keasyikan mengobrol, Yuna tidak menyadari jika Elkan sudah berdiri di belakangnya. Dia terus saja merutuki sikap Elkan yang kasar, tidak punya belas kasihan sedikitpun.

"Kenapa ya, kok ada orang seperti itu di dunia ini? Tanpa sebab, dia selalu saja menghinaku dengan perkataannya yang menyakitkan. Apa hatinya terbuat dari batu?" tanya Yuna sembari menopang dagunya.

"Aku tidak tau, tanya sendiri sama orangnya!" jawab Beno, lalu memberi isyarat kepada Yuna agar berhenti membicarakan Elkan. Beno mengedipkan matanya berulang kali, bibirnya maju mundur menunjuk Elkan yang tengah berdiri di belakang Yuna.

"Beno, apa yang terjadi denganmu? Kenapa matamu jadi seperti itu?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya, dia bingung melihat gelagat Beno yang berubah secepat kilat.

Seulas senyuman pahit terukir jelas di wajah Elkan. "Aku di sini, apa yang ingin kau ketahui? Kenapa tidak bertanya langsung padaku?"

"Deg Deg"

Yuna terlonjak kaget mendengar suara Elkan yang sangat dekat dengan telinganya. Dengan tangan yang bergetar, dia menoleh ke arah Elkan sembari tersenyum kecil.

"Sialan! Kenapa dia tiba-tiba muncul seperti hantu begini?" batin Yuna mengumpat.

"Beno, aku ke atas dulu ya!"

Yuna bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan meja makan. Bukannya takut, tapi Yuna tidak mau berdebat di depan Beno. Dia tidak ingin Elkan menghinanya di depan orang lain. Tentunya hal itu akan mempermalukan dirinya sendiri.

"Wanita aneh!" gumam Elkan, lalu menarik kursi dan duduk di hadapan Beno.

"Bukan dia yang aneh, tapi kau." ucap Beno sembari tersenyum miring.

"Bela saja dia terus! Lama-lama kau akan terperdaya olehnya." ketus Elkan, lalu mengisi piringnya dengan makanan.

"Kenapa kalau aku terperdaya? Dia layak mendapatkan pria yang lebih baik, tidak sepertimu!" ketus Beno, lalu melanjutkan makannya.

"Sudahlah, tidak perlu membahas dia di depanku! Jika kau menyukainya, maka ambil saja! Tapi tunggu perjanjian kami selesai dulu!"

Mendengar itu, darah Beno mendidih seketika. Jika tidak memikirkan jasa sang kakek, mungkin sudah lama Beno meninggalkan Elkan sendirian. Sikap dan kepribadiannya terlalu keras, tak bisa menilai mana yang baik dan mana yang tidak.

Beno menyudahi makannya, dia bangkit dari duduknya dan meninggalkan Elkan begitu saja. Rasa sabarnya mulai hilang melihat tingkah Elkan yang terlalu semena-mena terhadap orang lain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di atas sana, Yuna termenung sendirian. Baru beberapa hari, dia rasanya sudah tak kuat menghadapi sikap Elkan. Bagaimana mungkin dia sanggup bertahan selama 3 bulan ke depan.

"Apa yang salah denganku? Tak mengapa jika pernikahan ini hanyalah sandiwara belaka. Tapi kenapa harus saling menyakiti seperti ini? Tidak bisakah dia bersikap sedikit lembut padaku?"

Yuna larut di dalam pemikirannya sendiri. Bukan wajah Elkan yang dia benci, tapi sikap dan kelakuan Elkan yang selalu menganggap remeh dirinya.

"Bersabarlah wahai hati! Terima saja nasibmu, jangan mengeluh!" Yuna berusaha keras menguatkan dirinya sendiri.

Setelah Elkan dan Beno pergi, Yuna turun dan berjalan menuju meja makan. Sebenarnya sudah sedari tadi perutnya kelaparan, tapi karena Elkan masih di rumah, dia terpaksa menahan rasa perih di perutnya.

"Sampai kapan aku harus tersiksa seperti ini? Untuk makan saja susahnya minta ampun." keluh Yuna sembari mengisi piringnya.

Saking laparnya, Yuna tak mendengar langkah kaki yang tengah mendekat ke arahnya. Dia terus saja menyuap makanannya. Oper kiri, oper kanan, hap.

"Dasar wanita rakus! Makan saja tidak punya etika," umpat Elkan, kemudian meraih ponsel yang tertinggal di atas meja.

"Cukup Tuan Elkan yang terhormat, kenapa selalu menghinaku? Apa kesalahan yang sudah aku perbuat padamu?" bentak Yuna yang mulai kehilangan kesabarannya, lalu melemparkan sendok nya ke piring.

Yuna mendorong kursi dengan kasar, lalu berlari meninggalkan meja makan.

"Wanita gila! Apa yang salah dengan ucapan ku?" gumam Elkan sembari mengangkat bahunya, lalu melenggang menuju halaman tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Bersambung...

1
Lena Sari
akhirnya menyadari jga.
Mamah Enung
paling mmh nya elkan kerjasama sama orang dalam nebak nebak aja sih
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!